26. He Turned Her On

2.3K 111 1
                                    

Jenni meletakkan cangkir kopi di atas meja tanpa membuat suara. Dia sangat kebingungan saat ini.

Kenapa dia harus berhadapan dengan cowok yang paling dibencinya setelah ayah tirinya, Donny, sedangkan dia harus merasakan keberadaan pria lain di punggungnya?

Mereka saat ini sedang duduk di sebuah cafetaria kantor, memesan minuman dan hanya saling memandang. Di sisi lain, Gerald berdiri di belakang Jenni tanpa membuat suara.

Itu aneh.

Itu membuat Jenni merasa risih, di saat bersamaan dia merasa tenang ada Gerald di sana.

Pada saat itu Jenni bisa melihat Donny tersenyum kepadanya.

"Apa yang ingin kau bicarakan?"

Jenni tak suka basa-basi dan langsung ke intinya, terutama kalau itu adalah seseorang yang ingin dia hindari.

"Hm, apa pria itu tak bisa pergi dulu?"

Secara khusus yang dimaksud Donny adalah Gerald, namun Gerald hanya membalas singkat.

"Anggap aku tak ada."

"Tak bisa. Aku hanya bicara sebentar dengan wanita ini, ada beberapa privasi yang tak bisa kau dengar."

Alis Gerald terangkat seolah Donny memaksanya dengan halus. Dia kemudian teringat akan informasi yang diberikan oleh Rey kepadanya di masa lalu.

'Justin. Donny. Wawan Jaya. Tina dan antek-anteknya. Dan semua yang sepertinya akan membahayakan Jenni. Ah, Albert sepertinya tidak, jadi aku akan membiarkannya. Hm? Kau juga tidak akan melakukan sesuatu kepada kekasihku, bukan?'

'... Saya tidak tertarik. Tenang saja.'

Gerald semakin mengerutkan keningnya karena dia harus terseret dalam sesuatu yang merepotkan. Ayahnya hanya meminta dia untuk membantu Presdir Athlan, tapi yang dia lakukan sekarang sudah lebih dari bantuan.

Tiba-tiba Jenni menyenggol lengan Gerald dan memberinya isyarat melalui tatapan matanya.

'Tinggalkan kami berdua. Toh pria ini tidak akan bisa melakukan apa-apa ketika kami berada di sebuah tempat publik seperti kafetaria kantor.'

Jenni merasa gemas kepada anak mahasiswa itu yang diam-diam mengangguk kemudian menyingkir, hingga wujudnya tak terlihat.

"Jadi, mau bicara apa?" tanya Jenni sekali lagi dengan nada serius. Matanya menatap tajam ke arah Donny yang terlihat tenang.

"Aku ingin minta maaf."

Satu kalimat itu membuat Jenni menjadi bingung.

"Apa?"

"Seperti yang kukatakan, aku ingin meminta maaf."

"Minta maaf?"

"Benar," Donny mengangguk pelan, "tindakanku di masa lalu sungguh memalukan dan tak bisa dimaafkan--tentu saja, tapi aku tak bisa melupakannya juga. Aku minta maaf."

Jenni menatap kosong beberapa saat sebelum akhirnya mulai berbicara lagi.

"Apa kau serius?"

Naughty Person - 18+ [S2 END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang