BAB 25 Andrew's Jelousy

1K 104 0
                                    

Andrew menatap dengan datar kedua orang yang tampak berbicara akrab, bahkan beberapa kali mereka tertawa  bersama. ini masih jam kerja bahkan Aika kelayapan untuk menemui lelaki itu. lagi-lagi anak Alexander itu menemui Aika, Ia tahu hubungan keluarga Aika dan Alexander sangat dekat namun Ia tak tahu bahwa anak-anak Alxender dan Dermawan juga dekat.

Sebelum keberangkatan ke Sidney Ia melihat Aika dipeluk oleh Bram dan Ia lupa menyanyakan pada Aika karena kesibukannya. " Santai Bro" ujar Devano pada Andrew yang menampilkan wajah masamnya.

Mereka saat ini berada di meja tempat Devano tadi makan bersama Aika. Scarlet menatp dua orang lelaki itu tak mengerti, "ada apa? Andrew tampak sedang marah?" tanya Scarlet pada Devano

Devano hanya tertawa, Ia tak ingin menjelaskan lebih lanjut pada Scarlet. "Biasa" ujar Devano

Scarlet hanya mengangguk, Ia kemudian kembali bercerita panjang lebar tenang dirinya dan karirnya selama Ia tinggal di Rusia dan akhirnya dizinkan untuk pulang ke Indonesia. Kedua lelaki itu hanya mendengarkan sembari mengawasi kehadapan dua orang berbeda gender di ruangan sebelah.

Suara deringan ponsel Scarlet membuat mereka mengalihakan pandangan "sorry guys, ayahku menelpon memintaku pulang" ujat Scarlet

"baik Scarlet see you" ujar Devano

Kemudian mereka kembali mengawasi Aika dan Bram "what? Kalian gak ada yang berniat mengantarku? Aku tak bawa mobil tadi aku naik taksi" ujar Scarlet

"maaf aku sedangkan pekerjaan" ujar Devano kemudian berpura-pura mengambil IPadnya, begitu pula Andrew yang hanya mentap Scarlet malas. "baiklah, baiklah" ujar Scarlet. Ia paham dengan kedua lelaki dingin yang menjadi sahabatnya ini. Mereka memang tak suka direpotkan oleh siapapun termasuk Scarlet sahabatnya

Punggung Scarlet menjauh meninggalkan kedua orang yang masih menatap tajam kearah ruangan sebelah. Tangan Andrew mengepal ditambah dengan tawa Aika yang menguar. Tidak Andrew tak tahan, Ia segera berjalan mendatangi kedua orang itu.

Mata Devano meotot kemudian menyusl Andrew, takut lelaki itu membuat keributan dikantornya sendiri.

"hmm"

"sepertinya obrolan kalian seru sekali" ujar Andrew dengan nada sinis, Ia menatap Tajam Aika dan juga Bram tajam

"Hehehe maaf bos" ujar Aika cengengesan

Bram mendengar itu kemudian berdiri, Ia tahu pasti Aika akan dimarahi karena membolos di jam kantor atau lebih parahnya Aika akan diberikan SP mengingat sang CEO yang memergoki Aika.

"sepertinya Pak Bram sudah melewati batas" ujar Andrew membuat Aika was-was. Bram menatap Andrew tak mengerti.

Ia kemudian mendatangi Andrew dan meraih tangan Andrew namun suaminya malah berusaha melepas tangan wanita itu "Andrew" panggil Aika

"kenalkan saya Andrew Custodian, saya Suami dari wanita yang anda ajak berbicara berdua selama hampir sejam ini" ujar Andrew penuh penekanan membuat mata Bram melebar. Ia tak tahu kalau Aika sudah menikah bahkan keluarganya tak mendapat udangan loh? Why?

"kamu sudah menikah Aika?" cecar Bram bertanya

Dengan polos Aika mengangguk, Ia kemudian mengelus perutnya membuat Bram menyadari bahwa wanita itu juga sedang mengandung. Pantas saja Andrew menatapnya seperti itu, Ia juga ingat bahwa Andrew pernah memukulnya dulu. Wajar saja, Bram pun akan sama marahnya jika ada lelaki yang mendekati Jasmine.

"ini gila" gumam Bram, Ia masih belum percaya bahkan pertunangan mereka baru saja putus 6 bulan yang lalu namun Aika sudah menikah. Sunggung! Jangan bilang selama ini Aika memang sudah berhubungan dengan Andrew namun karen dijodohkan dengannya Aika berusaha menerimanya. Wah!! Kalau kejaiannya seperti itu, Bram sedikit bangga kepada Aika

Bram tertawa Ia ingin menggoda lelaki yang sedang cemburu ini "wah, aku tak menyangka mantanku sudah menikah" Ujarnya membuat mata Aika melebar begitu juga Devano. Matilah mereka! Andrew memang tak tahu bahkan Aika pernah hampir bertunangan dengan Bram karena sebisa Devano menutup akses informasi kepada Andrew sedangkan Aika belum berani bercerita.

"mantan?" tanya Andrew

Dengan polosnya Bram mengangguk "mantan tunangan" ujar Bram membuat Aika melotot, Ia pun megoreksi tanpa sadar "mantan tunangan? Enak aja! Mantan calon tunangan itu yang benar"

Mata Devano melotot meruntuki kebodohan adiknya, Aika pun menutup mulutnya menatap Andrew yang sudah memasang wajah datar takut-takut.

Andrew menatap Aika dingin begitu juga Devano. Ia berbalik tanpa mengucapkan satu kata apapun. Bram menatap Aika dengan pandangan menyesal, niatnya hanya menggoda namun ternyata Andrw tak bisa diajak bercanda. "Biar saya jelaskan pada Andrew" ujar Bram hendak mengejar Andrew

"Tak usah Bram, silahkan pulang saja kamu butuh istirahat. Suami saya urusan saya" ujar Aika

Bram menatapnya tak enak, Ia meminta izin kepada Devano untuk undur diri setelah mendapat anggukan dari Devano Ia meninggalkan Aika dan Devano.

"susul dia sebelum Ia menghancurkan kantornya" ujar Devano pada Aika

Aika mengangguk kemudian berjalan menuju ruangan Andrew dilantai paling atas. "Pak Andrew diruangan?" Tanya Aika pada sekteratis Andrew

"iya buk tapi sepertinya sedang ada beberapa manager disana" ujar Lisa membuat Aika mengangguk

Suara bentakan terdekat, gawat! Andrew sedang dalam mode berbahaya. "Hmm.. mohon maaf buk, sepertinya pak Andrew sedang badmood" ujar Lisa yang dibalas anggukan oleh Aika.

"itulah alasan saya disni" ujar Aika kemudian

Kemudian beberapa manager keluar dengan wajah keruh membuat Aika ragu memasuki ruangan singa itu. Ia masuk dan lupa mengetuk pintu.

"bisa tidak masuk mengetuk pintu terlebih dahulu" ujar Andrew dingin membuat Aika menatapnya takut-takut. Andrew memang tak tahu siapa yang datang

"Andrew" cicit Aika membuat Andrew mengadah dan menatap Aika dengan pandangan penuh luka, ada kekecewaan disana membuat Aika takut.

Ia lebih memilih Andrew marah marah dripada diam dan memandangnya dengan pandangan kecewa. "Maafin aku" ujar Aika menunduk, punggungnya bergetar. Aika terduduk dilantai

Andrew lihat itu mendatangi istrinya, Ia ikut duduk "stt... jangan kayak gini, duduk di sofa" ujar Andrew lembuat membuat Aika makin bersalah

Andrew membiarkan Aika duduk di sofa. Hatinya sakit melihat Aika menangis, lagi-lagi karenanya. Ia merasa buruk sebagai suami. "maafin aku" ujar Aika menangis

Ia tak kuat melihat Andrew mendiaminya, Andrew memeluk Aika "stt.. saya gak marah sama kamu, saya hanya marah dengn diri saya sendiri" ujar Andrew

Aika menggelngkan kepalanya, Ia tahu Andrew sedang marah namun ellaki itu berusaha menyembunyikannya. "kalau mau marah mending marah aja, daripada kamu diam" ujar Aika

"mana bisa saya marah-marah sama kamu" ujar Andrew

US (Story between you and me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang