Jangan lupa follow, vote dan komen😄
-Happy Reading-
Pemandangan taman yang sangat indah, di temani dengan cuaca yang tak begitu terik.
Terlihat dua anak kecil berumur 5 tahun, sibuk tengah mengejar sesuatu. Anak laki-laki itu, terus mengikuti ke mana langkah temannya.
"Zaya, jangan lari! Nanti ja---" tak sempat ia menyelesaikan ucapannya. Bocah perempuan itu sudah terjatuh duluan.
Bruk!
"Yah, Zaya bandel sih. Udah Zardan bilang juga jangan lari-lari," bocah laki-laki dengan gigi ompong itu terus saja mengomeli anak perempuan di depannya.
Tetapi tangannya tetap membantu membersihkan lutut Zaya kecil yang terlihat tergores dan bertanah. Menepuk-nepuknya dengan pelan.
"Sakit?" tanya Zardan yang dibalas gelengan oleh Zaya.
"Enggak papa, Ardan. Gak sakit kok," kekeh Zaya sambil tersenyum manis. Memperlihatkan lesung pipinya yang dalam.
Zardan langsung menarik hidung Zaya, membuatnya langsung melepaskan tangan itu paksa.
"Ardan suka banget ih," kesalnya seraya menyentuh hidungnya. "Untung gak jadi tambah panjang."
Zardan tertawa mendengar ucapan itu. "Ya, mana bisa Zaya. Ada-ada aja."
"Iya deh Ardan, eh gigi kamu copot lagi ya? Kok tambah hilang sih," heran Zaya.
"Iya, tapi kata Bunda. Nanti gigi aku tumbuh lagi kok. Lebih kuat pastinya!"
"Wah, gigi Aya kapan gitu ya?" herannya. Zardan menyentuh pipi berlubang Zaya dengan telunjuknya.
"Zaya, lobangnya makin dalam. Coba senyum lagi," pinta Zardan yang langsung dituruti oleh Zaya.
Ia tersenyum dan memperlihatkan lesung pipinya. "Nah, kan! Tambah dalam," celetuk Zardan.
"Ardan mau juga?" tawar Zaya kecil seraya mengerjapkan matanya lucu.
"Mau, tapi mana bisa. Biar Zaya aja yang punya ini, imut."
Zaya menatap Zardan bingung, "Imut itu apa? Bukannya Ardan bilang kalo Aya comel ya, kok sekarang imut sih!"
"Haduh, Zaya diam aja deh. Zardan pusing," ujarnya jengah.
Sedangkan Zaya langsung memegang kepala Zardan erat. "Di mananya pusing, sini Aya pijitin. Kata Ayah, jari Aya ini bisa ngobatin lho?" serunya bersemangat.
Zardan menggeleng cepat, "Enggak, nanti rambut Ardan malah Aya jambak!"
"Ih enggak." Karena Zardan yang tidak diam, Zaya langsung menarik rambutnya kuat. "Diam!" ujarnya galak.
Zardan langsung terdiam, membiarkan tangan mungil itu menyentuh kepalanya.
"Kak, Zaya!"
Zaya langsung membuka matanya perlahan, menatap anak-anak panti yang berada di kamar itu heran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Zardan & Zaya [END]
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM BACA YA] [TERBIT] Zaya kehilangan semuanya, hidupnya seolah tak lagi berarti sebab penyakit yang dideritanya. Ia juga harus hidup di sebuah panti asuhan. Namun, ada satu nama yang berhasil membuatnya kembali ingin tetap hidup dan ba...