*Part ini agak panjang, perparagrafnya juga agak panjang, mudahan teman-teman gak enek ✌
~🌹~
Satu minggu sudah usia pernikahan mereka, satu minggu Felix uring-uringan mencari pekerjaan, satu minggu jugalah Lira berdoa agar lamaran yang Felix masukkan mendapat balasan. Untungnya baik Lira atau pun Felix masih lebih pandai untuk tidak mempercayai cerita-cerita tentang indahnya married by accident yang banyak beredar di internet, kalau pun mereka bahagia itu berarti hanya kebetulan. Kebetulan mereka saling mencintai, kebetulan kondisi finansial mereka dari awal memang mantap dan sebagainya. Sehingga dari awal mereka memang tidak pernah berharap setinggi langit tentang pernikahan ini.
Setelah satu hari penuh berkeliling di bawah teriknya matahari mencari lowongan pekerjaan dan juga memasukkan beberapa surat lamaran, maka di sini lah Felix, disebuah warung dan sedang menunggu makanan khas asal Makassar itu yaitu Coto Makassar, yang tentu adalah pesanan Lira. Berkali-kali Felix memeriksa jam di HP nya, menegakkan badan kemudian kembali membungkuk berharap penatnya hilang, sudah sekitar 45 menit ia menunggu tapi pesanannya tak kunjung datang, memang di warung itu yang sedang makan hanya beberapa mengingat sudah hampir masuk waktu mahgrib, tapi masih banyak tukang pesan-antar makanan yang ikut menunggu. Sungguh, yang ia inginkan saat ini hanya istirahat. Sampai akhirnya setelah sabar menunggu, pesanan itu datang dan laki-laki itu segera membayarnya sebesar 27 ribu.
Sesampainya di rumah, dengan perasaan lega Felix menenteng keresek berisi pesanan Lira. "Bu," sapa Felix melihat Ibu mertuanya baru saja keluar dari kamar mandi habis berwudhu. "Jadi Ibu makan apa?" Tanya Felix yang mengingat ibu mertuanya menolak untuk dibelikan makanan.
"Itu ada 3 nasi kotak dari tempat ibu kerja. Kamu kalau mau makan makan aja duluan, Ibu mau sembahyang dulu." Jawab Ibu.
"Iya Bu." Ucap Felix kemudian melanjutkan langkahnya ke kamar.
Setelah membuka lebar pintu kamar, niat awal Felix yang ingin langsung menghampiri Lira dan cepat-cepat memberikan pesanan gadis itu tiba-tiba ia urungkan. Wajahnya tercengang dengan mata membeliak dan sekujur tubuh yang mematung. Sepersekon kemudian ia berlalu keluar dari kamar itu sekaligus memaksa tetap merapatkan mulutnya hingga akhirnya hatinyalah yang berbicara "Tahan. Kuatkan iman." Benaknya asal.
"Lix, kenapa?" Tanya Lira yang penasaran dengan tingkah Felix tadi dan mengikuti langkah laki-laki itu keluar kamar.
"Tunggu di kamar aja, nanti sotonya gue antar." Pinta Felix yang Lira anggap sepele dan tetap mengekorinya. Memangnya kenapa kalau keluar kamar?
"Nurut Ra." Pinta Felix frustasi.
"Oke." Turut Lira akhirnya kembali ke kamar.
Di dapur, Felix langsung mengambil mangkuk dan sendok tak lupa menuangkan coto itu ke dalamnya. Laki-laki itu kemudian mencuci tangan dan wajahnya berharap dapat kembali segar. Setelah itu kembali lagi, menatap nanar semangkuk coto Makassar tersebut. "Goblok, bisa-bisanya lupa." Benaknya. Dengan kesal Felix memisahkan satu persatu bawang merah goreng, potongan daun seledri dan daun bawang yang menjadi toping makanan itu. Berkali-kali laki-laki itu menyendok kuah coto itu kemudian menuangnya kembali untuk memastikan tidak ada toping yang tertinggal.
"Ra, ini soto Makassar tanpa daun sop, daun bawang sama bawang goreng." Ucap Felix yang meletakkan semangkuk coto di atas meja serbaguna di kamar itu.
"Makasih."Ujar Lira senang dan langsung memakannya dengan lahap. "Nanti uangnya aku ganti." Lanjutnya mengulang perkataannya saat ditelpon.
"Oke." Balas Felix singkat.
****
"Ra bisa diam gak?" kesal Felix yang tidurnya terganggu oleh Lira yang dari tadi berkali-kali membalikkan badan ke kanan dan ke kiri. Memang dua hari yang lalu mereka tukar kasur dengan ibu dan sejak dua hari yang lalulah Felix tidak lagi tidur di lantai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Teen Unplanned Pregnancy
Teen FictionAfter Sperm Meet Ovum.... "Aku setuju untuk aborsi. Tapi aku butuh perawatan sehabis aborsi biar aku gak rasain sakit lagi. Aku takut gak bisa hamil lagi." -Lira "Seakan bisa melihat isi perut dia, gue ngebayangin ada bayi kecil di dalam perutnya. M...