*Jangan lupa taburan bintangnya ya*
Matahari mulai menyusup dari balik tirai coklat yang mencoba melindungi kamarku dari sorotnya, mataku terbuka perlahan karena terganggu oleh kemilaunya. Aku melihat kearah langit-langit kamar yang tidak asing, akan berada di kamar ku di rumah Eric.
Bayangan akan tadi malam berkunjung di pikiranku, aku dapat melihat senyum Eric merekah saat melihat Isla berada di rumah kami. Oh, ralat. Ini rumahnya. Aku hanya istri kontraknya, bagaimana aku bisa menyebut ini rumah kami. Hahahaha, aku tertawa dalam hati.
Isla datang untuk memberi kejutan untuk Eric, sebagai hadiah untuk mengucapkan selamat atas pengangkatan Eric secara langsung. Bahkan malam itu, Eric tidak melihat ke arah ku lagi. Selama perjalanan dia selalu melihat handphonenya, bahkan dia tidak sadar bahwa aku memandangnya selama pejalanan. Padahal baru kemarin rasanya aku bersamanya melakukan...... ARRRGGHHH! Sial! Mungkin baginya hal seperti itu adalah hal yang biasa. Tapi bagiku?!!! Dia laki-laki pertama dan satu-satunya yang pernah.... AARGGGHHHH!
Aku mengacak-ngacak rambutku, ku tendang-tendang selimut dengan kesal! Kenapa aku begitu murah terhadapnya? Jane! Bangun! Aku menghembuskan nafas dengan kesal.
Dering telfon menyadarkan ku kembali, nama Aerith tertera di layar hp.
"Halo?"
"Jane, apa kau baik-baik saja?"
"Menurutmu?" tanyaku sambil menghembuskan nafas kesal.
"Jane, aku dengar kau akan menjenguknya?"
"Hmmm."
"JANE!!" teriaknya hampir memekakan telingaku.
"Kau bisa menjadikan aku tuli."
"Kau gila! Disana pasti banyak fans Cara!"
"Lalu aku harus bersembunyi?!" tanyaku pada Aerith. "Lagipula sehabis itu aku bisa langsung pergi untuk syuting iklan."
"Jane, apa Leo belum memberitahumu?"
"Mengenai apa?"
"Hmm... kau tidak ada jadwal hari ini?"
"Apa? Mengapa? Kalau begitu besok jadwalku akan padat?"
"Tidak ada juga."
"Kau baik hati sekali, apa kau takut aku lelah? Apa Leo sepayah ini dalam mengatur jadwalku?"
"Jane, beberapa perusahaan membatalkan kontraknya." Aerith terdiam, aku mencoba mencerna baik-baik apa yang Aerith katakan. "Syuting film ditunda sampai Cara pulih."
"Apa karena ini karena orang-orang mengira aku mencelakai Cara?"
"Emm... ini skandal yang cukup besar, Jane." Aerith mengucapkannya dengan hati-hati. "Semuanya ingin polisi menemukan dengan jelas pelakunya, setelah itu baru perusahaan tersebut akan melanjutkan kontraknya padamu."
"Aku akan menjelaskan pada mereka!" tanyaku segera bangun dari tempat tidur.
"Jane, sebaiknya kau tetap dirumah."
"Kau menyuruh aku bersembunyi?!" tanya ku marah.
"Jane, tanggapan masyarakat saat ini tidak menguntungkanmu."
"Aerith, sembunyi hanya untuk orang bersalah!" aku menegaskan. "Aku tidak bersalah dan tidak perlu sembunyi!"
"Jane..."
"Aku akan menunggu Leo dan Lily! Jika lima belas menit mereka belum sampai, aku akan memecat kalian!" ucapku sambil menutup telfon.
Aku segera bangkit dari tempat tidur, memilih baju yang paling aku sukai dari Dolce and Gabbana tidak berlengan. Memiliki aksen manik-manik yang membentuk bunga sepanjang betis, membuat badanku terbentuk dengan sempuran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Life
RomanceMATURE CONTENT. HARAP BIJAK DALAM MEMBACA [ 21+ ] Dia mendekat ke arahku, bagai dewa kematian yang siap menjemputku. Auranya dingin, menakutkan, dan begitu gelap. kata-kata itu sangat cocok untuk disematkan pada dirinya. Aku seperti pernah melihatny...