Delapan hari semenjak kejadian itu hubunga Aika dan Andrew merenggang. Andrew memang terlihat biasa saja namun Aika tahu lelaki itu selalu berusaha menghindarinya seperti pulang malam sehingga Aika tak sempat berbicara karena keburu tidur, berangkat sangat pagi saat Aika masih tertidur.
Andrew memberinya sebuah mobil dan supir membuat Aika tak ada alasan untuk menahan Andrew untuk berangkat bersama. Seperti saat ini, ini sudah pukul 11 malam namun Andrew masih belum pulang. Aika cemas, perasaannya tiba-tiba tak enak
Suara gedoran dipintu membuat Aika segera membauka pintu karena para pekernyanya memang sudah tidur. "Kak, Andrew kenapa?" tanya Aika pada kakaknya Devano
Devano embrikan tanda untuk tetap tenang pada Aika, Aika menunjuk kamar tidur mereka "dia mabuk berat dek" ujar Devano
Aika mengelus rambut Andrew yang memanjang, lelaki ini benar-benar tak sempat merawat dirinya bahkan jambangnya yang tak biasanya memanjang sekarang sudah sedikit memanjang membuat permukaan kulit wajahnya yang biasanya mulus menjadi kasar.
"Aika...Aika.. jangan tinggalin saya" Rancau Andrew kemudian tertawa dan tertidur lagi
"kenapa kakak kasih dia minum sampai mabuk gini sih?" marah Aika pada kakaknya.
Devano menghela nafas lelah "kakak juga gak tahu, tadi bartender ditempat kita biasa nongkrok dulu bilang Andrew mabuk berat makanya kakak jemput kesana" jelas Devano
"baiklah, kakak pulang ya, kakak pasti capek. Kakak udah makan?" tanya Aika pada kakaknya
"sudah, kakak pulang dulu, kalau dia bangun nanti kasih pisang saja biar mabuknya cepat reda" ujar Devano
"bye sweety" Devano mengecup kening Aika kemudian berlalu
Aika menatap Andrew, delapan hari mereka hanya bertegur sapa seperlunya, dekat namun terasa jauh. Andrew seakan menjaga jarak dengan Aika. "Andrew jangan seprti ini, sikapmu membuatku bingung untuk tetap bertahan atau menyerah" ujar Aika
Ia kembali menangis, bahkan Andrew tak menemani dirinya untuk memrikskan kandungannya. Kandungan Aika sudah memasuki minggu ke 22, ada hal bahagia yang ingin Ia katakan ke Andrew namun melihat keengganan Andrew berbicara padanya membuat Aika mengurungkan niatnya.
***
Andrew terbangun dengan kepala pening, Ia merasakan sebuah tangan mungil memeluknya membuat Andrew terpejat. Ia ingat kemarin Ia berada di club
Ia segera menatap sekeliling ternyata Ia sudah berada dikamarnya. Ia menatap tangan yang memeluknya ternyaa milik Aika. Ia tersenyum lega, ternyata apa yang ia pikirkan tidak terjadi.
Andrew memandang Aika, berhari-hari Ia menghindari Aika, mengobati rasa kecewanya karena Aika tak pernah bercerita pasal rencana pertunangannya dengan lelaki lain. Ia benar-benar kecewa merasa dihianati, bahkan Devano mengatakan apapaun kepadanya.
Andrew mengecup puncak kepala Aika dan mengecup perut Aika, Ia mendapat tendangan membuat matanya berkaca-kaca. "maafin ayah ya sayang" ujar Andrew
Ia segera mandi dan sekali lagi Ia berusaha mengindari Aika namun sepertinya takdir tak berpihak kepadanya. Saat Ia menginjakan kaki dikamar mandi tiba-tiba Ia merasa mual dan kepalaya pusing. Efek alcohol yang ia konsumsi tadi malam.
Aika merasa tidurnya terganggu karena suara muntahan terbangun, Ia tahu itu pasti Andrew. Dengan langkah tetatih karena perut besarnya Aika bangun dan mendatangi Andrew, Aika melihat Andrew terduduk sembari memgang kepanya.
"Bangun Andrew, aku gak bisa angkat kamu kalau kamu pingsan disana" ujar Aika sedikit membungkuk. Punggungnya terasa sakit, Ia memang tak terlalu bisa leluasa bergerak karena perutnya yang sudah membesar.
KAMU SEDANG MEMBACA
US (Story between you and me)
Storie d'amoreFollow dulu sebelum baca 😊 Kedewasaan selalu hadir beriringan dengan luka, tanpa kamu sadari luka mendewasakan diri. ketika pukulan bertubi-tubi datang dan membuat kita jatuh sejatuh jatuhnya hingga merasa kedua kaki ini tak mampu untuk bangkit. A...