*minta taburan bintangnya ya*
WARNING!
MATURE CONTENT [21+]Pelantikan untuk Eric tinggal menghitung hari, rencanya kami akan pindah ke United States Naval Observatory (USNO) setelah Eric dilantik menjadi wakil presiden. Kemungkin ibu akan tetap di rumah Eric, hanya aku dan Eric yang akan pindah kesana. Sebenarnya aku cukup berat meninggalkan ibu disini, hanya Eric terus meyakinkan ku. Kami juga bisa sering menginap disini dan aku bisa berkunjung tiap hari kesini.
Pada awalnya aku tidak mau pindah kesana, tapi itu tidak sesuai dnegan protokol pemerintah. Eric akan lebih sering ke White House, maka lebih baik dia tinggal USNO dan pastinya akan memboyongku. Mana mungkin dia disana sendiri? Berita yang tidak baik pasti akan semakin menjadi-jadi.
Aku berkali-kali menghela napas hari ini, salju akan segera turun, udara di luar semakin lama semakin dingin.
"Apa yang kau pikirkan?" Tanya wanita yang duduk di sampingku, mengikutiku melihat keluar jendela.
"Kau, ibu."
"Ada apa denganku? Aku terlihat baik-baik saja."
Aku menyandarkan kepalaku di bahunya. "Aku ingin kau ikut ke USNO."
Dia membelai rambutku lembut. "Sayang, aku bahagia dirumah ini dan aku pasti akan aman dirumah ini."
Aku sedikit cemberut. "Lihatlah berapa banyak pengawal dan pelayan yang akan menemani serta membantuku."
"Tapi aku akan rindu."
"Kau bisa setiap hari kesini, sayang."
Aku menghela napas lagi. "Apa kau tidak sedih berpisah dariku?"
Dia tertawa kecil. "Aku bahagia melihat kau dan Eric bersama, aku bersyukur kau memiliki Eric."
"Aku mencintainya." rajukku.
"Aku dapat melihatnya."
"Apa dia mencintaiku?"
"Jane, Eric sangat peduli padamu aku yakin dia juga mencintaimu."
'Aku harap juga begitu, bu. Tapi sayangnya dia hanya kasihan padaku dan tergila-gila pada tubuhku.' ucapku dalam hati.
Aku tersneyum pada Ibu. "Aku bahagia melihat ibu bahagia."
Dia membalas senyumnku. "Apakah hari ini kau ada acara?"
"Aku berniat untuk mempertemukan Eric dengan ibunya."
"Apa Eric tahu niat mu?"
Aku menggeleng. "Pasti akan sulit, dia mungkin akan marah." ucapku pada ibu.
"Dia tidak akan marah untuk waktu yang lama."
"Ya, aku tahu. Jadi aku harus mencoba bukan?"
"Baiklah aku akan segera berganti baju dan pergi." ucapku sambil berdiri.
"Ceritakan padaku bagaimana hasilnya ya."
"Pasti." Ucapku padanya.
Aku masuk ke dalam restaurant yang termasuk cukup mewah di Washington DC, seorang pelayan mengantarkan ku ke tempat ruangan yang private. Aku sudah mengajak Eric untuk makan siang bersama dan Camelia akan datang setelahnya.
Suara pintu dibuka memperlihatkan Eric disana dengan tampannya, dia menatapku dengan datar. Aku tersenyum dan melambaikan tangan padanya.
"Ada angin apa kau tiba-tiba mengajakku makan siang bersama?"
"Kenapa tidak?"
"Apa ada sesuatu yang kau inginkan dariku?" tanyanya duduk di seberangku.
"Cintamu." Ucapku sambil menaikkan bahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Life
RomanceMATURE CONTENT. HARAP BIJAK DALAM MEMBACA [ 21+ ] Dia mendekat ke arahku, bagai dewa kematian yang siap menjemputku. Auranya dingin, menakutkan, dan begitu gelap. kata-kata itu sangat cocok untuk disematkan pada dirinya. Aku seperti pernah melihatny...