𝚂𝚞𝚛𝚊𝚝 𝙺𝚎𝚎𝚖𝚙𝚊𝚝 𝚋𝚎𝚕𝚊𝚜

15 3 0
                                    

pagi ini aku mengirim pesan 'selamat pagi' untuk adi. Pesan ku yang semalam belum dia baca. Apakah dia belum terbangun?

"sayang, nanti sore om datang kerumah. Kamu jangan pergi-pergi ya."

"baik bu"

.
.
.

"miso! cepat ayo! kita sudah tertinggal!"

aku dan runi berlari menuju lapangan. Aku tidak kuat tapi ini demi adi, tidak, ini demi diriku, aku bahagia saat melihat adi, dan aku ingin membuat diriku bahagia.

pertandingan berakhir. aku segera berdiri dari tribun hendak menghampiri adi. Tiba-tiba terdengar notifikasi pesan masuk.

"𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚜𝚢𝚊𝚛𝚊𝚝 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚙𝚎𝚛𝚗𝚊𝚑 𝚊𝚔𝚞 𝚞𝚌𝚊𝚙𝚔𝚊𝚗"

ahh iya aku hampir saja lupa. Tapi, yasudahlah aku memperhatikan dirinya dari tribun saja.

"kok duduk lagi mis. Kenapa?"

"gapapa run, mulai sekarang selepas dia bertanding, aku mau memperhatikannya saja dari tribun. Seperti ini ternyata lebih baik."

semua orang di lapangan sudah pergi sejak tadi. aku mengambil binder dan menuliskan surat ku untuk adi.

"𝐴𝑑𝑖, 𝑚𝑒𝑙𝑖ℎ𝑎𝑡 𝑚𝑢 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑒𝑛𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎. 𝑃𝑎𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑗𝑎 𝑘𝑎𝑚𝑢 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑘𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔𝑖 𝑚𝑢. 𝐴𝑘𝑢 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑢 𝑚𝑖𝑛𝑢𝑚 𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑘𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑖𝑛𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎. 𝑀𝑎𝑎𝑓 𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑢 𝑚𝑒𝑚𝑖𝑛𝑢𝑚 𝑚𝑖𝑛𝑢𝑚𝑎𝑛 𝑚𝑢. 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑖𝑛𝑖 𝑎𝑘𝑢 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑛𝑦𝑢𝑚 𝑑𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑤𝑎 𝑚𝑢. 𝐼𝑡𝑢 𝑠𝑎𝑛𝑔𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ. 𝐶𝑜𝑏𝑎 𝑘𝑎𝑙𝑎𝑢 𝑎𝑘𝑢 𝑡𝑢𝑟𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑢 𝑚𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑘 𝑠𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛𝑎 ℎ𝑎𝑡𝑖 𝑚𝑢.

.
.
.

Sejak aku memiliki nomor adi, aku sangat senang mengirimnya pesan.

"𝚊𝚍𝚒, 𝚝𝚊𝚍𝚒 𝚙𝚎𝚛𝚖𝚊𝚒𝚗𝚊𝚗 𝚖𝚞 𝚑𝚎𝚋𝚊𝚝."

"𝙺𝚊𝚖𝚞 𝚝𝚊𝚞, 𝚜𝚊𝚊𝚝 𝚜𝚖𝚙 𝚊𝚔𝚞 𝚙𝚎𝚛𝚗𝚊𝚑 𝚒𝚔𝚞𝚝 𝚋𝚎𝚛𝚐𝚊𝚋𝚞𝚗𝚐 𝚔𝚞𝚛𝚒𝚔𝚞𝚕𝚎𝚛 𝚋𝚊𝚜𝚔𝚎𝚝. 𝚃𝚊𝚙𝚒 𝚒𝚝𝚞 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚝𝚊𝚑𝚊𝚗 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚜𝚎𝚖𝚒𝚗𝚐𝚐𝚞"

"𝚑𝚊𝚑𝚊𝚑𝚊 𝚊𝚔𝚞 𝚙𝚊𝚢𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚔𝚊𝚕𝚒 𝚢𝚊. 𝙼𝚊𝚔𝚊 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚒𝚝𝚞, 𝚊𝚔𝚞 𝚜𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚊𝚐𝚞𝚖𝚒 𝚙𝚎𝚛𝚖𝚊𝚒𝚗𝚊𝚗 𝚖𝚞"

// 19.15 𝑤𝑖𝑏

"𝙰𝚍𝚒, 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚖𝚊𝚔𝚊𝚗?"

// 19.45 𝑤𝑖𝑏

"𝙰𝚍𝚒, 𝚋𝚎𝚜𝚘𝚔 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚝𝚎𝚛𝚕𝚊𝚖𝚋𝚊𝚝 𝚢𝚊. 𝙰𝚍𝚊 𝚖𝚊𝚝𝚊 𝚔𝚞𝚕𝚒𝚊𝚑 𝚙𝚊𝚔 𝚐𝚎𝚛𝚢. 𝙳𝚒𝚊 𝚜𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚝𝚒𝚔𝚊𝚗."

"𝚜𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊𝚝 𝚖𝚊𝚕𝚊𝚖, 𝚖𝚒𝚖𝚙𝚒 𝚒𝚗𝚍𝚊𝚑!!"

"𝚖𝚒𝚖𝚙𝚒𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚔𝚞 𝚢𝚊! 𝚑𝚒𝚑𝚒𝚑𝚒"

setelah aku memgirim adi pesan, aku lekas tidur...

𝑷𝑬𝑵𝑮𝑬𝑪𝑼𝑻 (End) ✓ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang