Lupakan tentang taruhan, ada yang lebih penting daripada itu.
Hari ini, Hwang Yeji mengumpulkan anggotanya untuk membicarakan kegiatan tugas berkelompok ibu Shin. Ada sedikit masalah di sana.
Oh, bukan masalah yang sedikit. Cukup besar, sebenarnya.
Mereka sudah memulai membuat laporan proses kegiatan, desain template untuk promosi produk, dan mencari ide untuk berjualan yang mementingkan estetika dan rasa. Namun, mereka belum menentukan produk yang akan mereka jual. Sempat terjadi slek ketika menentukan produk di antara para anggota ketika mereka berdiskusi secara online lewat kakao talk.
Mereka berdiskusi di kafe dekat sekolah, pertemuan perdana mereka.
Hwang Yeji memesankan ketiga anggota minuman kemudian menunggu dipanggil untuk mengambil pesanannya.
"Hai, senang bertemu dengan kalian semua. Karena perbincangan kita soal produk via online malah terjadi slek dan tidak ada ujungnya, maka kita tuntaskan saja diskusi kita di sini." Hwang Yeji selaku ketua kelompok memulai pembicaraan.
Yeoksi, Hwang Yeji memang paling bisa memimpin di antara mereka semua. Setidaknya, ada yang bisa mengarahkan mereka semua dari ombak yang mengombang-ambing.
Pembicaraan mereka begitu menyenangkan secara langsung. Tidak ada kesalahpahaman dalam nada, tidak seperti ketika mereka chatting.
"Makanan?" Celetuk Han Jisung.
"Apa contohnya? Jangan terlalu umum." Timpal Hwang Hyunjin.
"Ramen, hahaha."
"Ramen instan?"
"Aku punya kedai ramen, jadi tidak perlu capek-capek berpikir lagi karena aku punya resepnya."
"Ooow, businessman." Nancy Mcdonie menyahut di antara pembicaraan mereka.
"Kedai ramen?" Gumam Hwang Yeji.
"Eh? Iya," kata Han Jisung, "Kedai Ramen Han. Kau tahu?"
Kedai Ramen Han. Hwang Yeji sepertinya familiar dengan nama itu. Beberapa kali ia melewati kedai ramen yang lumayan terkenal di kalangan masyarakat Seoul.
"Oh, jadi itu milikmu?" Tanya Hwang Yeji.
Han Jisung mengangguk dengan antusias, "Lebih tepatnya milik keluargaku."
"Memangnya boleh menggunakan brand yang sudah ada? Membuka franchise kecil-kecilan." Komentar Hwang Hyunjin.
"Haruskah aku tanyakan kepada Ibu Shin?" Tanya Hwang Yeji kepada anggotanya.
Han Jisung, Hwang Hyunjin, dan Nancy Mcdonie mengangguk-angguk
Sedang asyik berdiskusi, nama Hwang Yeji dipanggil untuk mengambil pesanan. Setelah itu, mereka melanjutkan diskusi dengan santai dan perut yang tidak begitu kosong karena sudah ditemani beberapa gelas minuman.
Diskusi mereka berlangsung hingga hampir pukul tujuh malam dan terhenti karena Nancy Mcdonie berpamitan.
"Maaf, semuanya, aku harus pergi karena memiliki jadwal les. Aku harap bisa meluangkan waktu lebih, tapi supirku sudah menjemput di depan kafe." Pamit Nancy Mcdonie.
"Baik, berhati-hatilah di jalan." Ucap Hwang Hyunjin kepada Nancy Mcdonie dengan senyum miring khasnya.
Nancy Mcdonie merapikan barang-barangnya dan bergegas pulang. Menyisakan Hwang Yeji, Hwang Hyunjin, dan Han Jisung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Bad Teenagers : Hyunjin Yeji✔️
Fiksi Penggemarwritten in bahasa 𝙙𝙤 𝙣𝙤𝙩 𝙗𝙚 𝙨𝙤 𝙝𝙖𝙧𝙙 𝙤𝙣 𝙮𝙤𝙪𝙧 𝙥𝙖𝙞𝙣, 𝙘𝙖𝙪𝙨𝙚 𝙬𝙚 𝙘𝙖𝙣 𝙘𝙪𝙧𝙚 𝙩𝙝𝙚 𝙥𝙖𝙞𝙣 𝙩𝙤𝙜𝙚𝙩𝙝𝙚𝙧. 𝙬𝙚 𝙖𝙡𝙡 𝙤𝙣𝙡𝙮 𝙩𝙚𝙚𝙣𝙖𝙜𝙚𝙧𝙨, 𝙬𝙚 𝙖𝙧𝙚 𝙣𝙤𝙩 𝙨𝙩𝙧𝙤𝙣𝙜 𝙚𝙣𝙤𝙪𝙜𝙝 𝙩𝙤 𝙬𝙖𝙡𝙠 𝙖𝙡𝙤𝙣𝙚...