37. Sisi Lira

20.5K 1.9K 145
                                    

NF-Chasing ft Mikayla S
Dari dulu aku suka banget sama semua lagunya! Gak pernah bosen.

*

Lira' POV

Lagi-lagi aku ditinggal sama orang yang paling ku sayang. Waktu Bapak meninggal, aku masih bisa berdamai sama diriku sendiri, karena waktu itu aku masih kelas 2 SMP: tanpa beban, masalah ku cuman sekadar tugas sekolah, gak ada teman, atau gak terpenuhinya sesuatu yang aku mau dan pastinya masih punya ibu. Tapi sekarang, boleh gak sih aku bilang kalau aku sebatang kara?

Kejadian tiga hari yang lalu itu bikin aku sadar kalau kemarin-kemarin bahagiaku takarannya emang udah segitu. Tapi kenapa aku gak merasakan itu sama sekali? Iya tau, kalian pasti bilang aku gak bersyukur. Aku juga nyesal gak membiarkan diri ku sendiri untuk bahagia sepuasnya dimomen-momen yang ngasih kesempatan untuk bahagia. Mau ditebus pun aku masih belum siap dikatain orang gila, masa di suasana penuh belasungkawa ini aku senyam-senyum.

Sekarang, aku makin yakin kalau orang-orang yang aku cintai cuman daging hidup yang kapan aja membusuk, terus ninggalin aku dengan sejuta penyesalan. Percaya sama aku, ibu adalah orang terakhir yang ninggalin aku, setelah itu gak ada yang bakal bisa pergi seenaknya karena aku yang bakal ninggalin mereka. Tapi aku harus milih-milih dulu 'mereka' itu siapa aja.

'Lebih baik menyakiti dari pada disakiti, lebih baik meninggalkan dari pada ditinggalkan' jujur, prinsip yang sudah lama ku tanam dalam otakku itu makin tumbuh subur disirami air mata.
Terus kenapa selama ini aku jadi orang yang tersakiti? Karena aku gak punya keberanian dan kekuatan aja. Kenapa  bisa kecolongan ditinggalin dua kali? Karena aku sempat lena dengan antusiasme dan bahagianya ibu menunggu cucu pertamanya lahir, juga lena dengan kebaikan Felix.

Kemarin malam, bakal jadi malam terakhir aku nangis sejadi-jadinya, makanya aku puasin dengan teriak dan berontak.

Perasaan aneh yang dulu sempat melekat kembali ku rasakan bersamaan dengan lainnya yang semakin menjejal pikiranku, tapi aku gak tau apa itu. Jadi kalau aku kelihatannya sibuk sama pikiran ku sendiri berarti aku lagi mikirin itu.

"Lira sayang, masih gak enak makan?"
Tanya Bunda sambil membagikan teh hangat pada orang-orang yang ikut mendoakan ibu. Seketika lamunanku pecah, aku gak sadar kalau orang-orang udah selesai membaca surat Yasin, ternyata dari tadi aku membiarkan buku yang berisi doa-doa itu terbuka dikedua tangan ku.

"I-iya Bu" Aku tergagap, sempat melupakan kehadiran sosok Bunda yang suka rela menggantikan peran ibu. "Dimakan ya, nanti sempat isya loh." Bunda meninggalkan ku, pindah pada ibu-ibu di sebelahku untuk mengantarkan teh.

Tahlilan dihari ketiga ini sama seperti sebelumnya,  dilakuin setelah solat mahgrib, dihadiri sama 40an orang yang berdoa mengetuk-ngetuk pintu langit untuk ibu, setelah itu, mereka disuguhi makanan berat beserta minumannya. Sayangnya malam ini Daniel, Bagas dan Fatur gak bisa datang.

Aku juga udah berencana untuk minta maaf sekaligus berterima kasih ke Bunda, Felix dan Ayah karena mereka sudah meluangkan waktunya untuk mengurus segalanya termasuk tahlilan yang ke tiga kalinya ini. Biar rasa 'gak tau diri ku' berkurang jadi 60% karena alih-alih ikut sibuk, aku malah jadi seperti tamu lainnya yang ikut duduk manis. Gak tau kenapa, aku cuman malas aja ngapa-ngapain, kaya gak semangat aja, pengennya sendiri, biar bisa nangis diam-diam sambil bicara dengan ibu dan bapak, tapi aku sadar itu gak bisa, karena ada nyawa lain di perut ku. Aku juga lagi cari solusi biar bisa ngerasa sendiri lagi.

Oh iya, kalau ingat ada jabang bayi di perut ku, rasa takut ku makin bertambah, aku membayangkan ngerinya waktu melahirkan, apalagi jahitannya. Perutku jadi ngilu rasanya. Aku gak lupa kok apa bilang ibu waktu itu, katanya semua perempuan akhirnya bakal ngalamin dan kalau melahirkan itu gak beres, seharusnya gak ada lagi perempuan di dunia ini, seperti ibu-ibu di sebelahku. Tapi kalau nanti aku lagi sial gimana? Sial kaya yang sudah-sudah ini.

Teen Unplanned PregnancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang