Ini sudah menunjukan pukul tujuh malam, Andrew ketiduran diruanganya sehingga Ia baru saja terbangun. Andrew manatap kantornya masih sepi hanya ada satpam yang memang berjaga 24 jam.
Kakinya sengaja melewati lantai mili divisi marketing dan keuangan.Matanya tak sengaja menatap kumbibel paling ujung yang Ia ketahui milik Aika. Entah dorongan dan tarikan dari mana, Andrew melangkah mendekati kumbibel itu.
"Astaga" Andrew terkejut melihat rambut perempuan diatas meja. Segera saja Ia menajamkan penglihatannya. "Aika" gumam Andrew kemudian membangunkan Aika
"Ngapain kamu disni malam-malam?" Tanya Andrew saat Aika membuka matanya
"Ah malam, bapak ngigau ini masih waktu makan siang wong tadi saya habis makan siang dikantin" ujar Aika ngeyel, seingatnya jam makan siang Ia terbangun dan memutuskan makan siang dikantin, karena jam makan siangnya masih Aika memutuskan untuk tidur sejenak.
"Siang? Ini sudah jam 7 malam dan kantor sudah tutup" ujar Andrew membuat Aika membulatkan matanya tak pecaya. Reflek saja Ia mencari handphonenya dan benar saja sudah jam setengah delapan malam malahan.
"sial, aku ketiduran lagi" gumam Aika dan masih didengar Andrew
"Lagi?" tanya Andrew menuntut membuat Aika kelagapan dan hanya menggelanggkan kepalanya.
Andrew menatap Aika dari atas sampai bawah, ada yag berbeda dari Aika. Namun apa? Andrew tak dapat menemukannya.
"Bapak ngapain lihat-lihat saya" sambil menutupi dadanya waspada
Ah Andrew paham, dada wanita itu lebih besar daripada terakhir kali Andrew lihat dan sentuh. Shit! Andrew kembali mengingat malam indah itu.
Satu pemikiran kemudian membuat Andrew hampir tersedak ludahnya sendiri. Ia segera menyeret Aika untuk mengikutinya. "Pak jangan diseret-seret dong. Kaki saya bengkak" ujar Aika membuat Andrew berheti dan berjongkok depan Aika, Ia melihat kaki Aika benar-benar bengkak bahkan hillnya terasa begitu penuh dan sesak.
"lepas saja" ujar Andrew santai.
"Pak berhenti dulu ya, kaki saya pegal sekali" keluh Aika terduduk dilantai dengan menselojorkan kakinya tanpa malu dengan Andrew. "Kaki saya kok bengkak gini ya?" keluh Aika membuat Andrew semakin meyakini pemikirannya.
"Hari ini saya antar kamu kerumah orangtuamu" ujar Andrew kemudian mengangkat Aika dengan gendongan ala bridal style. Ia tak menggendong Aika dipunggung karena tak ingin terjadi sesuatu bila dugaannya benar.
Aika yang berada digendongan Andrew pasrah wanita itu perlahan memejamkan mata dan seperti biasa tertidur. Andrew masuk kedalam mobil setelah memastikan Aika berbaring nyaman di jok mobil disebelahnya. Wanita itu bahkan tak bergerak sedikitpun.
Sekarang Andrew mulai berfikir dimana rumah wanita ini, Ia segera menekan nomor HRD dan memintanya untuk mengirim alamat rumah Aika, lelaki itu tersenyum tipis saat medapatkan alamat rumah Aika yang hanya berbeda 1 blok dari rumahnya.
Andrew mengendari mobil dengan cemas karena beberapa kali Aika sempat terantuk ke kaca meski sudah menggunakan sabuk pengaman.
"Aika sudah sampai" ujar Andrew lembut sembari mengelus surai Aika yang berantakan.
Aika hanya membalasnya dengan gumaman sehingga Andrew meggendong Aika masuk kedalam rumah besar milik keluarga Aika. Ia sempat berfikir jika keluarga Aika sekaya ini kenapa harus perempuan itu bekerja di kantornya dan bahkan hanya menjadi staff marketing padahal Andrew yakin keluarga Aika memiliki perusahaan dan Aika bisa memilih jabatannya sendiri.
Andrew mengetuk pintu rumah Aika dengan tubuh Aika berada di gendongannya.
Pintu dibuka oleh seorang paruh baya yang masih cantik meski diusia senja, Andrew yakin itu ibu Aika. "Maaf bu, saya ingin mengantar Aika pulang, dia ketiduran di mobil" ucap Andrew membuat Maya mempersilahkan lelaki tampan itu membawa Aika masuk kedalam rumahnya.
Satu pemikiran membuat Maya bertanya –tanya tentang siapa lelaki ini. Jangan bilang kekasih Aika? Astaga dan jangan-jangan selama ini Aika punya kekaksih dan Ia menyembunyikannya dari dirinya? Tapi kenapa? Ia merasa semakin jauh dengan Aika , jika biasanya ibu yang dijadikan tempat curhat akan ha-hal yang pertama kali dialamai oleh anak gadisnya. Cinta pertama, pacar pertama, menstrusasi pertama namun Aika nampak berbeda, Ia bahkan tak pasti mengetahui kapan Aika pertama kali menstruasi, siapa cinta pertama Aika bahkan tak sekalipun Aika duduk santai bersama dan curhat dengannya seperti yang Jasmine lakukan bahkan Devano dulu. Ia merasa tak menginjak dunia yang sama dengan anak bungsunya.
Maya meminta Andrew untuk membawa Aika masuk kedalam kamarnya, Beliau mengikuti Andrew dan menyelimuti Aika. Andrew dipersilahkan duduk oleh Ayah dan Ibu Aika di sofa yang berada diruang tamu. Andrew yakin ini bukan sebuah sapaan biasa namun akan mengarah kearah pertanyaan lain.
Andrew berdehem, "Selamat malam Pak Bu" sapa Andrew pada lelaki gagh diseberang mejanya. Lelaki itu hanya mengangguk.
"Perkenalkan saya Andrew" ujar Andrew
"Pasti Bapak dan Ibu bertanya-tanya kedatangan saya kemari malam-malam seperti ini bukan hanya untuk mengantar Aika dan pemikiran Bapak benar, Saya ingin mengenalkan diri kepada kalian kedua orang tua Aika" ujar Andrew dengan suara tegas
Kedua orang tua Aika masih menatap Andrew diam seakan meminta penjelasan lebih pada Andrew, "Kedatangan saya kesini untuk meminta Aika pada Bapak dan Ibu, menjadikan dia sebagai istri saya dan belahan jiwa saya" ujar Andrew dengan suara mantap dan penuh kesungguhan.
Dermawan yang lama terdiam akhirnya membuka mulutnya "Apa alasan kamu menikahi anak saya?" tanya Dermawan kemudian
Andrew terdiam sesaat kemudian mengulas senyumya yang jarang Ia berikan kepada orang lain "Saya ingin mempunyai hak atas Aika, Saya ingin mempunyai hak menanyai kabarnya saat saat sedang berada diluar negeri tanpa kelimpungan memikirkan hal-hal aneh, memunyai hak untuk melarangnya berdekatan dengan laki-laki lain yang berpotensi merebutnya dari saya, mempunyai hak untuk menelpon Bapak dan Ibu untuk menyanyai keadaan Aika saat saya tak ada urusan diluar kota" ujar Andrew membuat Dermawan terkekeh melihat sifat to the point Andrew tanpa menutupi keposesifan dirinya. Andrew bahkan tak sadar dari semua alasannya Ia menunjukan sosok keposesifannya.
"Kamu tahu Aika anak saya banyak kekurangan? Ia ceroboh, pemalas dan sedikit bodoh" ujar Dermawan
Andrew terkekeh mendengar ucapan Dermawan, Aika memang ceroboh namun untuk ukuran pemalas dan bodoh Andrew tak yakin, melihat kinerja Aika selama hampir dua bulan ini, Aika tidak bodoh , Ia cukup cerdas dan kreatif. Jadi sebutan bodoh Andrew rasa kurang tepat untuk Aika.
"Saya siap menerima semua kekurangan Aika pak" ujarnya
"Baiklah! Saya akan mengembalikan semuanya pada Aika, Anak bungsu saya berhak memutuskan" ujar Dermawan membuat Andrew kembali tersenyum meski tipis namun tulus .
"Masalah Aika itu akan menjadi urusan saya pak dan saya pastikan Aika setuju" ucap Andrew membuat Dermawan kembali terkekeh mendengar kesungguhan Andrew.
Berbeda dengan Dermawan, Maya masih terdiam. Mengapa secepat ini Aika meninggalkannya dan akan menikahi orang lain padahal baru saja Ia berniat untuk menjalin hubungan lebih baik dengan putrinya.
"Ibu tidak setuju?" tanya Andrew saat menyadari wajah pias Maya
Maya menggelengkan kepalanya "bukan, saya hanya merasa bahagia karena anak bungsu saya akan segera berkeluarga" ucap Maya mengulas senyuman tipis namun Andrew tahu ada yang wanita tua itu sembunyikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
US (Story between you and me)
RomanceFollow dulu sebelum baca 😊 Kedewasaan selalu hadir beriringan dengan luka, tanpa kamu sadari luka mendewasakan diri. ketika pukulan bertubi-tubi datang dan membuat kita jatuh sejatuh jatuhnya hingga merasa kedua kaki ini tak mampu untuk bangkit. A...