𝚂𝚞𝚛𝚊𝚝 𝙺𝚎 𝚝𝚞𝚓𝚞𝚑 𝚋𝚎𝚕𝚊𝚜

13 3 0
                                    

yeeeay akhirnya aku bisa kembali ke rumah. Aku sangat senang. seketika aku teringat pertanyaan ibu dan ayah..

flashback on

"jadi, miso ingin yang mana"

"emmm aku terserah ayah dan ibu saja."

"Apakah kamu setuju untuk datang kembali dua minggu kedepan?"

"iya ayah, kalau itu yang kalian harapkan."

"tidak sayang, kami hanya berharap pada harapan mu. Kami percaya pada pilihanmu"

"Kalau begitu, aku memilihnya ayah ibu. Setidaknya ada sedikit harapan untuk kedepannya. Aku ingin, jika nanti sukses, aku ingin bisa hidup bersama adi. Aku sangat mencintainya ayah ibu"

.
.
.

"Miso!!!!!"

"Runi!!!"

"hey kamu betah banget ya di rumah nenek. Ada siapa sih disana sampai sering kali kamu tidak masuk kuliah"

"haha tidak, hanya saja disana aku beristirahat. Aku memberi tubuh ku stamina."

"Miso, ikut gue"

Seperti saat dulu, adi menarik lengan ku dan berjalan dengan cepat.

"miso, kita break sampai sini. Oke"

"hah? kenapa?"

"dari awal emang kita gak cocok dan aku mau jadi pacar kamu supaya aku bebas dari gangguan kamu karena syarat yang aku berikan"

"ta,, tapi... aku udah terlanjur berharap sama hubungan ini."

"itu urusan kamu. Bukan aku"

"baiklah kalau itu mau kamu. Tapi aku ada satu syarat sebelum kita benar-benar mengakhiri hubungan ini"

.
.
.

"𝑚𝑎𝑎𝑓 𝑎𝑘𝑢 𝑒𝑔𝑜𝑖𝑠. 𝐴𝑘𝑢 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟-𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑒𝑔𝑜𝑖𝑠. 𝐴𝑘𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑛𝑗𝑢𝑟 𝑏𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 ℎ𝑢𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑗 𝑑𝑖. 𝐷𝑢𝑙𝑢 𝑎𝑘𝑢 𝑔𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑝𝑎𝑐𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑚𝑢. 𝑇𝑎𝑝𝑖 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔, 𝑎𝑘𝑢...

𝑎𝑑𝑖, 𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛 𝑚𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔 𝑖𝑛𝑖 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑘𝑑𝑖𝑟 𝑎𝑘𝑢. 𝐴𝑘𝑢 𝑚𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔 𝑔𝑎𝑘 𝑝𝑎𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑘𝑎𝑚𝑢. 𝐾𝑎𝑚𝑢 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑒𝑏𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑢 𝑙𝑒𝑚𝑎ℎ.

𝐵𝑒𝑠𝑜𝑘 𝑙𝑢𝑠𝑎, 𝑎𝑘𝑢 ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑠𝑤𝑒𝑒𝑡 𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑎𝑔𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑚𝑢. 𝑆𝑤𝑒𝑒𝑡 𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑡𝑢𝑝 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑒𝑔𝑎𝑙𝑎𝑛𝑦𝑎. 𝑇𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑘𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑒𝑡𝑢𝑗𝑢𝑖 𝑠𝑦𝑎𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑔𝑜𝑖𝑠 𝑎𝑘𝑢 𝑖𝑡𝑢"

"ahhh ibu,,"

𝑷𝑬𝑵𝑮𝑬𝑪𝑼𝑻 (End) ✓ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang