Sebenarnya Mikael tidak ingin membantu Fefe dalam mencari Papoy
Tetapi... Mikael terlanjur berjanji kepada Fefe
Dan dalam kamus Mikael, tidak ada kata PHP
Mikael memberi perintah kepada asistennya yang sangat pandai melacak nomor telepon
"Tolong kamu lacak nomor ini" perintah Mikael kepada asistennya sambil memberikan secarik kertas yang berisi nomor yang ingin dilacak
"Baik bos" jawab asistennya dengan tegas
Mikael pov
"Gw yakin, gw masih bisa mendapatkan hatinya walau gw berhasil mempertemukannya dengan si papoy- papoy ga jelas itu""Ga perlu dengan kata dan perilaku manis, gw bisa buat dia suka dan mengagumi seorang Mikael" sambil tertawa licik
"Untuk 2 permintaan lagi, apa yang harus gua minta, ya?"
"Meminta dia menghilangkan rasanya kepada Papoy? Hahahaha itu cara yang terlalu rendahan, untuk apa minta hal semacam itu"
Kebesokan harinya
Seperti biasa Mikael dan Fefe sedang duduk bersama di kantinSeisi kantin menjadi riuh
Tentu saja
Seorang siswa paling dingin sedang duduk makan berdua dengan seorang anak baru
Itu tentu bukan hal yang biasa
Marbella tidak suka dengan pemandangan yang ada di depan matanya saat ini, ia memutuskan untuk ikut makan bersama Mikael, Fefe dan sahabat- sahabat Mikael
"Ehhh ada Bella.. Ada perlu apa bel ke sini?" Tanya seorang sahabat Mikael
"Gw mau makan bareng. Boleh gak?" Tanya Bella
"Ohhhh boleh- boleh, duduk di sini aja" Tawar sahabat Mikael yang memberikan kursi untuk Marbella
"Gw mau duduk di sini aja, boleh kan Mikael?" Tanya Marbella kepada Mikael sambil sesekali memandang Fefe
Mikael tidak menjawab pertanyaan itu
"Boleh kok kak, silahkan aja" lontar Fefe
Karena Mikael hanya mendiami pertanyaan Marbella, Fefe berinisiatif menjawabnya"Makasih" ucap singkat Marbella
"Eh lo suka makan itu? Gw juga suka makan itu, parah enak banget" oceh Marbella tetapi tetap saja Mikael tidak meresponnya, ia seperti tidak melihat dan merasakan adanya Marbella di sampingnya
"Lo mau makan itu, Bel? Mau gw pesanin?" Tawar Boy kepada Marbella
"Bolehh bolehhh, thank you yah" ucap Marbella dengan senyum yang seperti terpaksa
Iya benar.. senyum Marbella hanya ingin membuat Mikael melihat kearahnya, tetapi nyatanya tidak ada hasil
•••••
"Ini bel, ini juga sekaligus gw bawaan kecap dan sambel" Boy memberikannya dan kembali duduk di kursinya
Sedangkan Mikael? Mikael hanya melihat hpnya
"Mu lihat apa si dari tadi, itu ga ajak kak Bella ngobrol?" Tanya Fefe sambil memberi kode ke Mikael
"Apa sih, jangan ganggu gw, gw lagi sibuk" seketika mood Mikael menjadi buruk sekali
Sahabat- sahabat Mikael bingung, mengapa Bella tak kunjung memakan makanan yang telah di belikan oleh Boy
"Mengapa belum makan? Nanti bel keburu bunyi" ucap Boy
"Aaah iya kak, ini mau makan" jawab Marbella dengan tangan sedikit bergetar
Marbella mencoba sesendok makanan itu
Raut wajahnya tidak bisa berbohong
Mikael mengetahui bahwa Marbella hanya cari perhatian dirinya dan sahabat sahabatnya"Fe" panggil Mikael
"Aaa kenapa?" Respon Fefe
"Besok ikut jalan sama kami ya" Tawar Mikael
"Kalian mau kemana?" Tanya Fefe
"Bertamasya ke kebun binatang dan pantai" Kata Mikael disambut dengan ajakan sahabat- sahabat Mikael lainnya, termasuk Boy
" Iyaaa ikut ajaa Fee"
"Biar refreshing sekali- sekali"
Ucap sahabat- sahabat Mikael yang lain"Tenang aja Fe, kami akan jagain, trus juga nanti Mikael bakal minta izin keluargamu" ucap Boy
"Iya, nanti gw ke rumah lo, buat minta izin" kata Mikael
"Ehhh ga usahh, aku bisa minta izin sendiri kok" ujar Fefe sambil memastikan Mikael
"Gak, gw yang ajak lo, gw yang harus minta izin, dan bertanggung jawab buat keselamatan lo, dan lo ga boleh melarang gw buat melakukan hal itu" kata Mikael
Fefe hanya bisa mengangguk
"Ehh gw juga mau ikut boleh gak?" Tanya Marbella
Tidak seorang pun dari sahabat Mikael berani memberi jawaban atas pertanyaan Marbella, termasuk Fefe, karena menurut Fefe ini adalah ajakan Mikael, dan Fefe sendiri tidak memiliki hak untuk mengizinkan kak Marbella
"Lo bertanya sama kami" akhirnya suara Mikael terdengar olehnya
"IYAAAH, Bolehh kann?" Seketika Marbella tersenyum lebar karena Mikael merespon pertanyaannya
"Jawabannya engga" jawaban singkat Mikael sambil berdiri dari kursinya dan melangkah keluar dari area kantin
Seketika Fefe tidak enak dengan keadaan saat itu
"Maaf ya kak, dia emang suka begitu orangnya, tapi sebenarnya baik kok kak, nanti aku tanyain lagi ke dia ya kak, aku kontak dari mana ya kak buat kasih kabar ke kakak?" Sudah panjang lebar Fefe berbicara, tetapi Marbella hanya diam dengan wajah penuh amarah
"Udah fe, yuk kita balik ikut Mikael, bel sebentar lagi bakal bunyi" ajak Boy yang merasa kasian kepada Fefe yang berhati lembut
Akhirnya Fefe, Boy, dan 2 sahabat Mikael yang lain beranjak keluar dari kantin untuk menyusul Mikael
•••••
"DASAR ANAK BARU GA TAU DIRII.. APASIHH KELEBIHAN DIAA, SAMPAI BISA DEKAT DENGAN MIKAEL!!???" Kesal Marbella yang tak tertahan membuatnya mendobrak dan mengacak- acak meja yang di duduki mereka tadi
Sedangkan siswa- siswi yang masih berada di kantin pada saat kejadian itu mengambil kesempatan untuk mengabadikan kejadian dengan cara merekam dan membagikan ke sosial media mereka masing- masing hingga menjadi berita yang viral satu sekolah
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior is My Coldest BoyFriend [Chapter 1 Completed+ Revisi]
Teen Fiction"Hey!!! Kamu si anak baru!! Sini !" Panggil salah satu pemain basket sekaligus ketua tim "Maaf kak, aku masih belajar" Hanya itu yang dapat ku sampaikan " Ganti aja deh, kamu gak layak jadi pemandu sorak tim basket kami" jawabnya dengan lantang sam...