Taman kota masih belum sepi di sore hari. Banyak orang sedang berolahraga atau jogging di sana, mengitari taman melalui jalan setapak yang telah disediakan. Ada juga beberapa anak kecil yang bermain-main di sekitar air mancur.
Jenni duduk di bangku kosong, sedangkan Miranda berada di seberangnya. Mereka saling berhadapan dan dipisah oleh sebuah meja bundar.
"Bagaimana masakanku? Enak, kan?" tanya Miranda penasaran.
Jenni menyantap opor ayam dan mengangguk pelan. Dia masih tidak habis pikir dengan situasinya saat ini.
'Aku ngapain, sih?'
'Kenapa mamanya Rey tiba-tiba seperti ini?'
Jenni tidak mengatakan apapun dan hanya mengunyah makanan itu. Sesekali dia melirik Miranda, kemudian dia mengalihkan tatapannya setelah tahu wanita itu tersenyum kepadanya.
"Apa aku tidak boleh dekat denganmu?"
"Hah?" Jenni tersentak dan mendongak, "tidak, saya tidak bermaksud... maaf."
Miranda menggelengkan kepalanya, "Santai saja. Jangan terlalu formal, Jenni."
Jenni menutup mulutnya dan melihat meja dengan pandangan yang kosong.
"Sejujurnya, sa-aku sedikit kebingungan saat ini," Jenni membalas pelan, wajahnya terlihat gelisah.
Dia benar-benar tidak tahu harus bersikap seperti apa di hadapan seorang 'ibu,' terlebih ibu itu begitu memedulikannya.
Sosok orangtua yang sudah lama hilang di dalam hidupnya, Jenni sungguh asing terhadap suasana tersebut.
"Kau tahu, selama beberapa tahun terakhir, aku selalu berpikir kalau anakku sedikit aneh."
Miranda menumpukan sikunya dan menatap Jenni dengan tatapan geli. Matanya menerawang dan ada sedikit paras khawatir di sana.
"Kupikir dia sudah 'belok' karena tidak mengencani wanita manapun. Tapi itu ternyata karena dirimu, Jenni sayang."
Miranda bahkan mengatur kencan buta untuk Rey berkali-kali di masa lalu. Rey, semenjak kuliah sampai kerja, pikirannya susah ditebak dan dia selalu dingin pada semua wanita. Hidupnya seperti hanya didedikasikan untuk pekerjaan.
Kenapa?
Rey menggila dalam artian lain.
Obsesinya pada Jenni bisa dilihat saat perform beberapa waktu yang lalu. Wajah pria itu menjadi tolol seketika saat melihat Jenni.
Tentu saja, Miranda sudah menyadarinya.
"Aku tahu kau menyukai Rey. Percakapan kita di rumah sakit dulu masih kuingat. Apa sekarang kau membencinya? Kulihat hubungan kalian sedikit merenggang."
Jenni menelan ludan dan menegang untuk beberapa saat. Apa yang bisa dikatakan dalam situasi seperti ini?
Dia tidak bisa memberitahu wanita di depannya tentang hubungan rumit yang cuma sebatas kontak fisik dengan Rey.
"Aku..."
"Hm?"
"Aku-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty Person - 18+ [S2 END]
RomansaCerita ini merupakan cerita lanjutan dari Naughty Person S1. 💣 KONTEN DEWASA!!! 💣 *BAB PROLOG - 36 DIREVISI, YANG LAIN NUNGGU* -Terdapat banyak adegan seks di dalamnya- Para pembaca yang baik dimohon memilih bacaan sesuai umur, ya! SEXSCENES CP :...