Hari baru telah dimulai
Fefe masih berusaha mencari keberadaan papoy, dia menghubungi sahabatnya yang lain, tapi mereka juga tidak mengetahui keberadaan papoy.
Fefe mogok makan dari semalam. Badan Fefe mulai melemah, badannya panas dingin, keringat tak henti mengucuri tubuhnya, Fefe izin sekolah karena merasa tidak kuat menopang tubuhnya lemah itu.
Orang tua Fefe mulai cemas dengan keadaannya, mereka sudah mencari cara agar Fefe bisa makan dan sedikit terhibur. Mereka tidak mengetahui masalah apa yang sedang menimpa Fefe.
•••••
Mikael pov
"Kok gua ga liat tu anak di kantin"*dalam hatiDia mencoba menyentuh bahu salah satu adik kelasnya yang sedang lalu lalang di kantin untuk bertanya mengenai keberadaan Fefe
"Eh? Ada apa ya kak?" Tanya adik kelasnya itu
"Kenal ya anak yang kemarin jatuh di tangga?" Mikael bertanya dengan santai
"Yang hari Senin ya kak? Kenal kak, namanya Felicia Fenira, sekelas denganku kak" jawabnya
"Udh masuk?" Tanyanya singkat
"Felicianya kak?" Dia memastikannya
"Hmm" mengartikan bahwa benar
"Engga kak, dengar kabar isin sakit kak"menjawab pertanyaan Mikael
"Ohh, thanks" jawabnnya singkat untuk kesekian kalinya
"Permisi kak" adik kelas itu mengakhiri percakapan, lalu pergi
"Sakitt?? Sakit apa? Karena jatuh? Kan kemarin bisa jalan tuu lamaa! Ah alasann" Mikael merasa kesal karena tidak melihat Fefe di sekolah dan mengetahui bahwa ia sakit.
•••••
Bel pulang sekolah berbunyi"Tu anak beneran sakit?"
"Apa perlu gua jenguk?"
"Ahhh engakkklahh ngapain anjir"
"Besok paling juga udah masuk"
Sikap dingin dan cuek Mikael masih menguasai tubuh dan pikirannya•••••
Benarr apa yang dikatakan Mikael, kebesokan harinya Fefe sudah bisa kembali ke sekolah, walau tubuhnya masih sangat lemas dan wajahnya masih pucat, tapi dia takut ketinggalan pelajaranSaat makan di kantin, Mikael merasa senang karena bisa melihat Fefe, dia terus menerus memperhatikan gerak gerik Fefe
Mikael pov
"Eh? Tumben tu anak murung dan ga makan""Wajahnya pucat, atau gua mulai rabun warna + rabun jauh?" Ucapnya sambil mengucek matanya
Tidak lama setelah itu bel pelajaran berdering ,sehingga dia hanya bisa melihat Fefe melangkah keluar dari area kantin
•••••
Saat pulang sekolah, Mikael sengaja pulang lama untuk menunggu Fefe di depan gerbang sekolah, dia berpura- pura tidak melihat keberadaan FefeTapiii... Tidak sengaja mereka saling bertatapan
Tatapan mata Fefe sangat kosong
Dia benar- benar sedang murung dan tidak bersemangatTanpa Fefe sadari, ia ingin sekalii memeluk Mikael untuk menumpahkan kesedihan dan menumpukan badan nya yang lunglai
Dia mulai berjalan menuju Mikael dan semakin cepat, lalu berlariiii dan memeluk Mikael
Dengan reflek yang tidak pernah dia lakukan, dia menyambut pelukan itu dan memeluk Fefe lebih eratt
Dia merasakan badan Fefe panas dingin, kaki Fefe mulai lemas
"Lo sakit!!!!??? Tanya mikael
"Tolongggg akuuuu aaaaa tolonggg aaaa" ucap Fefe sambil menangis layaknya anak kecil.
"Lo kenapa!? Ke mobil dulu ya" ucap Mikael dengan sedikit lembut, dan membantu mengangkat tubuh Fefe untuk kedua kalinya
***
Gimana guyss dengan eps kali inii??? Ku harap kalian menyukainya hehehehe☺️Jangan lupa vote, comment, share, dan add to your library juga ya gais biar ga ketinggalan eps selanjutnya👍
See you di eps selanjutnya ya guys✨✨✨
Bubayy❣️❣️❣️♡hysunshinee
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior is My Coldest BoyFriend [Chapter 1 Completed+ Revisi]
Teen Fiction"Hey!!! Kamu si anak baru!! Sini !" Panggil salah satu pemain basket sekaligus ketua tim "Maaf kak, aku masih belajar" Hanya itu yang dapat ku sampaikan " Ganti aja deh, kamu gak layak jadi pemandu sorak tim basket kami" jawabnya dengan lantang sam...