23

953 86 10
                                    

Kalo ada typo tandain aja ya😉

-Happy Reading-

Sudah lebih dari satu bulan Zaya menginap di rumah Zardan, selama itu juga kedekatan mereka terus saja bertambah. Sesekali Zaya mengunjungi panti asuhan untuk melihat kondisi adik-adiknya dan juga Bu Ningsih.

SMA Bakti sempat heboh saat melihat Zardan dan Zaya datang ke sekolah bersama, seperti sekarang. Setelah selesai sarapan bersama tadi, keduanya langsung berpamitan untuk pergi ke sekolah. Saat ini keduanya tengah berjalan di koridor menuju kelas 11 IPS 1.

Zardan tak mempermasalahkan saat tangannya digenggam erat oleh Zaya. Teman kecilnya kini telah kembali lagi dengan wujud cantik yang kadang membuatnya pangling.

"Mereka pacaran ya?"

"Yah, sayang banget. Padahal Zardan udah gue tandain."

"Cocok banget sih!"

"Nama mereka aja sama gitu, mungkin jodoh kali ya."

"Kayaknya sih beneran pacaran!"

"Jangan ngomong sembarangan woi! Mereka cuma sahabatan doang."

"Yang bener mereka pacaran atau sahabatan sih?"

Zaya hanya tersenyum menanggapi ucapan beberapa siswi yang memang mengidolakan Zardan. Sedangkan Zardan sendiri hanya terlihat acuh dan sibuk memfokuskan pandangannya pada jalan. Bahkan telinganya dengan sengaja ia pasangkan earphone.

"Woi! Masih pagi juga, udah gandengan aja. Mau nyebrang emangnya?" celetuk Yovi yang menghampiri Zardan dan Zaya bersama dengan Wingki, Dipsa dan Wawa di belakangnya.

"Biar gak hilang lagi," jawab Zardan dan mengeratkan genggamannya.

"Jadi pengen punya sahabat dari kecil juga deh, tapi sayang sekarang gue udah gede," tutur Wawa. Dipsa menatap datar ke arah Wawa, terlihat tak suka dengan perkataannya barusan.

"Gue bukan sahabat lo?" ketus Dipsa.

Wawa hanya menyengir, lalu memuluk tubuh Dipsa erat. "Maksud gue, sahabat cowok kayak Zardan."

"Oh, kirain apa. Ya udah lepas!"

Pelukan itu akhirnya terlepas, bersamaan dengan langkah mereka yang berhenti tepat di depan kelas 11 IPS 1.

Lesya dan Leon kompak menatap ke arah Zardan, dkk yang baru saja memasuki kelas. Selama satu bulan ini juga, Leon tidak bisa lagi mengganggu Zaya karena Zardan yang selalu saja melindunginya. Sedangkan Lesya juga merasakan hal yang sama, Zardan bertambah sulit ia dapatkan.

"Bang ...."

Leon hanya menggenggam erat tangan sang adik. "Gak ada cara lain," gumamnya yang dapat didengar jelas oleh Lesya.

Sebuah senyum tipis terbit di bibir Lesya, ia tahu apa yang akan dilakukan oleh sang abang.

Sekarang lo boleh ketawa, liat aja nanti. Batinnya seraya menatap Zaya penuh benci.

Bagaimana tidak, seseorang yang ia harapkan dan puja-puja malah mengabaikannya setelah kehadiran Zaya. Awalnya Lesya berusaha untuk sabar dan menahan diri, tetapi semakin hari ia tidak tahan juga jika harus melihat Zardan selalu berdekatan dengan Zaya.

Mungkin memang benar, ia terlalu cinta pada Zardan. Namun, rasa cinta itu berubah menjadi obsesi yang begitu besar.

Hari di mana, saat ia pergi bersama Zardan dulu adalah haru terakhir ia dekat dengan Zardan. Karena setelahnya semua yang ia lakukan selalu salah dimata laki-laki itu.

Zardan & Zaya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang