Kalo ada typo tandain aja ya😉
-Happy Reading-
"Kenapa abang gak bilang kalo Zaya sakit!"
Teriakan itu berasal dari seorang pemuda yang terlihat begitu terpukul atas kenyataan yang diterimanya barusan. Sahabat kecilnya itu ternyata memiliki sebuah penyakit yang selama ini disembunyikannya dari Zardan dan keluarganya. Lagi-lagi Zaya berhasil membuat Zardan merasa tak becus, seharusnya ia sadar saat Zaya yang berkali-kali pingsan dan mimisan di sekolah pada saat itu bukan hanya karena kelelahan. Bahkan ia sempat melihat Zaya seperti orang linglung dan ucapannya juga terkadang tidak jelas.
Bukan hanya itu saja, ada saat di mana Zaya secara tiba-tiba terjatuh padahal tidak tersandung apapun. Zardan terus menanyakan padanya apa ia baik-baik saja dan Zaya hanya mengiyakan. Namun, kenyataannya dibalik semua kejadian aneh itu Zaya menyembunyikan rasa sakitnya sendirian.
"Dia gak mau kalian tau," jelas Riki yang sebenarnya sudah lama ingin mengatakan hal ini, menjelaskan kondisi Zaya yang sebenarnya tidak baik-baik saja dan harus segera dioperasi. Namun, sekarang memang sudah waktunya. Melihat bagaimana kondisi Zaya yang bertambah parah hanya dalam waktu lebih dari satu bulan setelah ia mendiagnosa nya, membuat Riki tak tahan jika harus lebih lama menyimpan rahasia ini.
"K-kenapa harus disembunyiin," lirih Dita disela isak tangisnya. Riki langsung memeluk tubuh Dita, memberikannya kehangatan dan tempat sandaran.
"Maafin aku." Hanya kata itu saja yang bisa Riki ucapkan. Melihat bagaimana terpukulnya keluarga Zardan atas penyakit Zaya membuatnya seperti merasakan kehangatan keluarga yang begitu erat. Bahkan mereka sama sekali tidak memiliki hubungan darah, tetapi mereka begitu menyayangi Zaya.
Zeon hanya bisa memeluk istrinya yang juga tengah menangis. Tatapannya tertuju pada seorang gadis yang tengah tertidur lelap di atas ranjang rumah sakit, lengkap dengan selang oksigen yang melekat dihidungnya. Rona merah yang diyakini bekas tamparan terpampang jelas dipipi pucat itu, sudut bibir yang robek serta beberapa lebam dibagian lengan menambah kesan prihatin bagi siapa saja yang melihatnya.
Zardan mendekati ranjang Zaya, lalu duduk di kursi yang berada tepat disamping ranjang itu. Tatapannya terus saja terfokus pada wajah pucat yang masih setia memejamkan matanya, padahal sudah lewat beberapa jam setelah mereka sampai di rumah sakit.
Kamu harus sembuh. Aku bakalan selalu setia nemanin kamu, Ay. Batinnya seraya menggenggam sebelah tangan Zaya yang bebas dari infus.
Ternyata dibalik kejadian ini, mereka juga jadi tahu tentang rahasia Zaya. Rasa marah yang awalnya menyelimuti Zardan, perlahan memudar setelah mengetahui bahwa Zaya mengidap sebuah penyakit. Ia tak lagi peduli tentang Leon dan Lesya karena Zardan yakin jika polisi pasti bisa mengurus mereka berdua dan memberikan hukuman yang setimpal untuk keduanya.
"Ayah sama bunda pulang dulu ya, kalian jagain Zaya," jelas Zeon seraya bangkit dari duduknya diikuti dengan Sinta yang juga sudah mulai berhenti menangis.
Sebelum keluar, Sinta menyempatkan menghampiri ranjang Zaya. Menggusap rambut hitam itu dengan lembut, lalu mencium dahinya.
"Zardan, jagain Zaya ya," ucapnya sambil menatap sang anak yang terlihat begitu sedih. "Zaya pasti sembuh," tambahnya sebelum melangkah menjauh dari sana.
Setelah Zeon dan Sinta keluar dari ruangan itu, sekarang hanya ada hening yang menyelimuti. Dita tampak terlihat tertidur dengan bahu Riki yang dijadikannya sebagai sandaran. Sedangkan Riki juga terlihat tengah memejamkan matanya.
Hanya Zardan yang masih setia menatap ke arah Zaya. Ia terdiam saat melihat sebuah senyum terbit dibibir itu, membuat dua buah lobang hitam yang berada di sisi kanan dan kiri pipinya terlihat begitu jelas. Entah apa yang Zaya mimpikan. Lalu tak lama senyum itu kembali hilang, tergantikan dengan cairan bening yang keluar dari sisi mata Zaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zardan & Zaya [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA YA] [TERBIT] Zaya kehilangan semuanya, hidupnya seolah tak lagi berarti sebab penyakit yang dideritanya. Ia juga harus hidup di sebuah panti asuhan. Namun, ada satu nama yang berhasil membuatnya kembali ingin tetap hidup dan ba...