Rika menyeruput Americano dengan tenang dan mengabaikan tatapan penasaran yang menusuk dirinya. Dia saat ini berada di cafe dekat kantornya bersama klien teman lamanya, Jenni, dan dua pria tak diundang.
Dua pria itu adalah Rey Athlan, teman SMAnya dulu dan seorang lagi yang mengenakan seragam hitam.
"Kukira kau akan memilih jalan untuk menjadi jaksa. Ayahmu, Ryan Damara, sangat mendedikasikan keluarganya untuk menjadi jaksa, kan?" tanya Rey untuk membuka topik pembicaraan.
"Sayangnya aku berubah haluan. Kau tahu, wanita tidak selalu terpaku pada satu hal yang sama."
Jenni berdeham pelan dan menatap kedua pria di hadapannya dengan pandangan aneh, "Hei... bukankah seharusnya aku dan Rika yang akan di cafe? Kenapa kalian berdua masih di sini?"
Sekilas Rey dan Gerald saling berpandangan. Namun Gerald sudah berbicara duluan untuk menjawab pertanyaan Jenni.
"Saya hanya mengikuti pria ini."
"Bukankah kau harusnya mengawal atau apa? Kenapa duduk di sebelahku?" tanya Rey sambil mendecakkan lidahnya.
"Tidak ada alasan saya harus berdiri."
Kedua pria itu memang berada di meja yang sama dengan Jenni dan Rika, tetapi perlahan mereka menyingkir untuk membiarkan para wanita berbincang-bincang.
"Apa kau sudah menikah dengan pria itu?"
"Apa?" kejut Jenni karena pertanyaan mendadak dari Rika, kemudian dia membalasnya dengan sedikit malu, "tidak, aku belum. Mungkin nanti. Ah, aku juga akan mengundangmu kalau itu terjadi."
Rika tersenyum dan mendesah pelan sebelum bersandar di kursinya. Dia menatap Jenni dengan wajah geli, karena tidak menyangka wanita itu sudah bersikap hangat kepadanya padahal mereka baru bertemu hari ini setelah sekian lama.
"Kenapa kau bisa terbuka begitu saja denganku?"
"Maksudnya?"
"Kau. Dirimu. Apa kau tidak curiga denganku atau apapun?" tanya Rika penasaran. Dia menindas Jenni cukup parah di masa lalu, jadi dia tidak yakin bahwa seseorang bisa melupakan hal itu dengan mudahnya.
"Auramu terlihat baik. Kau tahu, aku bisa membedakan mana yang buruk dan mana yang baik, mungkin."
Rika mencibir Jenni seolah dia tidak setuju dengan perkataan wanita itu.
"Kau tidak bisa percaya begitu saja dengan orang, bahkan meskipun kau sudah mengenalnya."
Jenni termenung sesaat dan memikirkan sesuatu. Dia selalu diingatkan tentang hal itu, oleh sahabatnya Diana dan Fernando, bahkan oleh Albert juga.
Padahal dia sulit percaya dengan orang-orang, tetapi anehnya dia juga gampang percaya bila orang itu menunjukkan sedikit kebaikan.
"... Aku akan mengingatnya."
"Bagus, dan aku ingin mengucapkan selamat kepadamu, maaf terlambat."
Jenni tertegun dan bertanya dengan heran, "Selamat apaan?"
"Yah, selamat karena sudah langgeng. Dari SMA, kan? Wow, aku bahkan tak pernah melihat temanku yang lain memiliki hubungan selama ini seperti dirimu."
Jenni mengejapkan matanya berulang kali. Dia merasa bahwa Rika salah paham akan sesuatu, jadi dia segera membenarkannya.
"Kau salah, kami baru berhubungan tidak lama ini."
"Hah?"
"... Iya," Jenni tersenyum canggung, "ada keadaan yang membuat kami salah paham sebelumnya, tetapi kami berhasil mengatasinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty Person - 18+ [S2 END]
RomanceCerita ini merupakan cerita lanjutan dari Naughty Person S1. 💣 KONTEN DEWASA!!! 💣 *BAB PROLOG - 36 DIREVISI, YANG LAIN NUNGGU* -Terdapat banyak adegan seks di dalamnya- Para pembaca yang baik dimohon memilih bacaan sesuai umur, ya! SEXSCENES CP :...