Enjoy with Jangan song
Autor pov
Fefe yang kesal dan sedihpun hanya lari sekencang mungkin
Air mata memenuhi area mata kecilnya
Penglihatannya mulai memudar, dan tanpa disadari
Bruk brak bruk
Dia tidak melihat tangga yang lumayan tinggi berada di depannyaKerumunan siswa mulai berkumpul sekeliking Fefe
Tidak ada yang berani mengangkat Fefe
Darah mulai semakin banyak
Fefe sepertinya akan kehilangan kesadarannya sebentar lagi
Tak jauh dari tempat kejadian
Mikael baru keluar dari ruangannya
Ia mendengar banyak suara orang yang membuatnya ingin tau ada apa
Mikael terpaku tepat saat berada di atas tangga
"F f fe fe!??" sambil berlari menuruni anak tangga
" Hey.. Ada apa ini!??" tanya mikael
" Ga tau kak, tiba- tiba aja dia jatuh dari tangga" jawab seorang murid
" Fe fee dengar saya ga?? Fefe hey! Sadar lah! Fefe bertahan sebentar ya, saya akan membawamu ke rumah sakit" langsung saja Mikael mengangkat tubuh kecil Fefe dan membawanya pergi dengan segera
Mikael sangat cemas saat itu
Ia ingin marah dengan dirinya karena telah membentak Fefe
Mikael tau alasan Fefe jatuh, ia melihat genangan air mata yang tersisa di sudut mata Fefe yang tertutup
" maafin saya fefe, maafin saya" masih dengan berlari dan meletakan tubuh tak berdaya Fefe di kursi mobilnya
*sesampai di rumah sakit*
" Dokk dokter tolong bantu dia" Mikael yang cemas sedang menggendong Fefe dengan berteriak meminta pertolongan
" Baik baik, perawat cepat"
Perawat langsung membawa Fefe ke ruang UGD dan mendapat pertolongan
Saat dokter baru keluar dari ruang UGD
" Bagaimana dok keadaan teman saya!?? " tanya Mikael dengan raut wajah yang begitu takut
" Dia baik- baik saja, tetapi ada gumpalan darah yang ada di otak bagian belakangnya, membuat dia masih belum sadar" jelas dokter
" Ko ko kok bisa gitu dokkk!?" sambil bernada tinggi
" Tenang dia tidak apa- apa, hanya kita harus menunggu ia mendapatkan kesadarannya kembali, setelah itu kita harus mengambil langkah selanjutnya" jelas dokter lagi
"Langkah selanjutnya!?? Langkah apa yang dokter maksud!???" mikael sangat cemas dengan keadaan fefe
" Kita harus operasi gumpalan darah tersebut" ujar dokter
"APA!? Apa tidak ada cara lain? Ga mungkin hanya operasi cara satu- satunya"
" iya, jika tidak cepat melakukan operasi, cara kerja otak akan rusak, saya permisi dulu" dokter langsung pergi karena masih ada pasien yang lain
Mikael menemani Fefe setiap hari di rumah sakit
Keluarga Fefe ikut menemani Mikael, hanya saja bergantian
Tapi Mikael tidak pulang sejak dari kejadian itu
" Mikael kamu pulang saja dulu, tante akan menemani Fefe di sini" ujar mama Fefe
" Tidak apa tan, sekali lagi saya minta maaf ya tan" ujar Mikael dengan raut muka yang tidak bersemangat
" Tidak apa, awalnya saya memang marah, tetapi setelah saya mendengar penjelasan dari kamu, saya dapat mengerti, Fefe dan kamu dua duanya bersalah, jadi kamu harus membuat Fefe kembali seperti semula" jelas mamanya Fefe
" Iya tan, saya janji" sambil melihat ke arah Fefe
" yaudah, tante harus ngurus adiknya Fefe dulu, nanti tante akan kembali, kamu tolong jaga Fefe ya, istirahat juga" mama fefe membawa tasnya dan keluar dari ruangan Fefe
" Fe bangun fe, maafkan aku, ga seharusnya aku berkata kasar seperti itu sampai kamu menangis... Bangunn Fee bangunn pleaseeeee" air mata mikael mulai turun
Ini sudah hari ke 3 Fefe berada di rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior is My Coldest BoyFriend [Chapter 1 Completed+ Revisi]
Teen Fiction"Hey!!! Kamu si anak baru!! Sini !" Panggil salah satu pemain basket sekaligus ketua tim "Maaf kak, aku masih belajar" Hanya itu yang dapat ku sampaikan " Ganti aja deh, kamu gak layak jadi pemandu sorak tim basket kami" jawabnya dengan lantang sam...