43. Born Day 1: Pengakuan Felix

41.4K 2.7K 402
                                        

Setelah semua itu, dokter meminta Lira untuk buang air kecil dan Lira mengiyakan dengan membawa Felix ikut ke toilet. Sungguh, dia takut hal buruk terjadi lagi, kencing darah misalnya. Toh dia sudah pasrah tidak tau malu lagi karena keadaan ini benar-benar menuntutnya untuk masa bodoh dengan image-nya di depan Felix.

"Yang keluar apa Ra?" Tanyanya pelan, saat ini laki-laki itu membelakangi Lira menghadap pintu dan menutup sebagian wajahnya dengan leher bajunya.

"Enggak kelihatan."

"Tapi bau pesing, kayanya emang air kencing." Ujar Felix hati-hati.

"Udah." Ucap Lira yang sudah berdiri di belakangnya.

Saat kembali, ternyata perawat sudah menyiapkan infus dan langsung memasang benda itu di lengan Lira. Terakhir, dokter memberinya pil untuk diminum saat itu juga dan tidak memperbolehkan perempuan itu untuk kembali ke kamar rawat inapnya.
130 kta

×××

Sudah hampir dua jam Lira dan Felix berada di ruangan yang ternyata lebih dingin dari ruang perawatan biasa di rumah sakit ini, wajar saja, suhu dingin ini akan mengurangi dampak infeksi untuk si ibu dan bayinya.

Satu jam pertama, mules dan kram di perut Lira hanya terasa setiap 20-30 menit sekali. Lira bahkan masih bisa berjalan seperti biasa dan menanggapi Felix yang tidak berhenti mengajaknya bicara.

Mata mereka sama-sama membulat dan saling bertemu saat mendengar wanita yang berada di balik tirai berteriak kesakitan. "Felix..." Lira mulai merengek.

Felix pun gelagapan, "Ayo kita joget-joget aja Ra." Ujarnya cepat pura-pura tidak terpengaruh oleh suara teriakan itu.

"Enggak." Tolak Lira.

"Ayo sini." Ajak Felix lagi sambil mengutak-atik HPnya. "Bentar," lanjutnya berlalu ke luar. Kemudian kembali dengan membawa earphone di tangannya.

"Ayo Ra." Ajak Felix menarik tangan Lira dan langsung mengunci pergerakan perempuan itu dengan melingkarkan tangannya di pinggang Lira.

"Fel-"

"Sstttt." Felix memasangkan satu earphone di telinga Lira dan satu lainnya di telinganya sendiri.

Bila bom nuklir diledakkan...

"Anying, anying. Kenapa ini sih dodol!" Benak Felix segera mengeluarkan HPnya dari kantong dan mengganti lagu itu.

Sementara di depannya, Lira sedang berontak.
"Felix malu!" Protes Lira mendorong dada Felix.

Penolakan itu malah membuat Felix merapatkan perut besar Lira ke badannya dengan ke dua tangan yang melingkari pinggang perempuan itu.

"Felix..."

"Makanya nurut aja."

Lira pun memilih diam dengan wajah cemberutnya. Sementara Felix mulai serius membawa tubuh Lira ke kanan dan ke kiri mengikuti iringan lagu.

Well, I found a girl, beautiful and sweet
Ya, ku temukan seorang gadis, cantik dan manis.

Oh, I never knew you were the someone waiting for me
Oh, ku tak pernah tahu bahwa kau menantiku

Teen Unplanned PregnancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang