𝚂𝚞𝚛𝚊𝚝 𝙺𝚎𝚜𝚎𝚖𝚋𝚒𝚕𝚊𝚗

18 3 0
                                    

"ibu!!! terimakasih sudah memberiku nasehat. Aku akan berubah menjadi aku yang lebih berani. Ibu benar bahwa hidup tidak boleh disia-siakan hanya dengan menutup diri dibalik poni"

"wah anak ibu semakin dewasa!! ibu harap kamu bahagia."

"miso juga anak ayah bu"

"hehehe aku anak ibu dan ayah"

.
.
.

"pagi semua!!"

"miso, kamu beneran miso? ahh senangnya akhirnya kamu bisa ceria dan aktif seperti lainnya" Runi memelukku.

Pelukan pertamanya dan aku sangat menyukai pelukan itu. Pertama kalinya ada teman yang memelukku. Aku, bahagia.

Aku melihat adi datang dan duduk di kursi belakang. Aku segera menghampirinya dan memberinya sekotak susu vanila dan sebuah permen lolipop.

"untuk apa? apa maksudmu?"

"tidak ada maksud, hanya saja aku ingin memberikannya untuk mu"

"tidak jelas. Singkirkan!"

aku tidak ingin mendengar responnya jadi aku tinggalkan saja dia dan pergi ke toilet.

.
.
.

"ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑖𝑛𝑖 𝑎𝑘𝑢 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟𝑖𝑚𝑢 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘 𝑠𝑢𝑠𝑢 𝑣𝑎𝑛𝑖𝑙𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑒𝑛 𝑙𝑜𝑙𝑖𝑝𝑜𝑝. 𝑆𝑢𝑠𝑢 𝑖𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑠𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑘𝑢. 𝑎𝑘𝑢 ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝 𝑘𝑎𝑚𝑢 𝑗𝑢𝑔𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑢𝑘𝑎𝑖𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑔𝑎𝑟 𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑖𝑡𝑎. 𝑎𝑘𝑢 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑑𝑢𝑙𝑖 𝑘𝑎𝑚𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑎𝑘𝑖 𝑘𝑢 𝑑𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑠 𝑚𝑒𝑛𝑜𝑙𝑎𝑘 𝑘𝑢 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑘 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑖𝑡𝑢. 𝐴𝑘𝑢 ℎ𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑘𝑎𝑚𝑢 𝑡𝑎𝑢 𝑘𝑎𝑙𝑎𝑢 𝑎𝑘𝑢 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑡𝑢𝑙𝑢𝑠 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑖𝑛𝑡𝑎𝑖𝑚𝑢. 𝐴𝑘𝑢 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝 𝑘𝑎𝑚𝑢 𝑚𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑟𝑎𝑠𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎."

aku tersenyum dan terkikik dalam diam. Membayangkan wajahnya yang bingung kaget dan angkuh saat aku memberikan camilanku.

𝑷𝑬𝑵𝑮𝑬𝑪𝑼𝑻 (End) ✓ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang