𝚂𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚂𝚞𝚛𝚊𝚝 𝚃𝚎𝚛𝚊𝚔𝚑𝚒𝚛

23 3 0
                                    

"Miso, kamu mau ke taman lagi?"

"ayo run! aku ingin menikmati udara segar"

"hai miso, runi"

"adi?"

"kamu mau ketaman ya? ayo aku bantu"

.
.
.

"hahaha itu sangat lucu runi. tidak, tidak seperti itu cara menggunakannya hahaha"

"apakah seperti ini cara menggunakannya?"

"hahaha tidak, kau harus melipatnya terlebih dahulu. Nah seperti ini kan rapih"

"coba aku yang menggunakan topi itu"

"wah adi sangat keren!"

"benar! miso benar! Adi sangat keren. Ayo kita berfoto"

"runi, sekarang kamu minggir. Cepat kesana, fotokan kami berdua"

"baiklah tuan adi, babu mu ini akan melaksanakan perintah"

"hahaha runi kau lucu sekali"

"ayo satu dua.." ckrekk

"lagi, adi rangkul miso. ya seperti itu. Miso tersenyum secantik mungkin. Oke bagus. Satu dua..."

"coba lihat" aku penasaran dengan hasil foto runi. Sebenarnya aku sangat grogi foto berdua dengan adi. Tapi akhirnya menyenangkan juga.

"baik lah udara semakin dingin. Ayo masuk"

"ahh om datang? aku masih ingin disini om"

"tidak baik miso. Ayo paman antar kan kamu ya"

"biar saya saja om dokter"

"kamu adi? baiklah"

.
.
.

"terimakasih untuk segalanya ya adi. Runi, aku benar-benar bahagia. Kalian berdua membuat ku bahagia. Terimakasih"

"hey tidak perlu berterimakasih, besok kita bisa bermain kembali"

Aku tersenyum mendengar ucapan runi. Ucapan itu begitu membuatku merasa semakin bersalah...

.
.
.

"ibu, ibu, ibu,,,"

aku memanggil ibu tapi tidak juga ibu datang. Aku ingin pergi ke toilet. Baiklah aku bisa melakukannya secara perlahan.

"ahh ibu ayah,, sakit sekali"

.
.
.

kini ibu dan ayah miso sedang menunggu dengan cemas. Setelah suster mendengar suara benda jatuh dari kamar miso, para suster langsung memindahkannya ke atas tempat tidur dan membawanya ke ruangan lain.

𝑷𝑬𝑵𝑮𝑬𝑪𝑼𝑻 (End) ✓ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang