Sudah dua minggu lamanya aku rutin mengirim pesan untuk adi, selama itu juga tidak satupun pesan ku dibaca olehnya.Dalam dua minggu ini juga aku tidak memberinya minum selepas bertanding. Cukup memperhatikan dirinya dari tribun menjadi hal yang harus aku lakukan.
aku juga tidak pernah berbicara dengannya, ketika aku memanggilnya, dia tidak pernah mau menoleh. Aku pikir mungkin karena musik yang dia dengar melalui headphone nya dengan volume yang terlalu keras.
aku sedang berada di rumah, om menyuruhku untuk beristirahat total selama seminggu kedepan. Ini semua karena semalam aku kehujanan saat turun dari bus dan tidak membawa payung.
Aku bosan, jadi aku mengirim adi pesan lagi dan lagi. Ya, aku tau mungkin tidak akan pernah dibaca olehnya. Aku paham betul kalau dia manusia super sibuk.
"𝚊𝚍𝚒, 𝚋𝚊𝚐𝚊𝚒𝚊𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚑𝚊𝚛𝚒 𝚖𝚞?"
"𝚊𝚙𝚊𝚔𝚊𝚑 𝚍𝚒 𝚔𝚊𝚖𝚙𝚞𝚜 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚎𝚗𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚗?"
"𝚊𝚔𝚞 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒 𝚔𝚎 𝚔𝚊𝚖𝚙𝚞𝚜. 𝚂𝚎𝚖𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚊𝚔𝚞 𝚔𝚎𝚑𝚞𝚓𝚊𝚗𝚊𝚗. 𝙰𝚔𝚞 𝚋𝚘𝚍𝚘𝚑 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊𝚕𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚊𝚢𝚞𝚗𝚐𝚔𝚞 𝚍𝚒 𝚔𝚊𝚗𝚝𝚒𝚗."
"𝚊𝚍𝚒, 𝚊𝚙𝚊𝚔𝚊𝚑 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚛𝚗𝚊𝚑 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚕𝚊𝚜 𝚙𝚎𝚜𝚊𝚗 𝚔𝚞?"
"𝚎𝚖𝚖𝚖 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊, 𝚋𝚊𝚌𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚙𝚎𝚜𝚊𝚗𝚔𝚞"
Aku semakin lemah. Aku harus segera istirahat. Aku ingin lekas kembali pulih agar bisa bertemu adi.
.
.
.Dua, tiga, empat hari terlewati. Selama itu pula aku tidak mengirim adi pesan. Dan ya aku ingat, sejak dua minggu lalu pun aku tidak membuat surat untuk adi. Aku menghitung sudah berapa burung kertas yang aku buat.
Ting!!
"𝚖𝚊𝚛𝚒 𝚋𝚎𝚛𝚝𝚎𝚖𝚞 𝚍𝚒 𝚍𝚞𝚏𝚊𝚗 𝚓𝚊𝚖 3 𝚜𝚘𝚛𝚎."
"𝚔𝚊𝚞 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚔𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚎𝚖𝚙𝚞𝚝 𝚖𝚞 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗?"
Tunggu! apakah aku diajak bertemu oleh adi? dufan? apakah kami akan berkencan? aaaaa aku bahagia sekali.
"𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚖𝚊𝚒𝚗 𝚍𝚒 𝚍𝚞𝚏𝚊𝚗?"
"𝚋𝚊𝚒𝚔𝚕𝚊𝚑 𝚊𝚔𝚞 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚛𝚜𝚒𝚊𝚙. 𝙳𝚊𝚗 𝚢𝚊, 𝚊𝚔𝚞 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚜𝚊𝚗𝚊 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒"
.
.
.aku berhasil pergi dari ranjang ku dan guling yang menemaniku selama empat hari ini. Tadi ibu melarang ku untuk pergi, tapi ayah membantu ku merayu ibu. dan yaaaa aku kini di dufan!
"𝚊𝚍𝚒, 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚍𝚒𝚖𝚊𝚗𝚊?"
