"Hal yang paling penting di dunia ini adalah kita tidak bisa menerima informasi secara mentah-mentah ...."
".... Karena informasi itu bisa dimanfaatkan—atau kau yang termanfaatkan oleh informasi itu."
Seperti biasanya, kantin selalu riuh dan dipenuhi oleh murid-murid yang kelaparan. Hwang Hyunjin dan Hwang Yeji tentunya tidak tertinggal duduk bersama gengnya Lee Felix. Mereka menyantap doshirak yang enak.
Pikiran Hwang Hyunjin melayang kepada bayangan Hwang Yeji yang tiba-tiba menjadi diam dan gemetaran ketika duduk di bus menuju arah pulang. Hwang Hyunjin masih belum mendapatkan jawaban dari Hwang Yeji dan ingin tahu tentang apa. Namun, Hwang Hyunjin tidak bisa mendesaknya. Ia takut bahwa itu berhubungan dengan privasinya.
Tunggu, sejak kapan Hwang Hyunjin sepeduli itu?
Di seberang meja perkumpulannya Lee Felix, ada Huang Renjun, Han Jisung, dan beberapa orang lain yang sedang makan siang. Mata Han Jisung tertuju kepada Hwang Yeji yang hanya mengaduk-aduk nasi dan menatapi lauknya dengan tatapan kosong. Sesekali, Han Jisung melihat ke arah Hwang Hyunjin.
"Heh, habiskan makananmu. Kucolok matamu kalau melihat ke arah Yeji terus." Timpal Huang Renjun ketus.
"Ini mataku." Balas Han Jisung sembari terus memandang ke arah Hwang Yeji.
Huang Renjun beranjak dari kursinya dengan rusuh, bunyi kursinya begitu keras.
"Aish, aku tidak selera makan di depanmu." Ketus Huang Renjun sembari pergi meninggalkan Han Jisung.
Han Jisung tidak begitu memperdulikan perkataan Huang Renjun. Alih-alih berhenti menatap Hwang Yeji, ia malah mengirimkan pesan.
Han Jisung
| Kau mau es krim?🥀
Sekolah telah usai dari sejam yang lalu. Akan tetapi, entah mengapa hawa di sekolah menjadi lebih menyenangkan. Siapapun dapat melihat pemandangan langit senja yang bercorak ungu-merah-kuning dari kelas.
Han Jisung yang belum ingin pulang berjalan tanpa arah di koridor. Ia terpikir untuk mencari Hwang Yeji. Apakah dia sudah pulang?
Han Jisung menghampiri kelas Hwang Yeji yang rupanya telah kosong dan duduk di kursi Hwang Yeji. Melihat sekeliling ruangan dan matanya tertuju kepada loker Hwang Yeji yang tidak digembok. Ia ragu apakah harus membuka dan melihat isi loker Hwang Yeji atau tidak. Akan tetapi, ia takut ada barang atau sesuatu yang bersifat privasi.
Han Jisung memutuskan untuk tidak membukanya dan beralih ke loker milik Hwang Hyunjin yang letaknya tepat di atas loker Hwang Yeji.
Hwang Hyunjin. Mantan sahabatnya sewaktu mereka di sekolah menengah pertama.
Han Jisung meraba-raba pintu loker dan terbuka. Ia melirik ke sana-kemari dan memastikan tidak ada orang yang melihatnya membuka loker Hwang Hyunjin.
Berantakan. Normal bagi laki-laki memiliki loker yang acak-acakan. Tapi, satu hal yang membuat matanya kaget. Di sana ada secarik kertas berisi warning atau peringatan. Ada selembar kertas foto Hwang Yeji yang dicoret-coret dengan tinta merah.
Di sana tertulis : Hwang Yeji adalah penyebab kematian Kim Woo-in.
"Apa maksudnya?" Gumam Han Jisung sembari memfoto kondisi loker Hwang Hyunjin.
Han Jisung menutup kembali loker Hwang Hyunjin dan bergegas pergi ke kelasnya untuk mengambil tas dan pulang. Di otaknya terpikirkan banyak hal.
Apa maksudnya Hwang Yeji yang menyebabkan Kim Woo-in hyung mati? Kenapa ada di loker Hyunjin? Apakah Hyunjin sedang memanfaatkan Yeji untuk menusuknya dari belakang karena Hyunjin tahu bahwa Yeji yang menjadi penyebab Woo-in hyung bunuh diri? Tidak, tidak mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Bad Teenagers : Hyunjin Yeji✔️
Fiksi Penggemarwritten in bahasa 𝙙𝙤 𝙣𝙤𝙩 𝙗𝙚 𝙨𝙤 𝙝𝙖𝙧𝙙 𝙤𝙣 𝙮𝙤𝙪𝙧 𝙥𝙖𝙞𝙣, 𝙘𝙖𝙪𝙨𝙚 𝙬𝙚 𝙘𝙖𝙣 𝙘𝙪𝙧𝙚 𝙩𝙝𝙚 𝙥𝙖𝙞𝙣 𝙩𝙤𝙜𝙚𝙩𝙝𝙚𝙧. 𝙬𝙚 𝙖𝙡𝙡 𝙤𝙣𝙡𝙮 𝙩𝙚𝙚𝙣𝙖𝙜𝙚𝙧𝙨, 𝙬𝙚 𝙖𝙧𝙚 𝙣𝙤𝙩 𝙨𝙩𝙧𝙤𝙣𝙜 𝙚𝙣𝙤𝙪𝙜𝙝 𝙩𝙤 𝙬𝙖𝙡𝙠 𝙖𝙡𝙤𝙣𝙚...