BAB 9 Tanggung Jawab (2)

1.2K 125 0
                                    

Aika merasa tidurnya diganggu karena seseorang memelukanya dengan erat dan suara tangisan membuat Aika sedikit ketakutan. Aika terbangun dan melihat Mama nya memeluk Aika erat dan menagis membuat Aika bertanya-tanya kapan terakhir kali maya memeluknya seperti ini.

"Dik" panggilan masa kecilnya dulu kembali terujar dari mulut ibunya.

Aika mengelus punggung ibunya yang masih bergetar, Ia tidak merasa membuat kesalahan apapun. Terakhir kali Ia melihat tangisan ibunya seperti ini adalah saat Ia tak sengaja menjadi korban salah sasaran anak-anak tawuran didepan sekolahnya saat SMA.

"Mama ada apa sih?" Tanya Aika

Maya diam dan mengelus kepala Aika sayang "sekarang adik udah besar ya ternyata, udah mau diambil orang aja" ucap Maya dengan tersedat.

Aika masih diam, "Kemarin malam, pacar Adik Andrew meminang adik pada Mama dan Papa. Kenapa Adik gak pernah cerita sama mama kalau adik punya pacar. Hmm ?" Tanya Maya lagi membuat Aika mnyengit. Kapan Aika punya pacar? Dia jomblo sejak orok. Tunggu? Andrew ? Bosnya ? lelaki itu?

Aika hanya diam membuat Maya kembali berujar "Adik marah ya sama Mama karena dulu Mama gak kasih izin adik kuliah diluar negeri?" tanya Maya membuat Aika menggeleng

Mana bisa Aika marah pada Malaikatnya yang membawnaya selama Sembilan bulan didalam kandungan, Aika tak marah Ia hanya sedikit menjaga jarak dari ibunya karena sejak kejadian dimana Aika hampir menjadi korban di tawuran itu Mamanya menjadi menjaga jarak dari Aika sehingga Aika hanya bisa mengikuti keinginan sang Mama.

"Lalu kenapa Adik gak pernah cerita apapun sama Mama? Terakhir adik cerita saat adik tentang teman sebangku adik yang anak orang kaya itu?" ujar Maya

Aika tak menyangka mamanya mengigat cerita Aika, Saat itu Maya tanpa tak memperdulikan ocehan Aika sehingga Aika saat itu sedang masuk masa remajanya menjadi berfikir kalau Mamanya tak mau mendengarkan ceritanya.

"Aku pikir mama gak mau denger cerita aku" ujar Aika akhirnya

Maya menggeleng, tentu saja tidak. Aika adalah anak kesayangannya. Dibangdingkan Jasmine dan Devano Aika adalah kesayangannya. Ia melarang Aika kuliah diluar negeri karena takut Aika kenapa-napa, Ia tak bisa jauh dari Aika bahkan untuk melepas Aika ngekos saja Maya tak saggup. Ia sering diam-diam menengok Aika ke kos memastikan makanan anak itu cukup.

"Adik tahu kan Mama sayang banget sama Adik?" Tanya Maya

Aika menggeleng tentu saja Ia tak tahu, Ibunya selalu memarahi Aika dan tak henti-hentinya mengomeli Aika, berbeda dengan Jasmine dan Devano yang hampir tak pernah dimarahi oleh Maya. "Mama selalu marahin dan omelin aku" ujar Aika polos

Maya terkekeh melihat tingkah Aika, mesi sudah berumur 24 tahun bagi Maya Aika tetap bayi mungilnya. "Mama sayang banget banget sama adik" ujar Maya membuat Aika menatapnya curiga

"Kok tiba-tiba?" Tanya Aika, jarang sekaili ibunya berkata seperti ini

"Iya supaya nanti adik kalau sudah diboyong dan adik ada masalah adik gak cerita kemana –mana, ceritanya ke mama biar mama tahu masalah adik, mama ingin selalu menajdi yang pertama tahu tentang adik" ujar Maya

"Tunggu ma? Mama dari tadi bilwng diboyong diambil, emang aku mau diambil siapa?"

"Jangan pura-pura gak tahu deh, kan sudah dari tadi Mama ngomong kalau Adik sudah dilamar oleh Andrew"

Toeng

Astaga, Aika fikir mamanya bercanda karena selamam Andrew yang mengantarnya pulang sehingga mamanya menganggap Andrew pacarnya dan akan melamarnya,

"Mama yakin dia ngomong ? eh maksudku aku ngelamar aku? Dihadapan mama dan papa?" Tanya Aika lagi?

