BAB 4 Kenyataan

1.1K 113 0
                                    

Tanpa terasa sebulan sudah Aika bekerja di perusahaan ini, sejauh ini tak ada halangan. Aika sudah merasakan nikmatnya mendapatkan gaji, tidak disangka gajinya lebih dari cukup. Kalau Aika mau Ia bisa mengambil cicilan dengan sisa gajinya.

Ia memasuki ruang rapat, tumben sekali rapat dadakan seperti ini. Aika punya firasat buruk soal rapat ini. Menurut info dari whatapp group, rapat kali ini akan dipimpin oleh CEO mereka langsung.

Aika segera mencari berita apa yang membuat mereka mengadakan rapat dadakan. Ia segera mencari amunisi untuk membela teamnya sebelum pihak atasan melimpahkan kesalahan pada mereka.

CEO mereka masih muda itu yang didengar oleh Aika, Ia memang belum pernah bertemu sang CEO langsung karena CEO nya benar-benar Ekslusif, menurut kabar yang tersiar sang CEO baru saja melakukan perjalanan bisnis lintas benua selama beberapa minggu sehingga beliau tak bisa terlalu sering berada di kantor.

Aika duduk di tempatnya. Ia menatap wajah-wajah tegang atasannya di divisi marketing. Aika yakin pasti ada sesuatu yang penting.

Suara derap tegas langkah kaki membuat Aika menatap kearah pintu. Sang CEO datang, matanya melotot melihat Si Yacool man. Ternyata lelaki yang menganggapnya Office Girl dan tukang Ojek adalah CEOnya. Pantas saja, bagi kaum jenset seperti mereka pasti memandang Aika hanya kentang.

"Selamat Pagi" ucap lelaki itu dengan suara bassnya. Jangan lupakan nada datar dan dingin lelakki itu selalu merekat.

Semua staff serempak membalas sapaan. Aika merasakan Anya bergerak tak nyaman dan terbengong menatap sang CEO untuk pertama kalinya.

"Selamat datang untuk staff marketing yang baru saja bergabung. Perkenalkan nama saya Andrew. Senang berjumpa dengan kalian" hebat! Kalimat terpanjang yang penah Aika dengar dari bibir Andrew, meski masih dengan nada datar namun Aika tetap terpukau.

Awal yang manis, kemudian pembahasan masuk kedalam masalah inti. Wajah Andrew yang awalnya nampak santai kemudian berbah menjadi semakin datar dan dingin. Ia menujuk sebuah grafik di layar proyektor.

"penurunan penjualan Custodian House sampai bulan ini yang saya terima hingga 34%, jika terus seperti ini saham perusahaan akan terpengaruh"ucap Andrew dengan tegas menatap lurus kearah CMO yang sudah menegang.

Perjelasan Andrew menganai permasalah ini terus bergulir hingga akhinya beliau mengakhiri persentasinya dengan sesi diskusi.

"Selanjutnya, kita perlu langkah yang preventif untuk menanggulagi permasalah ini"

Sang CMO terlebih dahulu memberikan ide promosi kepada Andrew, lelaki itu nampak mangut-mangut saja. "Anyone else?" ujarnya.

Dengan ragu Aika menganggkat tangannya membuat semua mata memandang kearah Aika.

"Terimakasih atas kesempatannya" Aika menjeda kalimatnya "Menurut saya, promosi dengan hanya mengandalkan influencers melalui endorsement sudah sangat mainstream dan berdasarkan survey yang saya lakukan melalui akun intagram pribadi saya 87% dari customer tidak terlalu mempercayai produk yang direkomendasikan oleh influencers." Aika menunjukan survey yang Ia sengaja buat melalui akun istagramnya.

Aika kemudian melanjutkan "Kita harus mengubah strategi marketing" ucap AIka

"Merubah strategi marketing?" tanya Andre sang CMO

Aika mengangguk yakin "marketing bisa kita mulai dari kita, salah satu contoh saja mohon maaf, Bapak Andrew dan Pak Andre dua pejabat di kantor kita. Coba lihat beliau" semua mata kemudian menatap Andrew dan Andre intens

"Ada yang tahu merk jas yang Bapak Andrew pakai?"

"Black Suite from Boss" ujar Silvia sekretaris Andre

US (Story between you and me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang