Fefe pov
Pagi telah tiba
Tapi Fefe masih berada di kasurnya dengan tubuh yang tak berdaya
Nafsu makannya hilangTok tok tok
Suara ketukan pintu terdengar"Siapa?" Tanya Fefe
"Gw" dari satu kata itu Fefe sudah mengenali si pemilik suara
"Mengapa?" Tanya Fefe lagi
"Buka dulu pintu" perintah Mikael
"Gak, aku lagi ga mau ketemu siapa- siapa" ujar Fefe bermaksud menyuruh Mikael pergi
"Buka atau gw tinggal di kota ini?" Tanya Fefe untuk menakut- nakuti Fefe
Trettt
Suara pintu terbuka membuat Mikael bersemangat"Ada apa?" Tanya Fefe dengan raut wajah dan tubuh yang lemas
"Udah makan?" Tanya Mikael saat melihat kondisi Fefe yang begitu berantakan
"Nanti" ujar Fefe
Mikael menjadi cemas
Tanpa izin Fefe, Mikael masuk ke dalam kamar Fefe
"Kokk masukkk" Fefe terkejut akan hal itu
"Lo harus makan!" Ujar Mikael dengan nada ciri khasnya (nada tinggi)
"Iyaaaa, kan udahh di bilangg, nantiiii" Fefe juga menaikkan ada bicaranya
Baru kali ini, Mikael melihat Fefe menggunakan nada tinggi seperti marah dengannya
"Maaf, maaf kel, aku lagi ga mood, maaf, boleh ga kamu pergi dulu, aku mau sendirian" ujar Fefe yang menyadari kesalahannya dengan menggunakan nada tinggi
Mikael pov
"Gw tauu lo sedang dalam keadaan yang ga baik, tapi lo haru ingat dengan kesehatan diri lo sendiri" Mikael menjelaskan hal itu untuk membuat Fefe sedikit lebih mengerti dengan kesehatannyaTapi saat Mikael menjelaskan hal tersebut....
Seketika tubuh Fefe seperti akan runtuh
Mikael dengan cepat menggapai tubuh Fefe
"Panas?"Tubuh Fefe panas
Dengan cepat, Mikael meletakkan tubuh Fefe di atas kasurnya
Setelah menyelimuti tubuh Fefe
Mikael mengambil air hangat dan kain untuk mengompres tubuh panas Fefe
Setelah selesai ia keluar sebentar ke toko obat terdekat untuk membeli obat- obatan
Mikael memapah tubuh Fefe pelan- pelan dan memberikan obat untuk Fefe minum
Keesokan harinya
Mikael dan sahabat- sahabat nya mengunjungi kamar FefeMikael meminta kunci cadangan kamar milik Fefe untuk menghindari hal- hal berbahaya yang dapat terjadi
"Eh? Kel? Eh rame wkwkwk" Fefe tidak menyangka mereka semua akan datang mengunjungi kamarnya
"Dah enakan fe?" Tanya Boy yang melihat tubuh Fefe sangat tidak bertenaga
"Udah baikan kok kak" jawab Fefe sambil tersenyum
"Mau makan bareng ga?" Tanya Mikael mengajak Fefe makan pagi bersama mereka
Fefe mengangguk, mengiyakan ajakannya
"Jangan lupa bawa obat lo" ujar Mikael sambil menunjuk sebuah kotak yang berisi obat
"Ha? Kamu beli obat? Aku ga tau dan ga sadar" sambil mengambil kotak yang dimaksud
Di resto
"Makan yang banyak ya Fe, biar badan kamu bertenaga lagi" ucap Boy sambil mengambilkan roti yang berisi selai serta secangkir teh hangat untuk Fefe minum"Makasih kak" Fefe tersenyum sambil menerima piring yang diberikan oleh Boy
Sahabat- sahabat Mikael yang lainnya hanya tersenyum karena mereka tidak berani menganggu sosok yang berharga untuk diri Mikael dan lanjut bersenang- senang dengan para wanita yang ada di sana untuk di ajak bersenang- senang
"Kamu ga makan?" Tanya Fefe melihat piring milik Mikael masih kosong
"Ntar, habis lo selesai makan" jawab Mikael
Jawaban Mikael yang tidak masuk akal membuat Fefe tertawa
"Nih makan, lebih bagus sama- sama makannya, selamat makan semua" kata Fefe tersenyum lebar sambil mengambil piring milik Mikael beserta nasi dan lauk
Mikael tidak memberi tanggapan dan hanya menyantap makanan yang di berikan oleh Fefe
Tapi, yang perlu diketahui
Hati beku milik Mikael, benar- benar bisa mencair sepenuhnya karena sosok Fefe
Mikael juga tidak menyangka, ada seseorang yang dapat membuat ia cemas, bahagia, marah, kesal, cemburu, dan kembali dingin secara bergantian
Fefe memperhatikan wajah rupawan milik Mikael, dan membuat ia membeku
"Apa yang sebenarnya terjadi padaku?" Tanya Fefe dalam hatinya berkali-kali
"Apa aku benar-benar menyukai sosoknya? Tapi aku kan suka Papoy? Apa ini namanya selingkuh? Tapi tapii arggggg" seketika Fefe menjadi kesal dan mengacak- acak rambutnya
"Ada apa?" Tanya Mikael yang kebingungan melihat aksi random Fefe
"WKWKWKWKWK ga adaaaa ga adaa" ujar Fefe menyembunyikan perasaan yang membuatnya sangat terganggu
Mikael tertawa
Boy dan sahabatnya yang lain seketika membisu karena itu kali pertamanya mereka melihat Mikael tertawa sabesar itu
"Wowww ajaib" secara bersamaan sahabat- sahabatnya terdiam dan tertawa
Setelah tertawa, raut wajahnya kembali datar
Itu sudah hal yang biasa
"Besok mau kemana? Mau nyari teman lo itu?" Tanya Mikael membuka suara agar keadaan tidak hening
"Engga" jawab singkat Fefe kemali mengingat kejadian 2 hari yang lalu
"Mau ke aquarium gak?" Ajak Mikael lagi
"AQUARIUMMM!?? besar atau enggaa?? Ada lumba- lumba gakk??" Tanya Fefe sangat bersemangat
"Iya besar, ada lumba- lumba juga" jawab Mikael
Seketika Fefe keluar dari kusinya dan berjingkrak-jingkrak riaa, iaa sangat bahagia dan sangat menantikan hari esok
Mereka akan pergi ke aquarium pada pagi hari, dan berangkat pulang pada sore hari
Karena mereka hanya diberikan libur hibgga hari Selasa, itu juga berkat Mikael yang memiliki dampak besar di sekolah
Karena keluarganya berinvestasi sangat besar di sekolah tersebut
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior is My Coldest BoyFriend [Chapter 1 Completed+ Revisi]
Novela Juvenil"Hey!!! Kamu si anak baru!! Sini !" Panggil salah satu pemain basket sekaligus ketua tim "Maaf kak, aku masih belajar" Hanya itu yang dapat ku sampaikan " Ganti aja deh, kamu gak layak jadi pemandu sorak tim basket kami" jawabnya dengan lantang sam...