Mata yang awalnya masih terpejam, akhirnya terbuka perlahan. Keadaan kamar mandi yang dingin, membuat Zaya dengan susah payah bangkit dari posisinya.
"Shh ...." Rintihan itu kembali keluar dari bibir pucatnya. Sebelah tangannya kembali memegang kepala. Lalu berusaha berjalan keluar dari kamar mandi.
"Kakak kenapa?" tanya Jojo dengan raut wajah khawatir sambil membantu Zaya duduk di ranjangnya.
"Kakak cuma capek," jawabnya dengan menampilkan sebuah senyuman terpaksa.
"Jojo panggilin ibu ya." Jojo sudah bersiap turun dari atas ranjang, tetapi Zaya menahan tangannya. Lalu menggeleng pelan, pertanda tidak usah.
"Boleh kakak minta tolong sama Jojo?" tanya Zaya sambil merebahkan tubuhnya.
Jojo mengangguk antusias. "Minta tolong apa, kak?"
"Pijitin kepala kakak ya," pintanya. Jojo langsung menurutinya dan memijit kepala Zaya. Tangan mungil dari Jojo ternyata ampuh membuat sakit kepalanya perlahan menghilang. Meski pun tidak sepenuhnya hilang, Zaya tersenyum tipis. Menatap wajah Jojo yang begitu serius.
"Makasih ya, Jo," ucap Zaya seraya menatap ke arah Jojo tulus. Yang ditatap hanya menampilkan cengirannya.
"Sama-sama, makanya kakak jangan kerja terus. Harus istirahat dong, biar gak lemes kayak gini lagi," celetuk Jojo seraya masih memijiti kepala Zaya.
"Jojo! Kamu sembunyi di mana sih?" Terdengar suara gadis kecil yang diyakini Zaya adalah suara dari Ica.
Jojo terlihat gelagapan, ia sibuk masuk ke dalam selimut Zaya. Bersembunyi di sana dengan mata yang sedikit mengintip ke arah pintu kamar.
"Kak, ada liat Jojo gak?" tanya Ica setelah membuka kamar Zaya. Matanya menatap sekitar kamar Zaya yang terlihat kosong dan juga tidak ada tanda-tanda Jojo. Apalagi gelengan dari Zaya membuatnya kembali berlalu dari sana.
"Ica udah pergi tuh," ujar Zaya. Perlahan Jojo keluar dari selimut Zaya. Matanya masih saja menatap ke arah pintu depan, mengawasi jika tiba-tiba Ica muncul.
Benar saja tak lama Ica kembali masuk ke sana dan berlari menghampiri Jojo.
"Ketemu! Kak Zaya kenapa bohong sih," gerutunya seraya ikut duduk di samping Jojo.
Zaya yang semula sudah memejamkan matanya, langsung terkekeh melihat wajah cemberut dari Ica. "Maaf deh," ucapnya yang langsung diangguki oleh Ica.
"Kakak sakit ya?" tanya Ica sambil meletakkan tangannya di dahi Zaya.
"Panas!" jeritnya seraya mengibaskan tangannya.
"Ica, jangan lebay deh," ejek Jojo. Tak terima dengan ucapan Jojo, Ica langsung mencubitnya. Membuat Jojo meringis kesakitan, lalu menjauh dari serangan Ica.
Zaya hanya dapat terkekeh melihat kelakuan mereka berdua. Sedangkan Ica makin gencar dengan aksinya, tak henti-hentinya ia mencubiti pipi Jojo.
"Udah Ca," peringat Zaya sambil berusaha duduk, lalu menyenderkan tubuhnya di dinding kamar itu.
"Baring aja kak, biar sakitnya cepat ilang." Jojo kembali memijiti kepala Zaya.
"Udah mendingan kok." Zaya melepaskan tangan Jojo, lalu menggenggamnya dengan erat. "Makasih ya," ucapnya.
Lagi-lagi Jojo hanya mengangguk. Ica yang kelelahan karena asik bermain, kini sudah tertidur pulas dengan paha Zaya sebagai bantalnya.
"Jojo, nanti harus bisa jagain Ica ya. Jangan berantem terus," lontar Zaya tiba-tiba saat Jojo ikut berbaring di samping Ica.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zardan & Zaya [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA YA] [TERBIT] Zaya kehilangan semuanya, hidupnya seolah tak lagi berarti sebab penyakit yang dideritanya. Ia juga harus hidup di sebuah panti asuhan. Namun, ada satu nama yang berhasil membuatnya kembali ingin tetap hidup dan ba...