Jangan lupa follow, vote dan komen😊
-Happy Reading-
"Yah, lo sih. Kelamaan di toiletnya. Gak kebagian tempat kan kita," keluh Wawa.
"Ya maaf, lagian gue tadi kebelet daripada ngompol mendingan ke toilet."
"Udah jangan berantem," lerai Zaya. "Kalian katanya lapar, jadi makan atau enggak?"
Keduanya kompak mengangguk, mereka memang sudah sangat lapar. Tetapi lihatlah sekarang tidak ada tempat untuk mereka duduk.
Dipsa menarik kedua temannya ke arah meja Zardan.
Yovi yang melihat Dipsa dan Wawa, langsung melambaikan tangannya. "Sini, Sa!" ujarnya.
Zaya yang merasa terus diperhatikan oleh laki-laki di depannya. Mengangkat kepalanya, "Kenapa?" tanyanya.
Mereka semua sudah duduk. Karena Dipsa dan Wawa sibuk memesan makanan, hanya Zaya yang ada di meja itu. Sedangkan Yovi dan Wingki sibuk makan.
Zardan hanya menggeleng, lalu kembali memasang earphone. Menunggu teman-temannya.
"Eh, kita belum kenalan. Gue Yovi," ujar Yovi sambil mengulurkan tangannya yang langsung disambut oleh Zayaa.
"Zaya," jawabnya.
"Gue, Wingki. Ketua kelas, anak rajin dan pastinya selalu rapi!" Kali ini Wingki yang memperkenalkan dirinya. Zaya hanya terkekeh, mendengar ucapan Wingki yang begitu percaya diri.
Lalu pandangannya tertuju pada satu laki-laki yang terlihat tak berminat untuk berkenalan. "Dia, Zardan."
Perkataan Yovi, berhasil membuat Zaya menegang. Zardan, batinnya. Ia menatap laki-laki yang bernama Zardan itu tak percaya, apa mungkin dia ....
"Kenapa, Zaya?" Dipsa datang dan langsung membuat Zaya tersadar. Cepat-cepat ia menggelengkan kepalanya.
"Lo, seriusan udah makan?" tanya Dipsa lagi. Menatap Zaya serius, "Jangan bohong ya!"
"Aku udah makan kok, serius," jujurnya.
"Ya udah, kalo belum bilang aja ya. Nanti Wawa yang traktir."
Wawa yang tengah makan itu menatap Dipsa datar, "Pengen di sambelin gak tuh mulut?"
"Ampun mbak jago!"
Mereka yang ada di meja itu tertawa. Melihat tingkah Dipsa, berbeda dengan Zaya dan Zardan yang sama-sama terdiam.
Zardan yang sibuk dengan ponselnya dan Zaya yang sibuk dengan pemikirannya.
***
Tak terasa saat ini sudah jam terakhir, yang artinya setelah satu pelajaran mereka langsung pulang. Kelas 11 IPS 1 terlihat ramai, karena guru yang mengajar di jam terakhir ini tidak masuk. Hanya memberikan tugas saja.
Zaya mengerjakan tugasnya dengan tenang, berbeda dengan Dipsa dan Wawa yang sibuk dengan ponsel. Mereka terlihat tengah menonton, mumpung gurunya tidak ada dan wifi sekolah yang lancar.
"Ganteng banget!" seru Dipsa melihat ponselnya yang menampilkan drama Korea.
"Kulitnya astaghfirullah, gue sebagai cewek merasa tersaingi," kekeh Wawa.
Zaya hanya mendengarkan ucapan kedua temannya itu. Ia masih sibuk dengan tugasnya.
Tinggal satu soal lagi, tetapi tiba-tiba pusing di kepalanya muncul. Mita menggelengkan kepalanya, berharap sakit itu hilang.
Tes
Zaya langsung menutup bukunya cepat, lalu beralih menutup hidungnya, berjalan keluar dari kelas dengan terburu-buru. Bahkan Dipsa dan Wawa sampai dibuat heran oleh tingkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zardan & Zaya [END]
Genç Kurgu[FOLLOW SEBELUM BACA YA] [TERBIT] Zaya kehilangan semuanya, hidupnya seolah tak lagi berarti sebab penyakit yang dideritanya. Ia juga harus hidup di sebuah panti asuhan. Namun, ada satu nama yang berhasil membuatnya kembali ingin tetap hidup dan ba...