Dua tahun berlalu.
"Ma pa aku pergi dulu ya"
"kamu benar ingin keluar sekarang?"
"iya ma, aku merindukannya."
"pakai ini, jangan sampai kedinginan oke"
.
.
.Adi pov
"Miso, aku datang! Lihat ini, mawar putih ada di genggaman ku. Terima ini, aku khusus memberi mu seratus mawar putih dan satu Tulip merah tepat berada di tengahnya.
Maaf ya sebulan belakangan aku tidak bisa mengunjungi mu. Kamu tau kan kalau sakit ku ini semakin parah? Aku tidak menyerah dengan sakit ku, karena aku tau bukan menyerah yang kamu harapkan. Aku tetap berjuang kok maka dari itu aku tidak bisa mengunjungi mu.
Miso, lihat lah hidungku berdarah lagi hehe. Beri aku saputangan mu. Milikku sudah kotor. Baiklah, aku akan menggunakan baju ku saja hehe tidak apa jika kamu menyebutku jorok."
Ah kepala ku terasa sangat sakit. Aku sudah berjanji pada miso untuk hidup bahagia dan sehat, tapi kenapa kanker ini begitu mencintai diriku bahkan sudah mendiam selama empat tahun?
Dulu aku terus menolak Miso karena aku takut tidak bisa menjaganya karena menjaga diriku saja belum tentu aku bisa. Miso, hidung ku terus berdarah. Bagaimana ini
"Miso, maaf kan aku yang tidak bisa menjaga diriku ini ya. Kanker ini sangat menyebalkan. Kamu bisa marahi kanker ini karena membuatku tidak bisa menepati janji ku pada mu hehe. Miso, boleh aku memeluk mu? aku sungguh merindukanmu"
Adi pov end
Adi memejamkan matanya ketika ia sedang memeluk pusara miso dengan rangkaian bunga di genggamannya. Adi memang sudah empat tahun ini berjuang melawan kanker yang terus melemahkan dirinya.
Begitulah cinta abadi berakhir. Tiada yang tau bagaimana akhir dari kisah cinta. Setiap akhir juga memiliki alur yang berbeda- Runi
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑷𝑬𝑵𝑮𝑬𝑪𝑼𝑻 (End) ✓ [REVISI]
Короткий рассказ𝑺𝒆𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂,,, 𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒅𝒊𝒑𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒓𝒊 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝑺𝒆𝒄𝒆𝒓𝒄𝒂𝒉 𝒉𝒂𝒓𝒂𝒑𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏𝒂𝒏 𝑺𝒆𝒕𝒊𝒕𝒊𝒌 𝒄𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒌𝒆𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒂𝒏 𝑺𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒕𝒆𝒓�...