"Maaf kak, aku nggak bisa nikah sama kakak," lirih Irsa. Jelas Arsya tidak menerima keputusan sepihak itu. "Nggak ada penolakan! Pokoknya kamu harus nikah sama aku, gimana pun caranya." Irsa mendongak dan menatap wajah Arsya yang sedang menyeringai. Irsa merasakan akan ada hal buruk terjadi padanya. Dengan bibir bergetar ia memastikan, "Mmaksud ka... kak, apa?" Irsa berusaha menjauh ketika Arsya mengikiskan jarak di antara mereka. Senyum licik terlukis di wajah Arsya. Irsa yang melihatnya beringsut mundur hendak berlari. "Kamu, harus hamil anak aku. Sekarang juga!" 18+