37. Their Madness (2)

1.3K 88 1
                                    

"Ya, dia benar. Kau memang gila."

Jenni menatap kosong ke arah Diana yang terkekeh di seberang meja. Saat ini dia berada di Yv Corp, salah satu perusahaan di bidang konstruksi milik Fernando.

Anehnya, Diana menjadi CEO perusahaan itu, sedangkan Fernando bekerja di belakang layar. Ada beberapa masalah dalam hak warisan dan orangtua Fernando hanya bisa pasrah pada keputusan putranya.

Mereka bisa apa jika Fernando sendiri yang memintanya? Meski dia suka bepergian ke mana saja, hampir semua karyawan di Grup Yeva jarang melihat wajahnya.

Diana mungkin berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja, tapi dia lebih cakap bila berurusan dengan orang lain daripada Fernando.

Saat ini, Diana sedang memeriksa arsip proposal yang diajukan oleh karyawan magang. Setelah dari Grup Athlan, Jenni segera menemuinya dan bercerita beberapa kejadian penting kepadanya seperti biasa, tentu saja dengan topik Rey Athlan.

"Aku turut bahagia untukmu, Jenni," ucap Diana lembut.

"Bahagia?"

"Iya. Bukankah aku belum memberimu ucapan selamat karena kalian berdua akhirnya jadian?"

Jenni tersenyum malu dan melambaikan tangannya.

"Itu tidak penting."

"Kenapa tidak penting? Apa kau lupa kalau kau mengalami patah hati yang tidak berujung sejak SMA?"

"... Diana."

"Aku hanya bercanda."

Diana tertawa ketika melihat ekspresi Jenni yang cemberut. Sejujurnya, Jenni tidak ingin mengingat masa-masa SMA lagi. Itu sangat memalukan.

"Lalu? Ada yang bisa kulakukan untukmu?"

Jenni menunduk dan bergumam pelan, "Tidak... saat ini aku tidak membutuhkan apapun. Aku hanya menganggur."

"Bagaimana kontrakmu di Grup Athlan?"

"Ah, itu... aku akan tetap manggung seperti biasa, tapi masih lama."

Diana mengerutkan keningnya sambil menatap wajah Jenni yang terlihat aneh. Dia sudah tahu dengan keadaan Jenni yang semua jadwal kerjanya dibatalkan hanya karena video skandal itu.

"Apa kau sudah memberitahukan hal itu kepada Rey?"

Jenni tersentak dan megap-megap, "A-apa? Buat apa?"

"Dia bos besar, kan? Terlebih dia juga pacarmu."

Seakan paham dengan apa yang dimaksud Diana, pada akhirnya Jenni menggelengkan kepalanya.

"Tidak, Diana. Aku tidak bisa memanfaatkan dirinya, lagipula itu memang salahku."

Diana mengambil secangkir kopi kemudian menyesapnya pelan-pelan. Matanya menyipit sembari mengamati sahabatnya yang sedang bertingkah aneh.

"Lalu kenapa kau terlihat gelisah? Ada apa?"

Jenni menggigit bibir bawahnya dan menarik nafas panjang. Dia lalu berbicara sangat pelan seolah-olah dia sedang berbisik.

"Aku bakal gila, Diana. Aku... sepertinya aku sudah keterlaluan. Aku menggoda Rey bahkan di saat dia akan rapat!"

"Ya, kau memang gila. Kita sudah membicarakan ini tadi. Lalu?"

"Aku juga menganggur. Lihat sekarang, diriku adalah pemusik penuh skandal. Aku mulai berpikir untuk kembali ke Italia. Bagaimana menurutmu?"

Diana tersedak sesaat setelah mendengar Jenni mengatakan sesuatu yang gila. Dia menggosok telinganya dan memeriksa apakah dia salah mendengar atau tidak.

Naughty Person - 18+ [S2 END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang