Sebuah mobil melaju di dalam basement, menuju parkiran yang sudah disediakan. Roda-roda mobil itu mengeluarkan suara decit dan deritan, hingga siapa pun yang mendengarnya dapat mengerang kesakitan.
Jenni, pengemudi mobil itu, sedang dalam kondisi yang kacau dan bahagia. Dia menyesal atas apa yang dilakukannya waktu itu, membentak bos besar dan menciumnya tiba-tiba.
Namun, dia juga bahagia karena Rey membalas ciumannya.
Tidak bisa dipungkiri, ini memberi sensasi aneh kepada Jenni. Dia tidak ingin berharap apakah Rey memiliki perasaan yang sama dengannya.
Dia meyakini bahwa, saat itu Rey bersikap spontan karena mereka adalah fwb.
Yap, Jenni harus meluruskan pikirannya. Dia tidak ingin berharap atas sesuatu yang tidak pasti.
Jenni berjalan di lobby dengan sikap yang tenang. Pakaiannya terlihat modis. Kemejanya berwarna merah maroon dibalut dengan rok span pendek berwarna krem. Paduan itu sedikit seksi bagi mata yang melihatnya.
Namun, tatapan semua orang sedikit aneh. Mereka menatap Jenni dengan mata jijik dan tidak percaya.
"Bisa-bisanya membuat Presdir kita dalam masalah."
"Untuk apa ke Indonesia? Balik ke Italia sana."
"Dasar jalang. Gelar musisi itu pasti cuma dibuat mainan. Buktinya kerjaan yang dia lakukan hanyalah menggoda orang lain!"
Jenni mematung di lobby selagi telinganya mendengar caci makian yang ditujukan padanya.
Staf, pegawai, bahkan tamu-tamu juga melihat ke arahnya. Meskipun mereka berbisik, itu sudah cukup keras untuk di dengar.
Keringat dingin membasahi pelupuhnya. Kenapa semua orang mengatakan hal seperti itu?
Apa yang terjadi?
Salah satu pegawai wanita menyenggol bahu Jenni, lalu dia menumpahkan segelas kopi yang dia bawa.
"Ah, maafkan aku karena tidak melihat. Kemejamu jadi basah, nih."
Tentu saja, kemeja Jenni yang indah itu jadi mencolok karena warna cokelat kopi menempel di sana.
Pegawai wanita itu melanjutkan, "Coba kau laporkan hal ini kepada Presdir. Dia pasti akan menghiburmu, dasar bitch."
Debaran jantung Jenni semakin cepat ketika dia menyadari situasinya sekarang. Namun tubuhnya tak bisa bergerak seinci pun dari sana.
"Jennifer, ikut aku!"
Albert menarik tangan Jenni selagi semuanya tidak memperhatikan. Jenni hanya bisa diam dan mengikuti dari belakang, wajahnya pucat pasi.
Mereka pergi ke arah tangga darurat yang biasa digunakan untuk evakuasi bila terjadi kebakaran atau musibah lainnya.
"Albert..."
Albert berhenti berjalan kemudian membalikkan badannya, "Kau dan Presdir dalam masalah."
"Apa...?" Jenni terlihat linglung dan pikirannya tidak jernih, "kenapa-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty Person - 18+ [S2 END]
RomanceCerita ini merupakan cerita lanjutan dari Naughty Person S1. 💣 KONTEN DEWASA!!! 💣 *BAB PROLOG - 36 DIREVISI, YANG LAIN NUNGGU* -Terdapat banyak adegan seks di dalamnya- Para pembaca yang baik dimohon memilih bacaan sesuai umur, ya! SEXSCENES CP :...