14. Angel Without Wings

12.2K 854 15
                                    

"Koper sudah siap semua, Jane." Ucap Lily mendatangiku.

"Thanks, Lily." Aku mengenakan lipstick berwarna natural agar menimbulkan kesan lembut.

"Kau cantik." Ucap Lily.

"I know." Aku merapihkan sekali lagi gucci midi dress berwarna hitam, dengan sedikit aksen floral berlengan panjang. "Selamat berlibur Lily, sampaikan salamku pada Leo dan Aerith." Ucapku meninggalkannya di kamarku.

Aku menuruni tangga dan melihat bahwa Eric sudah siap dengan setelan jas hitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menuruni tangga dan melihat bahwa Eric sudah siap dengan setelan jas hitam. Dia selalu sempurna. Sial! Aku akhir-akhir ini sering memujinya.

"Sudah siap, Mrs. Strife."

"Aku siap berlibur!" Ucapku padanya.

Mobil memasuki lapangan yang luas melewati pintu gerbang samping lobby utama bandara, kami tidak turun didepan lobby seperti saat aku biasanya naik pesawat. Kami berhenti persis didepan tangga masuk pesawat.

Supir membukakan pintu untukku dan Eric secara bergantian. Seorang pilot menyapa kami. "Selamat pagi, Mr. Strife dan Ms. Bennet." Dia memberi hormat pada kami. "Saya captain kalian hari ini, anda bisa memanggil saya Arthur."

Aku tersenyum ramah, membalas anggukannya. Kulihat Eric tampak datar dan hanya mengangguk untuknya. Kami dipersilahkan masuk oleh pramugari dan di antarkan ke private class. Kursi lain tampak begitu kosong. Hanya ada kami berdua disini.

Kami duduk berdampingan, beberapa pramugari menghampiri kami. "Selamat pagi Mr. Strife dan Ms. Bennett, kami akan melayani anda selama perjalanan. Panggil kami jika memerlukan apapun, kenyamanan anda adalah prioritas kami."

Aku tersenyum kikuk pada mereka, Eric masih menampilkan muka datarnya. "Baru kali ini aku diantar sampai depan pesawat, bahkan disapa oleh pilot  secara langsung."

Eric tersenyum miring. "Kalau begitu kau harus terbiasa, Mrs. Strife."

Aku memutar bola mataku. "Baiklah, Mr. Strife."

"Aku lebih suka kau dipanggil Mrs. Strife daripada Ms. Bennett." Ujar Eric.

Jantungku berdetak tak karuan saat mendengar dia mengatakan hal itu. "Sayangnya hanya kau yang akan memanggilku seperti itu." Aku berusaha mati-matian menetralkan perasaanku.

"Kau tahukan kita ke inggris akan bertemu siapa?" Tanyanya.

"Investormu?"

"Bukan hanya itu, kita akan bertemu keluarga kerajaan Inggris."

"Apa?!" Aku sangat terkejut mendengarnya. Mimpi apa aku bisa bertemu dengan mereka????

Dia terkekeh. "Tak ada yang memberitahumu?"

Aku menggeleng. "Apakah kau sepenting itu hingga dapat bertemu mereka."

"Aku masih ada hubungan darah dengan mereka, walau tak langsung."

Secret LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang