07. Perform (1)

3K 134 5
                                    

Hotel Leville, hotel bintang lima dengan gedung kontemporer tinggi menjulang, memiliki dua belas lantai di dalamnya. Hotel ini sedikit terpencil karena berada di pesisir barat daya, dekat pantai. Taman di sekelilingnya terawat dengan indah, ada jalan lurus, sedikit melengkung, mengarah ke basement hotel, dan itu adalah tempat parkir.

Lobby utama penuh dengan orang-orang penting yang mengenakan jas dan dress. Para pegawai dengan profesional menyambut tamu yang sudah datang, kemudian semakin gugup ketika mendapati seorang pria tinggi berkulit gelap, memakai kemeja berwarna putih dan jas hitam.

Pria itu adalah Presdir Perusahaan Athlan, berjalan dengan megahnya diiringi beberapa penjaga dan tentu saja, ada sektretaris centil yang mengikutinya.

Rey, dengan pakaian yang sangat rapi memasuki lobi hotel dan menuju aula utama, menemui tamu-tamu VIP-nya. Acara penyambutan untuk kedua musisi dari Italia membuat beberapa orang penasaran dengan sosok mereka. Kemampuan mereka juga akan ditunjukkan dalam perform nanti.

CEO Grup Jaya memasuki aula dengan dua bodyguard-nya. Dia memiliki wajah tegas nan keriput di sekitar matanya. Rambutnya kian menipis, hampir botak setengah.

Tina, yang mendapati kakeknya datang, berseri-seri hingga mengangkat sebelah tangannya, seakan ingin memanggil pria tua itu.

"Ingat posisimu sekarang, jangan bertingkah bodoh."

Suara tajam Rey terdengar di sebelah wanita itu, yang membuatnya segera menunduk. Tina terkadang tidak bisa mengendalikan dirinya, dan ini membuat Rey kesal.

CEO Wawan Jaya, mengangguk lalu memperkenalkan dirinya kepada Rey dan mengulurkan tangannya. Matanya tegas dan tajam, tersirat kelicikan di sana.

Dia sebenarnya tahu kalau Rey adalah orang yang licik juga, bahkan lebih dari dirinya. Meski masih muda, Rey sungguh berkepala dingin dan memiliki prestasi di luar nalar.

Apalagi, cucu tercintanya mulai tergila-gila pada pria itu.

"Lama tidak bertemu, Presdir."

"Hm, Anda juga."

Rey menjawab sekasual mungkin, tetapi dia sedikit mendecakkan lidahnya. Wawan, pria tua yang melakukan apapun demi mencapai tujuannya. Rey harus menjauhi pria ini atau menaklukkannya.

Sepertinya dia harus memilih opsi terakhir.

"Bangku VIP yang kami sediakan sudah siap. Anda sekalian bisa duduk ditemani sekretaris saya."

Niatnya Rey hanya ingin mengusir Wawan, dia tidak ingin berlama-lama mengobrol dengan pria itu.

"Baiklah," jawab Wawan sekilas, menyunggingkan bibirnya.

Setelah itu, beberapa tamu lain mulai berdatangan. Ada satu pria tinggi, rambut pendek, matanya sedikit naik seperti kucing. Pria itu tampan namun memberikan aura yang berbeda.

Anehnya, dia sendirian. Tidak ditemani oleh sekretaris maupun penjaga lainnya.

"Selamat malam, Presdir Rey."

Rey menoleh ke arah sumber suara, lalu tersenyum sinis. Putra yang menggantikan orangtuanya untuk mengklaim lahan dan meneruskan bisnis mereka.

Naughty Person - 18+ [S2 END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang