𝑷𝑬𝑵𝑮𝑬𝑪𝑼𝑻 (End) ✓ [REVISI]

𝚂𝚞𝚛𝚊𝚝 𝙺𝚎 𝚜𝚎𝚖𝚋𝚒𝚕𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚕𝚊𝚜

"Ibu, aku ingin kembali kuliah"

"baiklah, biar ayah mengantarkan mu"

.
.
.

"Miso! tiga hari kemarin kamu kemana?"

"aku kerumah nenek"

"hey aku bosan mendengarnya"

"aku juga bosan datang kesana"

"kamu bilang disana menyenangkan"

"emmm entah lah"

.
.
.

"Miso, kamu mau kemana?"

"ke lapangan. Adi sedang bertanding"

"Mis, jangan seperti ini terus"

"iya aku tau, sebentar saja. Selagi aku punya waktu, aku mau memperhatikan dia"

.
.
.

"kamu mau turun?"

"tidak. Ini, berikan minum ini padanya. Tolong ya, aku ingin kembali ke rumah"

"baiklah"

"adi, untukmu"

"humm?"

"bukan dari ku. Itu dari miso, cewek yang seringkali kamu tolak dan kamu teriaki. tidak usah mencarinya, dia sudah pulang."

"baguslah, tidak ada pengganggu"

"adi, kenapa? kenapa kamu seperti ini pada miso? apakah dia berbuat salah padamu? dia tulus kagum padamu. Tolong hargai dia"

"aku sudah menghargainya. Sudah cukup bagiku. Kamu gak tau apapun jadi diam dan tidak usah sok peduli"

.
.
.

"𝚖𝚒𝚜𝚘, 𝚊𝚔𝚞 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚎𝚛𝚒𝚔𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊"

aku melihat pesan masuk dari Runi, maaf kan aku yang pengecut ini haha.

aku sedang berada di taman kota. Hari sudah malam, tadi setelah pertandingan basket aku pergi ke taman bunga hingga malam hari. Sangat nyaman dan aku suka.

"𝑎𝑑𝑖, 𝑎𝑘𝑢 𝑠𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎. 𝑠𝑎𝑛𝑔𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑝𝑖 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑎𝑘𝑢 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑖𝑡𝑢, 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑢. 𝑆𝑎𝑛𝑔𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ.

𝑎𝑘𝑢 𝑡𝑎𝑢 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑢 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑙𝑎𝑔𝑖. 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑖𝑡𝑢 𝑎𝑘𝑢 𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑛𝑔𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑚𝑢. 𝐷𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑖𝑛𝑖 𝑘𝑎𝑚𝑢 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑢 𝑚𝑎𝑤𝑎𝑟 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ, 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑠𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑘𝑢.

𝐴𝑑𝑖, 𝑎𝑘𝑢 𝑠𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑚𝑢. 𝑇𝑎𝑝𝑖 𝑖𝑡𝑢 ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑛𝑔𝑎𝑡 𝑎𝑚𝑎𝑡 𝑚𝑢𝑠𝑡𝑎ℎ𝑖𝑙. 𝑆𝑒𝑚𝑜𝑔𝑎 𝑘𝑎𝑚𝑢 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑔𝑖𝑎 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑙𝑢, 𝑎𝑔𝑎𝑟 𝑎𝑘𝑢 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑔𝑖𝑎 𝑗𝑢𝑔𝑎 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑢 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑢ℎ𝑎𝑛"

aku berjalan menuju halte dan sudah menunggu sekitar setengah jam. ahh bus terakhir lama sekali. Aku lelah.

.
.
.

"Ayah, miso tidak menghubungi ayah?"

"tidak bu, dia belum kembali?"

"belum"

.
.
.