BAB 14 Tragedi ngidam

1.2K 115 0
                                    

Sepulang dari makan malam, Andrew tak langsung mengajaknya pulang namun lelaki itu mengarahkan mobilnya kesuatu tempat. Aika tertidur seperti biasa. Andrew hanya bisa tersenyum melihat kebiasaan Aika yang kadang membuatnya was-was bayangkan saja Andrew pernah hampir mati karena serangan jantung saat melihat Aika tertidur di baktub. Maka dari itu Andrew melarang Aika untuk mandi dengan baktub, Ia selalu mengawasi kegiatan istrinya diamapun kapanpun.

"Sayang bangun" panggil Andrew, Aika langsung terbangun dan mengucek matanya

"Udah sampai" tanya Aika kemudian mebuka seatbeltnya dan keluar. Aika yang masih kurang focus malah berjalan tak menyadari bahwa mereka sedang tak berada dirumah.

Andrew berjalan mengamit tangan Aika, wanita disebelahnya ternyata masih tak sadar hingga mereka duduk menunggu Antrean. "kok duduk sih, Aku mau tidur aja kekamar" ujar Aika manja dan malah memeluk Andrew.

Lelaki itu menggelengkan kepala melihat istrinya sudah kembali tertidur dipelukannya. Ia hanya mengangguk saat tak sengaja orang-orang menatap mereka penuh rasa ingin tahu. Melihat tempat mereka berada membuat orang-orang tahu apa yang sedang terjadi.

"nyonya Aika Custodian" panggilan itu membuat Andrew menggendong Aika masuk kedalam karena wanita itu tak mau terbangun dan ngambek jika dibangunkan.

Sang perawat tersenyum melihat Andrew masuk kedalam dengan Aika berada didekapannya. Seorang dokter wanita muda sudah menunggu didalam. Untuk beraa saat dokter itu tertegun melihat wajah Andrew yang tampan. Ingat Dok itu suami orang!

Andrew meletakan Aika dibrankar, "Sayang bangun dulu ya" ujar Andew lembut. Aika ingin mencak-menca nampak mengurungkan niatnya saat melihat seorang wanita cantik dengan pakaian dokter dihapannya.

"aku gak pingsan kan tadi?" Tanya Aika polos pada Andrew

Lelaki itu terkekeh menatap istrinya "Gak sayang, kamu tidurnya kayak orang pingsan" gumam Andrew membuat Aika merenggut

"Terus kenapa Aku dibawa ke dokter?"

"udah diem. Biar dokter yang periksa" ujar Andrew datar membuat Aika kicep

Tangan Andrew mengenggam tangan Aika erat saat sang dokter mengoleskan cairan dingin diperutnya, kemudian diarahkan sesuatu benda disana. Ia merasa perutnya dipijat.

"there .. there" ujar sang dokter antusias saat melihat sebuah titik kecil disana.

Wajah Andrew sudah memerah, Aika melihat itu lagi-lagi mengelus punggung sang suami. "Dok itu apa dok? Saya sakit apa?" tanya Aika melihat wajah Andrew Manahan tangis.

Sang dokter tersenyum mendengar pertanyaan polos dari pasiennya. "mari bu turun dulu, saya jelaskan"

Aika sudah terduduk didepan meja sang dokter. Aika menatap papan nama tersebut, dokter itu bernama dokter Airin. "Kapan terakhir kali ibu mens?"

Aika berfikir sejenak "tanggal 25 bulan lalu dok" ujar Aika mengingat

Dokter Airin tersenyum. "selamat Bu Pak, Buk Aika sedang mengandung, usia kehamilannya baru 5 minggu"

Aika terbengong "tunggu dok! Saya nikahnya baru seminggu loh, tanggal 23 bulan ini. Kok udah mengandung lima minggu aja?" ujar Aika nyolot

Sang dokter kembali tersenyum mendengarkan pertanyaan yang sering dilontarkan pasutri terutama sang suami namun kali ini malah sang istri yang kelihatan tak terima "begini buk, usia kehamilan itu dihitung dari tanggal pertama kali ibu mens dibulan sebelumnya sehingga jika saya hitung sekarang sudah tanggal 31 Mei berarti kandungan ibu sudah memasuki minggu ke lima dan menkipun ibu baru saja menikah seminggu namun mungkin saja pembuahan sudah berhasi dihari pertama bapak dan ibu melakukan atau mungkin dimalam pertama" ujar Dokter Airin membuat Aika megangguk mengerti

Andrew hampir saja tertawa melihat wajah cengo Aika, Ia memang sudah tahu hal itu namun keyakinan Andrew justru bayinya sudah ada saat percobaan pertama di malam itu namun biar saja hanya Andrew yang menyadari itu.

"Andrew kita mau punya baby" ujar Aika menatap Andrew,

Lelaki itu hanya mengangguk mengiakan ucapan istrinya. Aika keluar dari ruangan itu dengan perasaan campur aduk mengetahui pasal kehamilannya. Ada rasa bahagia, takut dan macam-macam. "Janji kamu gak akan ninggalin saya" ujar Aika mengenggam tangan Andrew

"Never" ujar Andrew yakin

Aika mengelus perutnya yang masih datar.

Aika masih diam dan terduduk dimobil, sudah sejak tadi mereka duduk namun mobil belum juga dijalankan. Aika menatap Andrew merebahkan diri "Sebenatar dulu sayang, saya rasanya mau nangis" gumam Andrew membuat Aika tak bisa menahan tawanya.

Wajah Andrew sudah memerah, mata birunya memerah. Bahu Andrew kembali bergetar hebat karena tangisan. Aika tersenyum melihat itu, dibalik sikap datar dan dingin suaminya sebenarnya sangat sensitive dan mudah menangis karena hal yang mengharukan baginya.

"Saya tak bisa berheti menangis Sayang" gumam Andrew menatap print hasi USG Aika. Bahkan Aika nampak biasa saja, Ia memang haru karena sebentar lagi menjadi seorang ibu namun reaksi Andrew jauh dari perkiraannya.

"sampai kapan kita disni?" tanya Aika akhirnya

Mata Andrew sembab, lelaki itu kemudian memakai kaca mata hitam. Mobil itu berhenti disebuah warung makan pinggir jalan. "saya ingin sekali makan sate" ujar Andrew membuat Aika mengangukan kepalanya. Mereka memesan satu bungkus sate karena Aika memang sudah merasa kenyang.

Ini adalah weekend berarti Andrew dan Aika tak pulang kerumah mereka melainkan pulang ke Perum Angkasa, rumah kedua orang tua Andrew.

"Aikaaa" teriakan Laila membahana saat melihat sang menantu datang

Ia menatap aneh anak sulungnya yang masuk menggunakan kaca mata hitam "Ini udah dirumah loh Andrew, kaca matanya kayaknya bisa dibuka" sindir Laila namun Andrew tak menghiraukan ibunya dan malah langsung memasuki kamar dengan terlebih dahulu menjauhkan Aika dari ibunya sebelum istrinya bercerita macam-macam dengan Laila dan membuat Andrew menjadi bulan-bulanan dipertemuan keluarga.

Aika sudah selesai membersihkan diri, wanita itu bergabung dengan ayah dan ibu mertuanya yang sedang menonton TV "suami kamu mana?" tanya Aldric

"Mandi yah"

"Dia kenapa tadi?" tanya Laila berbisik memepetnya, ibu mertuanya ini sangat kepo dan ingin tahu. Aika hanya tersenyum tak berani mengatakan apapun Ia takut Andrew ngambek padanya. Cukup Aika saja yang tahu tingkah Andrew itu.

Wangi parfum Andrew menguar mendekat membuat Aika mengalihkan pandangannya pada Andrew yang turun dengan celana pendek santai dengan baju tanpa lengan.

Andrew mengarahkan kakinya ke pantry, Ia mengobrak –abrik tempat cemilan di cabinet "Bu... Bu" teriak Andrew

"Cheetosnya mana?" teriakan Andrew akhirnya membuat Laila terpaksa mendatangi anak sulungnya itu

"Kamu nyari apa?"

"Cheetos ibu, biasanya ibu nyetok disini" ujar Andrew masih mengobrak abik tempat cemilan ibunya

"Katanya bukan anak kecil lagi" cibir

"Ibu cepetan, Andrew bener-bener ingin makan itu"

Laila menatap aneh anak lelakinya, Ia kemudian mengambil cemilan yang diminta Andrew, mata biru anak lelakinya berbinar saat meliahat cemilan favoritnya sewaktu kecil. Tanpa basa basi ia langsung memakannya.

"aneh"

US (Story between you and me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang