*minta taburan bintangnya ya*
Aku tersenyum dan melihat kearah Eric. "I love him 'till death do us part." ucapku
"Ah.. aku jadi iri." Ucap Mrs President.
Eric melihat kearahku dengan tatapan yang tidak terbaca. "Of course!" Balasnya pelan.
Setelah kami menikmat makan malam bersama Mr dan Mrs President, kami diundang ke ruang santai untuk minum teh bersama sekaligus berbicara seputar politik.
"Kau harus ikut bergabung bersama para istri lainnya."
"Aku tersanjung dengan ajakannya, Mrs President."
"Aku akan mengajakmu saat kita ada pertemuan, ternyata kau adalah orang yang berwawasan luas, Mrs Strife."
"Aku sangat tersanjung, Mrs President."
"Mr Strife, sebenarnya ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan dengan mu. Bisa kita keruangan kerjaku?"
Eric mengerutkan keningnya, menatap kearahku. "Baiklah." Ucap Eric ikut berdiri dengan mr President.
"Apa ada masalah?" Ucapku pada Mrs President.
"Sedikit. Tapi ku yakin Mr Strife dapat membereskannya."
Aku makin kebingungan dengan penjelasan Mrs President.
"Kau terlihat khawatir?"
"Ya. Aku khawatir dengan Eric."
"Ohh... sayang, tenanglah. Suamimu itu sangat cerdas dan lebih tangguh daripada dugaanmu."
Aku terkekeh. "I know, dia memiliki semuanya untuk apa aku takut."
"Dia juga memiliki istri yang dapat diandalkan seperti dirimu."
"Thanks, Mrs President."
"Panggil aku Chloe saat kita berdua."
"Kau juga dapat memanggilku Jane kalau begitu.
Chole mengangguk senang. "Kau tahukan posisi wakil president saat ini sedang kosong?"
"Ah ya, kejadian itu cukup menganggu kami juga."
"Ku rasa suamiku menginginkan Eric sebagai gantinya." Ujar Chloe perlahan.
"Apa?" Kataku terkejut. "Oh maafkan aku, Chloe. Tapi ini sunggu tak terduga."
"Apa kau keberatan?" Tanyanya.
"Aku..." aku bingung harus menjawab apa. "Bagaimana dengan posisi menteri perdagangan?"
"Abraham Austine akan menggantikannya."
"Tapi dia..."
Chole mengangguk. "Aku tahu dia bahkan tidak memiliki attitude yang baik, tapi partai sudah memilih."
"Ya Tuhan..." aku memijat kepalaku.
"Aku tahu, kau pasti akan lebih sulit lagi untuk bekerja."
"Bukan hanya itu." Ucapku padanya. "Keselamatan Eric.... Semakin terancam."
"Ya, itu juga yang aku khawatirkan saat pertama kali Lucas menjadi Presiden." Ujarnya. "But God is good, kami yakin Tuhan selalu melindungi kami."
"Aku tahu ini cukup berat, apalagi Mr Strife adalah kabinet termuda. Kurasa harus kalian bicarakan terlebih dahulu mengenai hal ini, sebelum memutuskan."
Aku mengangguk. "Chloe, aku boleh menanyakan sesuatu?"
"Tentu."
"Ini agak melenceng dari pembicaraan kita sebelumnya, tapi bagaiamana kau bisa tetap terlihat selalu mesra dengan Mr President?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Life
RomanceMATURE CONTENT. HARAP BIJAK DALAM MEMBACA [ 21+ ] Dia mendekat ke arahku, bagai dewa kematian yang siap menjemputku. Auranya dingin, menakutkan, dan begitu gelap. kata-kata itu sangat cocok untuk disematkan pada dirinya. Aku seperti pernah melihatny...