BAB 6 Malam gelap

1.3K 121 0
                                    

"Kamu" ucap Aika

Dengan cepat lelaki itu mendorong Aika masuk kedalam pintu kosnya. Lelaki itu mengunci pintu membuat Aika was-was.

"Aika tolong saya" ucap lelaki itu serak

Aika semakin takut ditambah lelaki itu terus mendekatinya. Lelaki itu mencium tekuk Aika. Dengan sisa tenanganya Aika mendorong Andrew. "Pak.. ini salah" ucap Aika namun tenaga Andrew jauh lebih besar hingga Aika tak bisa berbuat apapun

Andrew menindih Aika dibawahnya. "Aika.. Tolong saya" lirihnya membuat Aika tak mengerti. Ia ketakutan

"Aika berjanjilah jangan benci saya setelah ini namun hanya kamu yang saya percaya untuk menolong saya" ucap lelaki itu lembut

Aika menatap Andrew. Dengan lembut Andrew mencium bibir Aika, Aika awalnya terkejut perlahan menikmati kecupan Andrew di bibirnya.

Andrew mengeram ketika Aika menutup mulutnya dengan jahil Andrew menggit bibir bawah Aika sehigga gadis itu menjadi memekik dan digunakan Andrew mengakses bibir Aika. Andrew mengangkat tubuh Aika sehingga mereka sudah berada diranjang. Aika menjambak rambut Andrew lembut saat Andrew mulai menjelajahi leher jenjangnya.

Tangan Andrew tak diam saya, tangan lelaki itu sudah merayap kemana-mana. Entah sudah berapa lama hingga akhirnya Andrew tak bisa menahan diri.

"Aika" desah Andrew saat mendapatkan pelepasannya.

Ia tertidur disebelah Aika. Menatap wanita itu bersalah. Andrew menghapus air mata Aika karena ulahnya yang menyakiti gadis yang telah Andrew rubah menjadi wanita itu.

"Maaf" gumam Andrew

Aika masih kelelahan karena ulah Andrew hanya bisa pasrah. Nasibnya kenapa bisa sial seperti ini. Belum lukanya mongering karena pemutusan rencana pertunangan sekarang kembali menganga karena perbuatan bosnya kepada Aika.

Aika berpikir apakah dikehidupan terdahulu Ia melakukan penghiatan kepada Negara hingga di kehidupan ini hidupnya seberantakan ini. Tanpa sadar air matanya kembali merembes, hatinya benar-benar sakit kenapa orang-orang selalu berlaku semena-mena padanya.

Ia menatap Andrew sudah tertidur disebelahnya, lelaki yang merebut satu-satu hal yang Ia bisa banggakan. Aika bangkit dengan sedikit tertatih karena hal itu adalah kali pertamanya. Aika memunguti bajunya yang dilempar sembarangan oleh Andrew.

Wanita 24 tahun itu menatap tampilan dirinya di cermin yang berantakan, bibir bengkak, rambut kusut, ditambah banyak tanda merah dilehernya. Lengkap sudah! Air matanya menetes mengingat apa yang terjadi padanya yang tidak sepenuhnya salah Andrew karena bodohnya Aika menikmati permainan Andrew hingga terbuai dan menyerahkan apa yang seharusnya Ia berikan kepada suaminya kelak.

Ia lelah sungguh lelah, dikecewakan, ditolak dan mengecewakan banyak orang. Bodoh tanpa prestasi bahkan tak ada dalam dirinya yang bisa dibanggakan. Apa yang kau harapkan Aika? Apa yang kau harus perbuat Aika? Maki batinnnya pada Aika

Matanya tanpa sengaja menatap sebuat cutter, setan meguasainya tanpa basa basi Ia mengambil benda itu. Ia menatap cutter itu lama menimang, lalu mendekatkan benda tajam itu pada tangannya.

"mungkin ini akhir hidupku" ucapnya dengan air mata mengalir dengan suara pilu

TEK

Cutter yang hampir merobek nadinya terlempar mengenai dinding kamar mandi. Seseorang menatap Aika dengan pandangan dingin. Aika bisa melihat ada tatapan marah, kecewa dan khawatir disana?

Tunggu! Khawatir, lelaki ini mengkhwatirkannya?

"KAMU GILA?" Tanya Andrew marah, untung saja Ia segera terbangun saat menyadari Aika terbangun jika tidak mungkin saat ini Ia suah berlarian dirumah sakit mengendong Aika yang tak sadarkan diri dengan darah yang mengalir.

Aika hanya menatap Andrew datar dan tatapan penuh kesakitan membuat Andrew menghembuskan nafas mengendalikan amarahnya.

Dengan cepat Ia merengguh Aika, lelaki itu memeluk Aika erat dan memberikan Aika kekuatan melalui pelukannya. "Maafkan saya" suara Bass Andrew mengalun lembut. Nada suara Andrew bernada lembut yang pertama kali Aika dengar.

"Maafkan saya" rapal Andrew lagi, "Seharusnya saya tak melakukan itu padamu hingga membuatmu ingin mengakhiri hidup, maafkan saya" Andrew memeluk Aika erat, Aika tergugu untuk pertama kali dimasa dewasanya Ia mendapatkan pelukan hangat seperti ini. Bahkan kedua orang tuanya yang memang sibuk jarang memberikannya pelukan seperti ini.

Aika menggeleng, Air matanya tak henti-hentinya menetes hingga membasahi dada Andrew.

Tunggu!

Aika segera melepas pelukannnya dan menatap Andrew dengan pipi memerah, Andrew tak memakai baju dan hanya memakai boxer. Aika mengalihkan tatapannya kelain arah.

Andrew yang mengerti dengan pikiran Aika langsung tersenyum, "Kamu bukannya sudah lihat semuanya" ucap Andrew sedikit menggoda

Aika mengeluarkan wajah galaknya "Saya belum maafin kamu ya" ujarnya

Andrew malah tersenyum melihat itu, gadis ini sudah kembali ke sifat menyebalkan seperti biasanya. Ia segera menarik Aika "Ayo tidur lagi kalau begitu" tanpa basa basi Andrew langsung memeluk Aika yang membelakanginya. Ia menyukai memeluka pinggang Aika seperti ini.

***

Andrew terbangun, Ia menyengit mencari keberadaan AIka. Ia segera terbangun dan mencari Aika di kamar mandi namun tak ada, Ia takut Aika kembali melakukan tindakan membahayakan seperti malam. Damn! Seharusnya Andrew terjaga jadi Ia bisa mengawasi Aika.

Suara ribut di luar kamar membuat Andrew segera berlari, Ia merasakan amat lega saat melihat Aika baik-baik saja bahkan Aika memasak, Andrew tak tahu apa yang wanita itu masak namun dari baunya membuat perut Andrew keroncongan.

Ia segera berjalan mendekati iIka, tangannya tak bisa diam saat melihat pinggang Aika, segera saja Ia merengguh pinggang itu membuat Aika terpejat.

"Andrew pake baju" ujar AIka

Andrew tersenyum senang karena Aika memanggil namanya tak seperti biasa saat Aika menganggilnya pak, memang Andrew bapaknya.

Lelaki 31 tahun itu segera berlari sebelum Aika melakukan hal ektrim seperti memukul kepalanya dengan spatula yang wanita itu bawa.

Andrew memungut pakaian yang Ia pake kemarin, bayangan apa yang mereka lakukan kembali membuat Andrew terbayang. Ia melarikan diri ke kos Aika karena seorang menjebaknya dengan memasukan obat perangsang keminuman miliknya. Ia tak bisa menahanya hingga satu nama terlintas dikepalanya. Andrew segera mengambil ponselnya

Sial! Sepertinya tertinggal di mobil. Andrew menggunakan pakaiannya dengan cepat dan berlalu keluar. Ia melewati Aika yang menatapnya aneh. "Mau kemana?" Tanya Aika

"Ngambil Hp di mobil" ujar Andrew

Aika hanya mengangguk dan menikmati makanannya. Ia tak tahu Andrew mau ikut sarapan atau tidak namun Ia sengaja membuat lebih siapa tahu Andrew mau sarapan dengannya.

Satu hal yang membuat dirinya tak mengerti, seharusnya Ia marah pada Andrew dan melepari lelaki itu dengan benda-benda yang ada di apartment ini namun pelukan Andrew semalam berefek banyak untuknya entah kenapa Ia merasa pas dan hangat berada dipelukan Andrew. Ia merasa aman dan tak mengkhawatirkan apapun.

Lihat! Aika bahkan repot-repot memasak untuk Andrew padahal untuk dirinya sendiri bisanya Aika hanya makan makanan instan.

"untuk saya mana?" tanya Andrew setelah mendapatkan handphonenya

Aika diam menatap Andrew dalam membuat lelaki bermata biru itu gelagapan dan menjitak kepala Aika "Lain kali jangan menatap lelaki lain dengan tatapan seperti itu" ujarnya dengan nada datar seperti biasa

"Ambil nasi gorengmu diwajan" ujar Aika

US (Story between you and me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang