BAB 16 Anak Ayah

1.2K 106 1
                                    

Sejak tadi Aika maish berusaha membujuk Andrew untuk berbicara dengannya. Aneh sekali. Andrew mengabaikannya sejak mereka sampai dirumah orang tua Andrew bahkan saat sarapan pagi biasanya Andrew akan meminta Aika untuk menyajikan makanan di piringnya namun pagi tadi lelaki itu melakukannya sendiri.

Bahkan sejak tadi lelaki itu menonton Mr. Bean di TV dengan wajah serius dan tanpa tawa bahkan Aika yang masih di kondisi didiami oleh Andrew tak bisa menahan tawanya melihat kelucuan Mr. Bean

Aika akhirnya memikirkan ide untuk membujuk Andrew, ini pertama kalinya Andrew merajuk padanya sejak pernikahan mereka. Aika medekati Andrew di sofa namun Andrew menjauh hingga akhirnya Aika memegang tangan Andrew membuat lelai itu tak berkutik

Melihat Andrew yang tak berkutik Aika kemudian mendekat dan duduk dipangkuan Andrew menghalangi penglihatan Andrew yang sejak tadi menatap kearah depan. Lelaki itu masih menatap Aika datar.

Aika akhirnya memeluk Andrew, mau tak mau Andrew memeluk tubuh Aika juga agar wanita itu tak jatuh melihat posisi Aika dipangkuannya.

"Jangan ngambek lagi ya" pinta Aika

Andrew masih diam, melihat itu mata Aika malah berkaca-kaca. Andrew panic ketika menyadari punggung istrinya bergetar karena mennagis .

"Hei.. jangan nangis please?" pinta Andrew

Aika sesegukan" Ka-kamu cuekin sa-saya, sa-ya gak suka dicuekin, ka-mu jahat" ujar Aika sambil memukul dada Andrew

"Jahatan kamu, ngasih senyuman malu-malu sama mang Pardi, terus deketan sama cowok di taman. Padahal udah punya suami" sindir Andrew

Akhirnya Aika paham, sikap posesif Andrew itu. "Kamu jahat, aku kan gak pernah dipuji cantik sama orang, mang Pardi orang pertama yang bilang aku cantik selain mama dan papa" ujar AIka

"Besok-besok aku aja yang puji kamu cantik setiap hari jadi gak usah malu-malu kucing gitu sama lelaki lain karena dipuji" lugas Andrew

Aika menyauti degan malas "iya .. iya"

"Kamu juga bisa-bisanya mau kenalan sama lelaki lain ditaman bahkan kamu perginya masih sama saya loh. Saya jadi gak yakin ijinin kamu pergi sendiri" ujar Andrew

Aika merenggut "ih kok gitu"

Andrew masih mengomel membuat Aika terpana karena ternyata suaminya sungguh bawal dan cerewet. Aika kemudian mengambil air minum untuk Andrew yang sejak tadi berbicara merepet tanpa henti. Ini pasti karena kosa katanya selama ini disimpan sehingga sekali ada kesempatan lelaki itu berbicara dan mengomel tanpa henti.

"Udah?" tanya Aika

Andrew kembali menatap Aika datar, mulutnya yang sejak tadi mengomel tiba-tiba berhenti mengeluarkan suara. Andrew menghela nafas melihat kelakuan Aika.

Aika masih duduk dipangkuannya bahkan nafasnya sudah kembali tenang dan teratur menandakan Aika sudah tertidur. Andrew kemudian mengangkat Aika untuk membawanya kekamar ke tempat yang lebih nyaman.

Dengan perlahan Andrew merebahkan Aika di ranjang miliknya. Ia mengatur suhu kamar agar nyaman untuk Aika. Andrew mengelus kepala Aika sayang.

Tatapannya kemudian beralih ke perut Aika yang sudah sedikit membuncit, Andrew menyadari itu sejak kemarin. Andrew mengecup perut Aika berkali-kali. Rasa harunya tak terhingga, dadanya bergetar kala melihat bayinya dalam kandungan Aika. Dia ada untuk mereka. Dadanya membuncah membayangkan seseorang versi mini dirinya dan Aika berlarian di rumah yang biasanya sepi. Andrew tak sabar menunggu anaknya hadir.

Tangan kekarnya mengelus perut Aika "tumbuh dengan baik disana ya nak, Ayah menyayangimu" ujar Andrew berbisik pada perut Aika. Matanya kembali berkaca-kaca memandang Aika tertidur pulas ada rasa takut dalam dirinya yang mulai Ia rasakan. Gimana seandainya Aika pergi saat membawa anaknya ke dunia? Ia takut! Jujur saja. Aika sudah menjadi bagian dalam dirinya. Andrew pernah memiliki seorang teman yang membenci anaknya sendiri karena membuat istrinya pergi setelah melahirkan anaknya.

Andrew ketakutan. Aika sudah menjadi bagian dalam hidupnya. Rasanya Andrew tak sanggup jika Aika meninggalkannya. Tidak Andrew! Jangan berfikir buruk. Itu masih lama bukan. Aika pasti baikbaik saja hingga mereka menua nanti.

Merasa tidurnya diusik Aika membuka matanya. Ia sedikit terpejat meliat Andrew mengelus perutnya dengan wajah datar. "Kamu ngapain?"

"Bicara dengan anak saya" ujar Andrew

Mendengar itu Aika berdecih "Egois sekali, dia hadir juga karena usaha saya, Anak kita Andrew" tekan Aika

"Iya. Anak kita"

****

Aika tak henti-hentinya meneriaki Andrew karena lelaki itu hampir membuang koleksi hill nya. Aika mencintai hill nya dan Andrew nampak tak terima Aika memakai itu karena keadaan wanita itu yang sedang mengandung.

"Pake ini" Andrew datang dengan membawa papper bag yang berisi sepatu flat shoes. Ternyata lelaki itu menghilang untuk membelikannya sepatu. Tadi Aika menemukan Andrew menyentuh dan hendak menyingirkan koleksi hillnya membuat Aika mengomel panjang lebar, mereka terlibat pertengaran hingga Andrew pergi dengan menggunakan mobilnya.

Aika sempat berfikiran buruk namun ternyata Ia salah Andrew pergi untuk membelikannya sepatu. Saat ini mereka akan pergi kerumah orang tua Aika karena sang ibu menelpon karena merindukan putrinya. Andrew juga ingin menyampaikan kabar bahagia untuk mereka. Padahal mereka hanya pergi ke rumah orang tua Aika namun Aika malah ingin menggunakan hill dengan alasan tak punya snekears ataupun flat shoes.

"ayo pergi"

Andrew memimpin jalanan dan mengabaikan Aika. Lelaki itu pasti sedang kesal, biasanya Aika akan merengek namun Aika nampak kesal juga pada Andrew memilih ikut mendiami Andrew.

Perjalanan sepuluh menit terasa lama sekali karena suasana sepi dimobil. Setelah mobil Andrew terparkir didepan rumah Aika, sang istri masuk tanpa menunggu Andrew. Andrew kembali menghela nafas.

"Aika tunggu saya" pinta Andrew, Ia tak mau mertuanya melihat ini.

Namun sayangnya Aika tak bisa diajak kerjasama, wanita hamil itu malah meninggalkan Andrew. Mata Andrew menatap nyalang pakaian yang dipakai Aika yang baru Andrew sadari. Sial! Aika memakai jean yang cukup ketat. Ia tiba-tiba memikirkan anaknya yang mungkin terjepit diperut Aika. Andrew mengeram melihat tingkah istrinya itu. ingatkan Andrew untuk membuang semua koleksi jean Aika.

Lelaki 31 tahun itu menyusul Aika. Ia mencium tangan kedua orang tua Aika yang nampak sudah menunggu namun Andrew berbisik menyanyakan sesuatu pada Mama Maya ibu Aika.

Sang mertua nampak kebingungan namun Ia tetap memberikan apa yang menantunya minta. "Ini drew" ujar Maya menyerahkan sebuah dress yang cukup longggar yang dulu Ia pakai saat mengandung.

"Thankyou ma"

Andrew menyelisik sekeliling mencari keberadaan istrinya. Namun Ia tak menemukannya. "Aika mana ma?"

"ditaman belakang, nyiram bunga" ujar Maya sambil tersenyum

Andrew kemudian berlalu dan mencari Aika. Matanya hampir copot karena melotot saat melihat Aika memindahkan pot cukup besar, dengan langkah lebar Ia medatangi wanita itu "Aika" geramnya

Aika menatap kesal Andrew, "kamu ngapain sih ngeram –ngeram terus ngomong sama saya. Memangnya kamu singa" cibir Aika kemudian meletak pot bunga di tempat yang Ia inginkan

"Aika" panggil Andrew setelah berhasil menguasai amarahnya

US (Story between you and me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang