18. I love You

2.7K 146 10
                                    

Beberapa saat yang lalu, di sebuah ruang rapat dewan.

Rey menumpukan dagunya dengan sebelah tangan sambil terpejam. Pikirannya kusut dan lelah.

Sudah hampir satu jam rapat telah dimulai dan sampai sekarang masih belum ada solusi penyelesaiannya.

"Tidak hanya menurunkan citra perusahaan, presdir juga membuat skandal dengan salah satu staf!"

"Tapi Ellen bukan staf, dia terikat kontrak kerja dengan perusahaan!"

Banyak pendapat yang mengalir di tempat itu, dan Rey hanya bisa diam sembari mengamati situasi di depannya.

Video panas antara Presdir dengan Jenni yang kini sudah viral telah dihapus dari website. Rey hanya bisa memikirkan satu orang yang merencanakan semua ini.

Tina.

Apalagi setelah Gerald sudah yakin bahwa alamat IP yang mengunggah video itu tertuju pada lokasi rumah Tina.

Padahal dia tidak diundang dan tidak datang saat pesta ulang tahun Jenni. Kenapa wanita itu bisa melakukannya?

Dia benar-benar tidak ingin membayangkannya. Berarti komplotan Tina ada satu atau dua orang di perusahaaan ini.

"Apapun yang kalian katakan, Presdir Rey Athlan tidak mencerminkan sikap seorang pemimpin yang baik. Dia memang masih muda, dan tindakannya terbukti benar dengan pikirannya yang tidak dewasa!"

Salah satu dewan, pemilik saham terbesar kedua, Hendrik, menyuarakan pendapatnya dengan nada yang lantang. Semua orang tahu kalau Hendrik memiliki hubungan yang dekat dengan CEO Jaya sekarang.

'Baiklah, bicara saja sesukamu.'

Terlepas dari semua masalah yang terjadi, Rey mengkhawatirkan kondisi Jenni.

Dia mengetuk jarinya di atas meja hingga semua orang menatapnya. Tanpa basa-basi, dia mengeluarkan suara dengan nada tegas.

"Saya akan menjalankan hukuman dan mengikuti prosedur karena melanggar etika kepemimpinan. Namun sesuai peraturan awal, Je--Ellen bukan salah satu staf dan dia hanyalah kolega yang memiliki kontrak kerja dengan perusahaan. Tanpa terikat dengan perusahaan dia sudah menjadi orang yang sukses. Saya di sini sebagai sponsornya, jadi saya tidak bisa mengatakan hal lain."

Rey menjelaskan kondisinya dengan pelan-pelan namun singkat. Dia menatap semua orang yang hadir saat rapat, mulai dari para dewan, para eksekutif, sampai manajer cabang. Tatapannya tenang dan telihat dingin, walaupun pikirannya sedang kalut.

'Ah, aku ingin menemui Jenni sekarang.'

"Hah?" Hendrik melotot, "Presdir, apa Anda tidak akan menjelaskan kenapa Ellen menyerang koleganya sendiri?"

"... Saya menggodanya, dan saya duluan yang memulai. Jadi itu hanya bentuk perlawanan."

"Apa!?" sentak Hendrik terkejut.

Ruangan yang tadinya ramai kini menjadi hening karena tidak percaya dengan jawaban Rey barusan.

Presdir yang terkenal tidak tertarik dengan wanita, terkenal cerdas dan licik, kini bersedia menanggung semua hukuman?

Naughty Person - 18+ [S2 END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang