Perasaan Aneh

670 156 4
                                    

Happy Reading


Maaf yah buat yang nungguin kemarin, soalnya ada urusan penting jadi aku gak bisa up deh , maafin yah:) wkwkw🥰😂Canda...❤❤^^

Deg,

Tiba tiba saja jantung Rain merasa aneh untuk kali ini, mengapa saat Jason mengucapkan untain kata tadi, membuat Rain memerah seketika. Apa yang di rasakan Rain kali ini? apa rasa suka seperti gadis lainya pada gebetannya? tapi untuk Rain itu tak mungkin Rain tak pernah menyukai pria dihadapanya ini, apalagi pria seperti Jason, yang selalu mengusik hidupnya.

"Perasaan apa ini? yatuhan tolong jangan biarkan aku memasuki lubang yang tak seharusnya aku jalani." Batin Rain purau,


°°°°

Rain dan Jason sudah menaiki mobil dan sudah melaju dengan kecepatan normal. Rain yang masih terpaku  perasaan aneh pada pria di sampingnya  ini, hanya bisa diam dan mencoba memahami perasaan yang sebenarnya terjadi di lubuk hatinya.

Dan Jason yang hanya fokus pada dirinya yang sedang menyetir mobilnya sendiri.

"Ahk! nggak! gue nggak boleh bisa suka sama dia, cowok nyebelin kek dia gak pantes buat disukai sama cewek." Batin terus Rain yang tak luput soal hatinya yang mustahil menyukai pria disampingnya ini.

"Lo kenapa? lagi mikirin sesuatu? " tanya Jason yang sontak saja membuat Rain tergetak kaget,

"Nggak! gakpapa gue." Elaknya.

"Yaudah,"

"Eh mau jalan kemana nih kita? ke pasar kah? caffe kah? oh atau  makan di pinggir jalanan? " Tawar Jason.

"Emang lo mau makan di pinggir jalan? " Rain merubah wajahnya menatap Jason yang kini sedang menyetir menatapnya dengan tatapan tak sangka, padahal Jason adalah anak orang elit, apa ia tak malu untuk makan di pinggir jalan?

"Emang kenapa? salah yah cowok ganteng kek gue makan di pinggir jalan?" Jason juga tak sengaja memutar wajahnya menghadap Rain yang tengah menatapnya juga.

Beberapa detik mereka saling tatap menatap, karena kejadian yang tak terduga tadi malah mengundang ending yang membuat mereka terjebak diambang keromantisan, walau tak sengaja toh.

Deg.

Selanjutnya yang terjadi, Rain merasakan kembali rasa dekupan kencang dari jantungnya, apalagi tampak melihat wajah Jason dihadapanya, membuat Rain sangat sangat berada di ambang nervest tinggi. Kacau!

"Rain! lo nggak boleh deg deg degan, normalin jantung lo Rain! normalin! ahk! " batin kacau Rain ucapkan, sampai Rain memiliki ide untuk menormalkan jantungnya kembali, dan mengilahkan pandangannya.

"Eh! lo kalo nyetir ngadep depan dong! mau lo kita kecelakaan disini hah?! " seru Rain melontarkan idenya yang terlintas tadi dipikiranya. sampai membuat Jason mengilahkan pandanganya lurus kedepan.

"Kagak lah, iya gue salah sorry." Aku Jason pada Rain.

"Normalin Rain! Normalin jantung lo! ayo normalin!" Batin Rain kacau berusaha menormalkan jantungnya itu. Dan menghilangkan rasa dekupan kencang yang ada di lubuk hatinya sekarang.

"Terus kita mau kemana sekarang, jadi makan di pinggir jalanan? " Tanya Jason. yang dipotong cepat dengan ucapan babibu dari Rain.

"Ah? apa? lo ngomong apa sih? " ucap Rain yang merasa dirinya di kagetkan saat dirinya sedang berada diambang kekacauan lebih.

"Jawaban lo kenapa kayak babibu gitu? nerverst yah lo, deket deket sama gue? " ucap tingkat pedenya Jason.

"Ah, -- Emm apas, -- apasih lo ah! enak aja gue nervest deket lo, ngarep tau gak ?!" ucap Rain mengilah berbohong walau kenyataanya sepertinya Jason berhasil membuat Rain tak seperti dulu lagi, buktinya ada dalam untaian kata Rain, karena Shifa pernah bilang bahwa Rain sangat jarang berbicara dengan orang baru, namun nyatanya dengan Jason Rain malah mengoceh bawel.

"Jujur lebih baik kali, " Simple Jason yang malah membuat Rain merasa terbebani dengan ucapanya, dengan mudahnya pria ini mengucapkan jujur lebih baik? tapi untuk Rain, Rain sangat gengsi dan malu jika harus jujur dalam perasaan yang aneh dalam hatinya.

"Ah udah! balik aja gue pengen balik ke apartemen! cepet! " Pintanya walau dengan marah marah tak jelas pada Jason.

"Gak mau makan dulu? padahal dari tadi kita cuman muter muter doang? yakin lo? " Tawarnya meyakinkan Rain.

"Yakin! cepet ah! " Paksa Rain pada Jason yang masih saja keras membujuk dirinya.

Jason pun segera membalikan arah mobilnya kembali ke apartemen Rain.

°°°°

"Makasih," Ucap ketus Rain, yang sesaat sudah sampai di apartemenya. Sembari keluar dari mobil Jason.

"Eh, tunggu dulu," panggil Jason pada Rain, dan Rain menoleh malas padanya.

"Ap, --"

"Gue sayang lo," potong Jason cepat, kemudian melajukan mobilnya menjauh dari apartemen Rain.

Nampak diwajah Rain kini memerah saat Jason mengucapkan kata seperti tadi, mengapa untain kata Jason detik ini selalu membuat Rain merasakan dekupan kencang terus? padahal awal Rain  bertemu dengan Jason , Rain sangat tak menyangka jika ia akan menyukai Jason.

"Pertama lo adalah pria yang selalu ngusik hidup gue, kedua lo adalah pria yang bawel di hidup gue dan yang ketiga lo adalah pria yang berhasil ngerubah gue, hingga akhirnya gue bisa merasakan hidup normal sesungguhnya, makasih, " gumam Rain yang memandang mobil hitam yang belum hilang dari arah pandangnya.

°°°°°

"Bang Evan! lo kemanain ponsel gue, balikin kagak!" rengek Bryan diambang pintu yang nampak kakaknya yang sedang santai memainkan laptop.

"Apasih lo, gue kagak tau," jawab santai Evan pada Bryan.

"Kagak tau kagak tau, lo suka bohong, gue mah males ah kalo lo bohong gitu, cepet balikin kagak ponsel gue mana?! " Pinta paksa Bryan sembari menghampiri kakaknya itu dengan amarah yang bisa dibilang besar.

"Mana ponsel gue balikin! " Pinta Bryan lagi.Namun Evan malah santai memainkan ponselnya tanpa menghiraukan Bryan sama sekali.

"Ah elo! gue kagak tau Yan, gue daritadi itu main laptop ngerjain tugas, bisa jadi ponsel lo main noh ke kamar mandi." Kini Evan membuka suara dihadapan Bryan, menaruh laptopnya di kasur dan mulai berdiri menghadap Bryan.

"Gue cari ponsel gue, yakali ponsel bisa jalan sendiri, Ah! " 

"Ya ponsel nya dikasih mantra kali, kalo nggak pelet? yakan? " Ucap awur Evan.

"Ah elo kalo ngasih pendapat suka aneh."

"Yakan gue ngasih pendapat doang sesuai yang ada di otak gue,"

"Eh bentar, apa lo bilang tadi? kamar mandi? " Ucap Bryan yang mengulang perkataan Evan.

Evan hanya mengangguk mengiyakan ucapan Bryan.

"Oh iya gue lupa! ponsel gue kan dikamar mandi tadi abis gue setor,  gue bawa, ah makasih abang ganteng." Ucap Bryan lagi sembari menepuk pundak Evan dan keluar dari kamar Evan.

"Apa anak itu bilang? setor? " Evan mengimbang ngimbang perkataan tadi Bryan.

Kemudian didetik selanjutnya Evan bergidik geli ketika baru memahami ucapan Bryan tadi.

"Ih gila tu anak, ke kamar mandi bawa ponsel, Ih.. " lanjutnya sembari menatap punggung Bryan yang meninggalkan dirinya.

"JOROK LO YAN! " Teriak lagi Evan sambil
menggubrakan dirinya diatas kasur. Dan memainkan laptop nya kembali.

°°°°

Tbc Lovyuuu❤

LUKA I [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang