"to be honest,
this was kinda painful.
how could i even survive?
i didn't know, actually.
i just could hold the pain,
and i was pretending like, 'i'm ok.'i was broken and still."
"Siapa yang menulis ini? Bukankah ini tulisan Lee Felix?"
🥀
"Yeji-ya, kenapa kau terus mengabaikanku?"
Huang Renjun bertanya dan mencegat lengan Hwang Yeji begitu berpapasan dengannya.
"Bukankah semuanya cukup jelas?" Balas Hwang Yeji.
"Apa?"
Huang Renjun tidak bisa mengerti apa yang dimaksud Hwang Yeji.
"Aku pernah menolakmu. Berhenti menyia-nyiakan tenagamu."
Ketika Hwang Yeji mengucapkan kalimat itu, Huang Renjun melepas cengkeraman di lengan Hwang Yeji.
Lelaki itu berpikir sejenak, dia selalu dingin kepadaku.
"Yeji-ya, setidaknya kau harus menghargai perjuanganku-"
Tidak begitu caranya mendekati perempuan.
"Jangan terlalu terobsesi. Aku sebagai perempuan juga punya hak untuk memilih orang yang aku sukai, tolong mengerti."
Hwang Yeji pergi setelah mengatakan itu.
Bagai mendapat tamparan, Huang Renjun terdiam di tempat.
Hwang Yeji bukannya ingin menyinggung perasaan Huang Renjun. Ia hanya ingin mematahkan stigma masyarakat bahwa perempuan tidak diberikan kebebasan untuk memilih sesuatu. Tapi zaman sudah menunjukkan abad ke-21, perempuan bisa melakukan apapun sesuai keinginannya.
🥀
Entah sudah berapa kali duo Hwang pergi ke kafetaria bersama, mereka mulai terbiasa. Tidak hanya makan berdua, ada Yeh Shuhua, Huang Renjun, Han Jisung, Nancy Mcdonnie, Choi Jisu-
Hwang Yeji sebenarnya agak malas begitu melihat Choi Jisu sudah duduk manis di sana. Choi Jisu merupakan teman lamanya. Tapi, apa pantas masih disebut teman?
Mengingat mereka tergabung dalam "satu grup" antek-antek Lee Felix, seharusnya mereka menjadi teman baik.
Teman baik? Memangnya ada?
Di meja ini, ada beberapa pasang mata yang memperhatikan Hwang Hyunjin. Siapa juga yang tidak bisa menahan matanya melihat ke arah Hwang Hyunjin?
He looks so stunning anyways. Batin Nancy Mcdonie begitu melihat Hwang Hyunjin duduk di ujung meja.
Nancy Mcdonie bisa dikatakan meng-admire Hwang Hyunjin, tetapi keberadaan Hwang Yeji membuatnya bertanya-tanya. Hwang Yeji kembarannya?
Sebenarnya, keadaan di meja ini cukup canggung.
Mata Huang Renjun melirik ke arah Hwang Yeji, namun selalu diabaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Bad Teenagers : Hyunjin Yeji✔️
Fiksi Penggemarwritten in bahasa 𝙙𝙤 𝙣𝙤𝙩 𝙗𝙚 𝙨𝙤 𝙝𝙖𝙧𝙙 𝙤𝙣 𝙮𝙤𝙪𝙧 𝙥𝙖𝙞𝙣, 𝙘𝙖𝙪𝙨𝙚 𝙬𝙚 𝙘𝙖𝙣 𝙘𝙪𝙧𝙚 𝙩𝙝𝙚 𝙥𝙖𝙞𝙣 𝙩𝙤𝙜𝙚𝙩𝙝𝙚𝙧. 𝙬𝙚 𝙖𝙡𝙡 𝙤𝙣𝙡𝙮 𝙩𝙚𝙚𝙣𝙖𝙜𝙚𝙧𝙨, 𝙬𝙚 𝙖𝙧𝙚 𝙣𝙤𝙩 𝙨𝙩𝙧𝙤𝙣𝙜 𝙚𝙣𝙤𝙪𝙜𝙝 𝙩𝙤 𝙬𝙖𝙡𝙠 𝙖𝙡𝙤𝙣𝙚...