1

2K 253 104
                                    

Jangan lupa follow, vote dan komen😊

-Happy Reading-


Laki-laki yang memiliki nama lengkap Zardan Erlangga itu, melangkah dengan wajah datarnya. Dengan ditemani dua orang temannya disamping kiri dan kanan, layaknya seperti pengawal.

Oh iya, dia adalah kapten basket di SMA Bakti. Wajahnya tak terlalu tampan, kulitnya juga tak putih, tapi tak hitam. Jadi seimbang gitu, sesuai dengan warna kulit asli Indonesia. Para siswi SMA Bakti mengaguminya, tetapi lebih banyak yang tak suka. Soalnya, Zardan bila berbicara terkesan pedas dan seenaknya saja.

"Zardan, senyum kenapa sih, masang muka datar mulu," celetuk temannya yang berada disebelah kiri, Wingki Adiwijaya. Laki-laki dengan penampilan paling rapi diantara mereka.

"Lagi sakit gigi mungkin?" sahut Yovi Wijaksono, laki-laki dengan rambut keriting yang menjadi ciri khasnya.

"Emang ada hubungannya senyum sama sakit gigi?"

Yovi hanya mengangkat kedua bahunya pertanda tak tahu. Setelah melewati koridor yang ramai, akhirnya mereka sampai dikelas 11 IPS 1.

Semula kelas yang begitu ramai, langsung hening saat mengetahui siapa yang masuk. Yah, mereka sangat mengenal bagaimana sifat dari seorang Zardan yang sangat tidak menyukai kebisingan.

"Buset langsung sepi," kekeh Yovi.

"Diam!" sahut Zardan. Yovi langsung terdiam dan duduk di kursinya.

Ia memang duduk bersebelahan dengan Zardan. Sedangkan Wingki duduk diurutan pertama, jauh dari kedua temannya yang berada dibelakang.

"Astaghfirullah, gue lupa ada pr. Zardan, lo udah siap?" tanya Yovi kelimpungan.

Dengan santainya Zardan mengeluarkan buku tugasnya. "Makasih, Dan!" Yovi langsung sibuk menyalin tugas Zardan.

Wingki mendekat ke arah mereka. Ia menggelengkan kepalanya saat melihat Yovi. "Makanya kalo ada tugas tuh, dikerjain bukannya malah didiemin!"

"Lupa, Ki."

"Lupa kok tiap hari," celetuk Zardan. Yovi hanya menampilkan cengirannya. Setelah selesai menyalin tugasnya, ia kembali menyerahkan buku Zardan. "Makasih," ucapnya yang diangguki oleh Zardan.

Tak lama bel pertanda masuk pun akhirnya berbunyi. Wingki kembali ke mejanya. Guru belum datang, membuat anak-anak 11 IPS 1 sibuk mengerjakan tugas mereka yang belum siap.

Zardan memasang sebuah earphone, karena ia paling tidak suka dengan kebisingan. Daripada harus teriak-teriak menyuruh mereka diam, lebih ia mendengarkan lagu.

Karena terlalu asik mendengarkan lagu, tak sadar Zardan tertidur. Yovi di sebelahnya juga sibuk dengan game yang ada di ponselnya.

Wali kelas mereka masuk dengan seorang perempuan yang mengikutinya.

Seperti biasa setelah memberi salam, mereka kembali diam. Menunggu apa yang akan disampaikan oleh Bu Lia, wali kelas 11 IPS 1.

"Pagi semuanya, kalian kedatangan teman baru dan ibu harap semoga kalian bisa berteman dengan baik, Zaya silahkan perkenalan dulu," ucap guru itu menyuruh siswi bernama Zaya itu memperkenalkan dirinya.

Dengan perasaan gugup dan sedikit canggung, Zaya melambaikan tangannya pada semua anak 11 IPS 1. "H-hai, perkenalkan nama saya Zayanda Mita Puspa, biasa dipanggil Zaya. Semoga kita bisa berteman dengan baik," jelasnya seraya tersenyum manis yang membuat lesung pipinya terlihat.

Zaya menghela napasnya lega karena anak 11 IPS 1 terlihat menerima kehadirannya.

"Gila, senyumnya buat gue meleleh!" seru Yovi. Teman sekelasnya langsung berdecih mendengar ucapan Yovi tadi.

Zardan & Zaya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang