Prolog

14.1K 294 13
                                    

Halo readers! Terima kasih untuk pembaca yang sudah mengikuti sampai season ini. Semoga menikmati alurnya!


* * *


Malam hari menjadi waktu seseorang untuk berpikir dan merelaksasikan pikirannya. Bintang-bintang di kota tidak terlihat, seperti menyembunyikan kehadirannya dalam kegelapan. Sekitar satu kilometer dari pusat ibukota, ada bangunan apartemen yang sudah sangat sepi, namun di lantai tertentu masih menampakkan cahaya lampu, meski terkadang berkedip-kedip.

Terdengar suara radio di sebuah kamar, diikuti suara televisi di ruang tamu. Radio itu terus menyala, berdiri tegak di atas meja yang tak terpakai. Di sebelah meja itu, seorang pria dengan wajah kusut, duduk di kursi dengan lemas, mengisap rokoknya pelan-pelan.

Nama pria itu adalah Rey Athlan, presdir dari Ath Corp saat ini. Wajah tampannya tertutup oleh penampilannya yang berantakan. Matanya sedikit menghitam karena keseringan begadang. Rambutnya acak-acakan, dengan kaus polos yang dipakainya.

"Iya, baik. Aku mengerti, segera lanjutkan dan besok akan kutangani. Baiklah."

Rey mematikan telepon yang diterimanya itu, kemudian mendengus pelan. Sesekali dia meminum bir sambil menggaruk kepalanya.

Bayangan masa lalu sepintas lewat di pikirannya. Seorang wanita. Benar, tiap kali dia ingin 'minum,' dia selalu memikirkan wanita itu. Terkadang dia juga memimpikannya, bermain dan melakukan hal yang menyenangkan bersama-sama, meski hanya dalam khayalan indahnya.

'Dimana kau sekarang?'

'Aku merindukanmu.'

Rey terkekeh sendiri meski tak ada yang lucu. Bahunya naik-turun menyesuaikan cegukannya yang terus datang. Jujur berbicara, dia ingin mencari wanita itu ke pelosok negeri.

Namun dia sendiri juga takut.

Dia menyakiti wanita itu ketika SMA, tentu saja dia tidak memiliki hak setelah apa yang dia perbuat. Sebenarnya dia sadar, tetapi dia tak ingin mengakuinya.

Bahkan itu sudah sepuluh tahun, sialan. Dia tak bisa menemukan wanita itu di mana pun.

Rey menatap jendelanya dengan mata yang kosong. Bayangan masa lalu sedang berkeliaran di benaknya sekarang.

Bila mereka bertemu, dia akan memastikan dengan mulutnya sendiri. Dia akan mengatakannya, kalimat sialan yang terhenti di tenggorokannya selama beberapa tahun terakhir.

Bahwa dia mencintainya.


* * *


Jakarta, Indonesia.

Seorang pria tinggi memasuki gedung pencakar langit yang tingginya lebih dari lima ratus kaki, sekitar dua ratus meter. Gedung itu sangat besar dan banyak orang berlalu-lalang di sana, sibuk akan pekerjaannya masing-masing.

Beberapa petugas dan karyawan menyambutnya dengan gerakan profesional, namun mereka sedikit takut. Pria itu memakai kacamata hitam dan jaket cokelat, seperti mata-mata dari kelompok mafia terkenal.

Ketika pegawai dari bagian resepsionis melihatnya mendekat, mereka langsung berdiri tegap. Dengan pelan, salah satu dari pegawai tersebut bertanya pada tamu tak dikenalnya ini.

Naughty Person - 18+ [S2 END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang