Chapter 14 Bagian 3 "Diculik"

278 70 0
                                    

*Putar lagu di atas buat tema part ini.

POV Lodewijk

Aku berdiri dari bangku, berjalan pergi meninggalkan area tower viewer, memasuki mobilku, menyalakan mesinnya, mengeluarkan mobilku dari tempat parkir dan mengemudi menuju rumah mevrouw. Di tengah perjalanan, aku penasaran kenapa jalanan yang kulalui sangat sepi, tidak ada mobil maupun kendaraan lain yang berlalu lalang. Tiba-tiba aku mendapat pesan dari Tantri, aku membukanya.

"Lodewijk, jalanan yang kamu lewatin sepi?" tanyanya

"Iya." jawabku.

"Beberapa ruas jalan diblokade dikasih pembatas dan garis polisi, kamu harus ambil jalan pintas masuk gang sempit atau sejenisnya." ujarnya.

"Kenapa?" tanyaku kebingungan.

"Ayah saya ngasih tau saya kalau kamu bakal dijebak dengan dalih kecelakaan dan kalau mereka beneran berhasil ngejebak kamu, kamu bakal dirawat di rumah sakit kepolisian alias dikurung di sana. Kamu bawa pistol kan?" tanyanya.

"Iya." jawabku.

"Keluarin pistolmu, itu bakal berguna." balasnya.

"Makasih udah ngasih tau." balasku berterimakasih padanya.

Percakapan kami berakhir, aku mengeluarkan pistolku dari dashboard dan benar saja, selang beberapa detik kemudian aku melihat beberapa sepeda motor melaju dengan kencang menuju mobil yang aku kendarai.

Aku menancapkan pedal gas dan meningkatkan kecepatan mobilku sambil mencari gang sempit untuk aku masuki dan lewati agar dapat kabur dari kejaran mereka, dari belakang aku mendengar suara rentetan letusan senjata api mengenai badan dan katup bagasi mobilku. Verdomme! Padahal mobil ini baru saja selesai diperbaiki! Ah, masa bodo!

Aku membuka kedua kaca pintu depan mobilku dan sedikit menurunkan kecepatan mobilku, membalas tembakkan mereka. Sial, mengemudi sambil menembakkan senjata api lebih sulit daripada yang kuduga. Baku tembak hebat terjadi antara aku dan mereka. Aku berhasil menembak dua pengerjarku, sisa 3 yang belum berhasil aku tembaki. Aku masih berusaha lolos dari kejaran mereka, mereka cukup lihai dalam mengemudi sehingga sangat sulit bagiku untuk mengecoh mereka.

Ini keadaan yang sangat sulit bagiku karena fokusku terbagi dua. Jika aku terlalu fokus menembak maka aku akan kehilangan fokusku dalam mengemudi, jika aku terlalu fokus mengemudi maka aku tak dapat membalas tembakan mereka dan membuat kemungkinanku menjadi sasaran empuk lebih tinggi.

Tidak ada pilihan lain, aku harus keluar dari jalur aspal dan mengemudi di luar jalur aspal, melewati rimbunan pepohonan dan berharap bahwa saat aku keluar, terdapat jalur aspal yang bisa aku lalui.

Aku berbelok memasuki rimbunan pepohonan dan melewati area yang tidak beraspal sama sekali. Sialnya, aku tidak mengetahui bahwa aku harus melewati sebuah sungai. Sungainya tidak terlalu lebar hanya saja dalam sehingga saat aku memasukinya, mobilku terperangkap ditengah-tengah sungai dan tak dapat melaju lagi tidak peduli seberapa kuat aku berusaha menancapkan gas.

Aku segera keluar dari mobil, membuka pintunya, air mulai mengalir memasuki bagian dalam mobilku, aku langsung membuka smartphoneku, mengirimkan pesan WA kepada Tantri dan membagikan lokasiku padanya.

"SOS, lacak lokasi smartphoneku, hard disk ada deket sama smartphoneku."

Aku menyembunyikan smartphone dan tasku yang berisi hard disk di bawah kursi depan mobil yang sudah dibanjiri oleh air, berharap bahwa smartphone ku dapat bertahan dan terus menyala di dalam air setidaknya sampai Tantri atau Ilya mencariku. Aku langsung berenang menjauhi mobilku hingga sampai ke tepian sungai, mencari pohon terdekat dan bersembunyi dibaliknya sambil memperhatikan sebagian besar badan mobilku tenggelam dan hanya terlihat atap beserta sebagian jendela pintunya saja di permukaan air. Mobilku tetap berada di situ tidak berpindah, syukurlah sungainya tidak dalam.

Antara Darah Dan Hati 2 Dream RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang