Izin

80 5 0
                                    

Video yang banyak diabadikan oleh seisi kantin menjadi viral. Mikael, Fefe, dan sahabat- sahabat Mikael telah menonton video tersebut. Tetapi Mikael tidak merespon hal tersebut, dan hanya tersenyum sinis.

"Kel" panggil Fefe

"Lo kayak ga ada sopan sopannya ya sama gw, yang lain pake kakak, kalau gw lo cuman panggil nama aja" ujar Mikael dengan raut wajah serius

"Yaaaaa kan aku dah kenal sama kamu, atau harus aku ganti pakai kakak?" Tanya Fefe dengan cemas

"Gw bercanda" ujar Mikael masih dengan raut wajah yang sama

"Mu bercanda kayak ga bercanda tau, bisa ga sih wajah tu di lemesinn biar ga kaku banget" kesal Fefe sambil menyentuh wajah Mikael lalu mencubitnya

"AAAUHH WOY GILA LU" respon Mikael sambil memegangi tangan Fefe yang mencubit pipinya

Seketika waktu terasa terhenti

Untuk pertama kalinya Mikael merasa salah tingkah, dia tidak melepas tangan Fefe, karena itu adalah kesempatan pertamanya untuk dapat menyentuh tangan Fefe.

Fefe yang merasa aneh mulai memutuskan untuk melepaskan tangan nya dari pipi Mikael

Untuk membuat situasi tidak canggung, Fefe bertanya mengenai kabar lokasi keberadaan papoy

"Kel" panggil Fefe untuk kedua kalinya

"Apa" jawaban dingin Mikael membuat Fefe tegang

"Umm, udah ada kabar belum tentang lokasi papoy?" Tanya Fefe

"Belum ada, gw bakal langsung kabarin lo kalau udah dapat informasi, jadi lo nunggu aja, ga usah nanya- nanya lagi ke gw"  pertanyaan Fefe membuat situasi hati Mikael berubah

"Nanti lo pulang bareng gw, gw mau ke rumah lo" ujar Mikael lagi

"HAHHHH!! ngapainnn!!??" Tanya Fefe terkejut

"Ya buat minta izin lah, ngapain lagi. Kita kan liburan pekan ini" ucap Mikael

"Hmmm pulang seperti biasa aja, nanti lo ke rumah gw sendiri aja" Fefe memberi saran, agar kedua orang tua Fefe tidak ada salah sangka mengenai hubungan mereka"

"LO KIRA GW APA! Asisten lo!? Enak aja lo nyuruh gw.. Lo tinggal masuk dan duduk di mobil gw" Kesal Mikael

Fefe hanya tertunduk saat melihat kemarahan Mikael yang sudah seperti berada di atas puncak

Akhirnya Mikael dan Fefe tiba di deoan rumah Fefe

Mikael dengan santai dan tenang keluar dan membantu membukakan pintu penumpang yang berada di sebelah Fefe

•••••
Sesampai di rumah
"Ya Tuhan indahnya ciptaan Mu, ada kep..." Tiba- tiba mama Fefe melihat kehadiran Fefe di sebelah Mikael

Dengan wajah yang kebingungan, mama Fefe mengizinkan Mikael untuk masuk ke rumahnya

Mikael menceritakan mengenai liburan yang telah mereka rencanakan, menceritakan mengenai kedekatan mereka sebagai sahabat, dan alasan utama mengapa Mikael mengajak Fefe

Alasan Mikael mengajak Fefe karena dia ingin berlibur bersama sahabat- sahabatnya, dan tidak ingin Fefe melewatkan kesempatan itu

Tanpa panjang lama, kedua orang tua Fefe mengizinkannya, tetapi dengan syarat harus memberi kabar setiap dan dilarang untuk tidur sekamar

Tentu itu adalah syarat yang dapat diterima oleh Mikael dan ia sangat senang karena ia merasa bahwa kedua orang tua Fefe telah menerima dengan hangat kedatangannya di rumah mereka

•••••
H-1
Di sekolah

"Besok lo ga usah bawa banyak barang, merepotkan, bawa seperlunya aja"ungkap Mikael, karena takut Fefe membawa barang yang banyak.

"Atau lo ga usah bawa barang, ntar di sana tinggal beli aja" sambung Mikael

"Gilaaa, buang- buang uang ituu namanya, mana ada hanya buat satu dua hari sampai beli barang baru" Fefe menentang pendapat Mikael

"Ya udah, lo bawa barang lo seperlunya, gw beli disana aja" ucap Mikael seperti berbicara sendiri

"Emg gini ya gaya hidupmu kel? Kasian ku, gimanaa sebagai balasan terima kasih, ku bantuin mu beres- beres? Ku tau kalau mu itu malas kan beres- beres, karena mikir bisa tinggal beli aja. Ga boleh lo gitu! Harus mulai pakai pola hidup hemat, okee okee??" Tawar Fefe

Mikael yang mendengar tawaran tersebut, merasa itu sebagai hadiah yang terindah

"Ok" jawab Mikael dengan suara datar

"Okey, hmm kapan jadwalmu yang kosong?" Tanya Fefe ingin menyamai jadwal kosong Mikael dengan jadwalnya

Tiba- tiba Mikael menarik tubuh Fefe

Fefe tersontak refleks langsung mendorong tubuh Mikael untuk menjauhi tubuhnya

"Ha! Kok tiba- tiba kell!!?" Kaget Fefe

"Gw sedang butuh tumpuan" jawabnya

"Kamuuu sakit! Demam?" Fefe langsung mendekati wajahnya dengan wajah Mikael untuk memeriksa suhu tubuhnya

Benar saja, tidak tau mengapa tiba- tiba tubuh Mikael bergetar dan mengeluarkan keringat yang sangat banyak

Fefe langsung mendekap tubuh Mikael erat, karena Fefe berpikir Mikael sedang membutuhkan dirinya

Sekitar 1 menit Fefe memeluk Mikael, tidak tau apa yang terjadi, jantung Fefe seperti berdebar, hal itu membuat pipi Fefe berubah menjadi merah padam

Tidak lama

Secara perlahan demi perlahan Mikael menjadi tidak sadarkan diri

"KELLLL!! bangunnn! Sadarrr!  KAKK Mikaellll sadarrr!! Tolonggggg tolonggg  tolongg bantuu" Fefe sangat panikk saat ituu, tidak ada siapapun yang sedang berada di dekat mereka

Ya karena saat itu mereka sedang berada di markas Mikael dan sahabat- sahabatnya

Fefe mengumpulkan tenaganya, dan dengan sekuat tenaga, membawa Mikael ke UKS

My Senior is My Coldest BoyFriend [Chapter 1 Completed+ Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang