Tangan Aika lincang menekan layar sehingga menimbulkan bunyi -bunyi piano memecah keheningan di ruang kerja milik Andrew. Akhir-akhir ini Aika sangat senang bermain Piano Tile sembari menunggu Andrew yang sangat sibuk sehingga Aika hanya berdiam diri di ruangan milik Andrew.
Sudah seminggu Aika dan Andrew berada di Sidney, Andrew benar-benar mengesalan, lelaki itu membawa Aika ke Sidney hanya untuk pajangan bahkan Aika bisa menghitung jari berapa kali mereka berbicara minggu ini. Seperti sekarang Aika sudah ditinggalakan entah kemana oleh Andrew sehingga Ia harus terjebak di dalam ruangan Andrew. Ia tak bisa kemana-mana karena Andrew tak akan mengizinkan Aika. Pernah suatu ketika Aika keluar sebentar hanya berkeliling kantor sembari menikmati suasana Sidney yang lumayan hangat namun Andrew memarahinya karena mengatahui Aika tak berada di ruangannya.
Aika meletakan Ipad milik Andrew entah kenapa mood nya semakin memburuk mengingat nasibnya seminggu ini hanya dijadikan pajangan. Tahu kayak gini Aika mendingan di Indonesia saja kerja ada banyak teman-teman divisinya disana.
Aika memandang sekililing, Ia mengintip diluar sepertinya sekretaris Andrew sedang tak berada di mejanya, Ia tersenyum kemudian keluar ruangan.
"Huft" Aika bernafas lega setelah berada didalam lift. Ia benar-benar bosan dijadikan tawanan.
Mata Aika berbinar menatap bangunan-bangunan kota yang hanya Ia lihat saat berada di mobil dengan Andrew, Aika tersenyum senang, Ia terus berjalan sembai menikmati pemandangan dan menghirup udara Sidney yang hangat.
Mata Aika tak sengaja menatap bayangan dirinya , buka itu bukan bayangan dirinya tetapi Jasmine saudara kembarnya. Ia ingat Jasmine mengatakan bahwa Ia berada di Paris namun saat ini kenapa perempuan itu berada di Sidney. Dengan cepat Ia segera mendatangi Jasmine.
"Jasmine" Panggil Aika
Seketika wajah shock milik Jasmine nampak membuat Aika mendengus. Ia kemudian duduk diseberang kursi milik Jasmine.
"Ngapain kamu disini?" Tanya Jasmine
Lagi-lagi Aika mendengus, "Harusnya Aku yang tanya, kamu ngapain disini?"
Jasmine nampak gelagapan, membuat Aika memicing matanya curiga. "Kamu bohongin Mama dan Papa? Kamu kenapa Jasmine? Tell me!"
"A-kuu.." Jasmine mengigit bibir bawahnya, Tatapan Aika semakin menajam membuat Jasmine mau tak mau mengungkapkan isi hatinya.
"Aku sedang berusaha lari dari kenyataan"
"Hah?"
Jasmine malah menggebrak meja "Bram selingkuh! Ia bahkan menyusulku ke Milan dan mendatangiku ke Paris membuatku bersembunyi menghindari lelaki itu" ujar Jasmine akhirnya
"Lalu?" Tanya Aika santai
"Kamu tidak marah?"
Suara tawa Aika menggema membuat mereka menjadi pusat peratian para pengunjung yang sedang menikmati makan siangnya.
"Aku? Marah? Emangnya Bram suami aku? Hell no! Aku gak mau ya punya suami kayak Bram"
Jasmine terdiam, Ia memikirkan suatu hal "Lalu siapa yang kamu nikahi? Aku tahu kamu gak punya pacar bahkan punya cowok yang lagi deket aja gak ada, Jangan bilang kamu sewa cowok untuk nikah kotak kayak di tivi tivi itu"
Tangan Aika segera menyentik kepala kakaknya "enak aja! Aku nikah beneran ya gak nikah nikahan. Nih lihat disini udah ada calon ponakanmu" ujar Aika sembari menunjuk perutnya yang membuncit
Jasmine melongo sesaat kemudian senyum manisnya mengembang ditambah dengan wajah malu-malu nya muncul membuat Aika menatap kakaknya curiga "jangan bilang kamu kabur ke Milan buat menghindar dari Bram?"
Dengan malu Jasmine mengangguk membuat Aika gemas dalam hati Ia bersyukur karena telah berani mengambil keputusan besar dalam hidupnya, jika tidak bukan hanya Bram, dirinya dan saudara kembarnya juga ikut terluka.
Aika tersenyum kemudian dengan jahil Ia mendeal no hp Bram yang tersimpan di handphoenya, Beberapa kali tak diangkat namun akhirnya.
"Ada apa Aika?" Tanya Bram diseberang sana membuat Jasmine menengang sekaligus rindu dengan suara lelaki itu.
"Ada yang ingin bicara? Bisakah kita alihkan ke mode video call?" Tanya Aika sopan
Dengan cepat telepon beralih menjadi video call dan Aika langsung memberikan handphonenya pada Jasmine.
Awalnya Bram tak mengenali Jasmine namun saat Jasmine mulai bicara , lelaki itu nampak berbinar diseberang. Binar mata Jasmine juga tak dapat dihindari membuat Aika menatap kedua sejoli itu penuh senyum. Ada rasa bangga pada dirinya karena berkat ialah dua orang saling mencinta bisa bersatu.
Ditempat lain, Andrew kelabakan setelah mendapat laporan dari sekretarisnya bahwa Aika tidak berada diruangan. Seketika ketakutan Andrew bertambah saat orang suruhannya tak mengetahui kemana Aika. Ingin rasanya Andrew berteriak untuk menghentikan rapat namun rapat ini adalah rapat penentu untuk mendapatkan asupan dana dari investor sehingga proyek Mega yang hampir gagal karena ada salah satu pejabat perusahaan yang berkorupsi bisa dijalankan.
Andrew gusar, tak henti-hentinya Ia menatap handphonenya membuat Aldo Prastesya lelaki baruh bayah yang akan menjadi Investornya menyengit.
"ada Apa Andrew?" Tanya Beliau
Andrew hanya menggelrng namun Pak Aldo terus mendesak Andrew sehingga dengan terpaksa Andrew jujur.
"Saya khawatir dengan istri saya, dia sedang mengandung" ujar Andrew dengan mata berbinar membicarkan Aika kepada Aldo membuat lelaki baruh baya itu tersenyum lembut.
"dulu saat aku seusiamu juga seperti itu, apalagi saat mengandung putra pertama kami, aku bahkan ingin membawa semua kerjaan pulang kerumah" kekehnya mengenang masa lalu beliau
"Baiklah nak, saya setuju dengan proposal yang kalian usulkan, sekretaris saya akan mengurus semuanya. Andrew silahkan temui istrimu jangan sampai kau menyesal karena tak menemani masa-masa kehamilan istrimu, tak ada yang tahu masa depan. Jangan menyesal seperti aku" ujar Aldo membuat Andrew terdiam, Ia tertarik dengan cerita milik Aldo
"Istriku meninggal saat melahirkan putra kami, aku sangat menyesal karena aku tak bisa menemani di awal kehamilan, morning sickness bahkan menemani dia cek kandungan ke dokter karena kesibukanku mengejar harga untuk kebahagiannya namun ternyata dia malah pergi untuk selamanya meninggalkan aku dan putra semata wayang kami" cerita Aldo sedih teringat mendiang istrinya
Andrew menepuk bahu lelai paruh baya itu "Aku pastikan itu tak akan terjadi padaku"
Aldo tersenyum "Doaku menyertai keluargamu"
Andrew kemudian pamit, dalam hati Ia terngiang dengan kisah Aldo, ketakutannya kembaii muncul. Aldo bukan orang pertama yang Ia jumpai mengalami hal itu bahkan ada beberapa teman dekatnya juga mengalami hal itu membuat Andrew was -was dan selalu over protektif pada Aika. Ia tak bisa kehilangan Aika.
Lelaki 31 tahun itu mendeal nomor hp istrinya namun sibuk. Andrew mengeram siapa yang sedang wanita itu hubungi. Dengan cepat Ia membuka applikasi di handpnya yang tersambung dengan ponsel Aika. Ia tersenyum tatkala menemukan lokasi Aika yang berada di café dekat dengan tempatnya sekarang.
Dengan langkah besar dan tergesa-gesa Andrew berlarian.
"Siapa kau? Kenapa kau membawa ponsel istriku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
US (Story between you and me)
RomanceFollow dulu sebelum baca 😊 Kedewasaan selalu hadir beriringan dengan luka, tanpa kamu sadari luka mendewasakan diri. ketika pukulan bertubi-tubi datang dan membuat kita jatuh sejatuh jatuhnya hingga merasa kedua kaki ini tak mampu untuk bangkit. A...