Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bawa ini, berikan padanya. Bilang saja itu dari ibu. Bagikan juga kebeberapa temanmu agar dia tidak sungkan menerimanya"
"mengapa tiba-tiba ibu memberikan ini? Ibu kan tah aku tidak pandai berbicara dengan teman-teman"
"maka dari itu, cobalah kamu menunjukan dirimu. Cepat, ayah sudah menunggumu di mobil"
"baik ibu. Terimakasih. Aku sayang ibu!"
"ibu sangat sangat sangat menyayangimu. Jaga dirimu baik-baik ya."
ibu menyium kening ku. Dan aku pergi menuju teras depan lalu berangkat bersama ayah.
. . .
aku cukup kesulitan untuk berjalan karena membawa banyak kotak camilan dari ibu untuk dibagikan. Tadi ayah ingin membantu ku tapi aku menolaknya. Aku tidak ingin ayah terlambat kekantor dan dicap tidak baik oleh bawahannya.
"hei, perluku bantu?"
suara itu....
. . .
Sekarang pukul sembilan malam. Aku baru saja tiba di kamar ku setelah aku menonton film bersama ayah dan ibu selepas makan malam.
Aku duduk di tepi jendela, membayangkan kembali kejadian saat di kampus. Baiklah tanganku gatal sekali, tidak sabar untuk menulis surat.