"𝚊𝚔𝚞 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚍𝚒 𝚍𝚞𝚏𝚊𝚗, 𝚊𝚔𝚞 𝚜𝚎𝚍𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚞𝚍𝚞𝚔 𝚍𝚒 𝚋𝚊𝚗𝚐𝚔𝚞 𝚝𝚊𝚖𝚊𝚗 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚓𝚊𝚞𝚑 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚐𝚎𝚛𝚋𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚊𝚜𝚞𝚔"
aku menunggu setidaknya lima belas menit. Tapi itu tidak terasa karena aku terlalu grogi untuk bertemu adi.
"sudah lama menunggu?"
"ahh kamu sudah datang. tidak begitu lama"
"ayo, kamu mau naik wahana apa?"
adi dan aku menaiki berbagai wahana, hingga tidak terasa malam telah tiba.
"pakai ini"
.
.
."𝑇𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑘𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑎𝑑𝑖, 𝑘𝑎𝑚𝑢 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑢 𝑠𝑤𝑒𝑒𝑡 𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡. 𝐾𝑎𝑚𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑏𝑎-𝑡𝑖𝑏𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑘𝑢 𝑏𝑒𝑟𝑚𝑎𝑖𝑛 𝑑𝑖 𝑑𝑢𝑓𝑎𝑛, 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑜𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖 𝑤𝑎ℎ𝑎𝑛𝑎, 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟𝑖 𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑢 𝑗𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑢 𝑝𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔. 𝐾𝑎𝑚𝑢 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟-𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑝𝑎𝑛𝑔𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑘𝑢𝑑𝑎 𝑖𝑚𝑝𝑖𝑎𝑛 𝑘𝑢.
𝐻𝑎𝑟𝑖 𝑖𝑛𝑖 𝑎𝑘𝑢 𝑚𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑠𝑒𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 𝑚𝑎𝑛𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑢𝑚𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎. 𝐴𝑘𝑢 𝑚𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎 𝑎𝑘𝑢 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑚𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛. 𝐴𝑘𝑢 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑒𝑙𝑢𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑎𝑘𝑢 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑟.
𝑂ℎ𝑖𝑦𝑎 𝑑𝑖, 𝑡𝑎𝑑𝑖 𝑎𝑘𝑢 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑟𝑎ℎ𝑖 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑜𝑚 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑘𝑖𝑛𝑖 𝑎𝑘𝑢 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑖𝑠𝑡𝑖𝑟𝑎ℎ𝑎𝑡 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑑𝑎𝑛 𝑜𝑚 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑚𝑒𝑚𝑎𝑛𝑡𝑎𝑢 𝑘𝑢. 𝑘𝑎𝑚𝑢 𝑡𝑎𝑢, 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑎𝑘𝑢 𝑠𝑢𝑘𝑎𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑖 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑟𝑎𝑔𝑎𝑚. 𝐴𝑘𝑢 𝑏𝑒𝑛𝑐𝑖 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑘𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑚𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑟𝑎𝑔𝑎𝑚, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑖𝑡𝑢 𝑖𝑏𝑢 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑢 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑘ℎ𝑢𝑠𝑢𝑠 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑘𝑢. 𝐷𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑖 𝑠𝑎𝑛𝑔𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑔𝑢𝑠. 𝑤𝑎𝑙𝑎𝑢𝑝𝑢𝑛 𝑏𝑎𝑔𝑢𝑠, 𝑎𝑘𝑢 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑘𝑎𝑚𝑢 𝑚𝑒𝑙𝑖ℎ𝑎𝑡𝑛𝑦𝑎. 𝐻𝑒ℎ𝑒"
"Ibu, toples ku ibu bawa kan?"
"ini nak,"
"terimakasih ibu"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑷𝑬𝑵𝑮𝑬𝑪𝑼𝑻 (End) ✓ [REVISI]
Historia Corta𝑺𝒆𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂,,, 𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒅𝒊𝒑𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒓𝒊 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝑺𝒆𝒄𝒆𝒓𝒄𝒂𝒉 𝒉𝒂𝒓𝒂𝒑𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏𝒂𝒏 𝑺𝒆𝒕𝒊𝒕𝒊𝒌 𝒄𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒌𝒆𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒂𝒏 𝑺𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒕𝒆𝒓�...