Dengan yakin Maya mengangguk.

Aduh, dengan cepat Aika bangun. Ia mondar mandir. Ini sudah jam 5 pagi. Aika bingung apa yang harus Ia lakukan? Tanya Andrew? Takut bahkan seingatnya kemarin Andrew memarahinya dengan kata-kata ketus membuat Aika menciut dan sekarang ia dibuat terkejut karena lelaki itu melamarnya.

***

Aika sudah nangkring didepan rumah Andrew, Ia penasaran ingin segera menyanyakan tentang berita yang diberikan oleh Mamanya tadi pagi. Namun, ada yang Ia syukuri karena berkat ucapan ngawur Andrew melamarnya, Mamanya kembali lagi seperti dulu bahkan panggilan adik yang sempat menghilang dulu kini kembali. Aika merasa sangat bahagia.

Aika ragu untuk masuk kedalam gerbang rumah Andrew hingga satpam menatapnya curiga, pasalnya Aika berkunjung benar-benar pagi. "Neng cari siapa?" tanya seorang satpam lelaki dengan aksen sunda yang kental

"Saya mau ketemu Andrew pak"

Sang satpam mempersilahkan Aika masuk kedalam rumah besar Andrew, sepi itulah yang Aika rasakan saat memasuki rumah itu. Aika kembali mengetuk pintu

"Selamat pagi neng, Mencari den Andrew?" Tanya wanita paruh baya yang Aika yakini adalah asisten rumah tangga dirumah ini.

Aika kembali mengangguk dan dipersilahkan duduk, hampi sepuluh menit Aika duduk namun Andrew tak juga menampakan diri.

"Hmm neng, Den Andrew belum bangun jadi Neng bisa nunggu atau dateng saja nanti" ujar Sang Asisten Rumah Tangga membuat Aika berdecak

"Mana kamarnya dia bi?" Tanya Aika

Bibi menunjuk kamar dengan pintu besar, Aika segera mendekati kamar itu dan membuka pintu "Jangan neng, nanti nden Andrew marah" peringat Bibi Ina, Asisten rumah tangga Andrew. Aika menganggap suara Bi Ina hanya angin lalu karena tangannya sudah membuak knop kamar yang tak terkunci

Di sebuah ranjang king size Andrew masih tertidur terlelap bahkan suara –suara gaduh tak mampu membangunkannya, Aika yang sedikit jengkel segera memasuki kamar Andrew dan menggoyangkan tubuh Andrew.

"Pak Bos bangun" ujar Aika namun Andrew tak bergeming. "Ini dia tidur atau mati sih?" tanya Aika pada dirinya.

"Andrew banguuuuu" teriak Aika tepat ditelingan Andrew.

Andrew terbangun terkejut dan menatap tajam Aika, namun Aika tak gentar karena tujuannya kesini untuk meminta penjelasan lelaki itu. Ia malah menatap balik Andrew tak kalah tajam. Akhirnya Andrew menghela nafas dan duduk. Lelaki itu menarik Aika untuk duduk disebelahnya.

"Duduk disini, saya ceritain" ujar Andrew. Ia tahu kedatangan Aika kesini pagi-pagi menganggu tidurnya karena ingin menanyakan pasal lamaran dadakan Andrew pada orang tuanya.

Bi Ina yang awalnya berada diambang pintu akhirnya undur diri karena merasa tak enak menganggu kedua orang tersebut.

"kamu mau nanya pasal lamaran saya?" Aika mengangguk yakin

Tangan Andrew mengelus kepala Aika sayang kemudian berlalu mengelus perut Aika lembut. "Karena dia hadir diantara kita" ujar Andrew mengelus perut Aika

"Maksudnya? Jangan Ngadi-ngadi ya anda pak Andrew, orang saya gak telat kok, jadwal saya mens saya itu akhir bulan dan ini belum juga tanggal 25" omel Aika

"ya kalau kamu memang gak hamil berarti bagus dong tapi kita tetap nikah, kalau gak nikah sama saya memang kamu mau kasih bekas ke suami masa depan kamu nanti, emang kamu mau ngecewain ayah dan ibumu kalau ternyata anak gadisnya sudah tak gadis?" Tanya Andrew dengan nada provokasi membuat Aika sedikit berpikir.

"Gak mau kan?"

Aika tentu saja menggeleng "Nah kan! Marry me and it's final!" ucap Andrew kemudian meninggalkan Aika yang masih terbengong.

"Andrewwww" Teriak Aika menggelegar sambil melempar Andrew dengan bantal yang bisa Ia raih.

US (Story between you and me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang