BAB 18 LDR

1K 102 2
                                    

Hari senin menjadi hari yang tiba-tiba Aika tidak sukai karena hari ini Andrew akan perjalanan bisnis ke Sydney selama seminggu. Uh! Aika tidak bisa ikut karena Ia tak bisa mengabaikan tugas dan tanggung jawabnya namun Ia rasanya tak rela jauh-jauh dari Andrew

Sejak tadi Andrew memang mengulur waktu untuk membujuk Aika untuk ikut bersamanya "kamu ikut ya" pinta Andrew

Aika menggeleng "Aku harus kerja, masa cuti seminggu. Aku udah cuti untuk nikahan waktu ini" ujar AIka

Andrew mengehela nafasnya, "Kalau masalah itu gampang, kamu lupa suamimu ini siapa?" ujar Andrew

"enggak, aku gak mau nepotisme" ujar Aika

"bukannya dari awal masuk ke perusahaan ya kamu nepotisme" gumam Andrew namun masih didengar oleh Aika.

Aika menatap suaminya tajam "jangan ngadi-ngadi ya pak CEO, saya gak punya kenalan di perusahaan itu" Aika tak terima dikatakan masuk jalur nepotisme.

Andrew hanya diam menutup mulutnya rapat. "baiklah, tapi kamu harus tinggal dirumah orang tua kamu ya, saya khawatir ninggalin kamu sendrian di rumah" ujar Andrew

Aika masih tak menanggapi Andrew "Aika please, Saya gak mau tengkar saat –saat kayak gini. Masa saya mau pergi kamu kesal sama saya sih" ujar Andrew sedikit frustasi

Melihat wajah suaminya, Aika tak tega. Ia tersenyum dan memeluk Andrew. "Saya pasti kangen banget sama kamu" ujar Aika

Ia kemudian berjinjit dan mencium bibir Andrew sekilas "Hati-hati"

Andrew mengantar Aika ke kantor sebelum dirinya ke bandra. Ia tak rela melepas Aika yang ceroboh. "ingat pesan saya, hati-hati! Jangan pakai pakaian ketat kasian anak kita kegencet, jangan angkat-angkat yang berat-berat. Stay safe for me! Angkat telpon saya dan jangan matikan hp kamu" ujar Andrew kemudian mengecup kening Aika.

Aika keluar dari mobil dan melambaikan tangan, Ia menatap mobil Andrew yang menjauh.

Wanita 24 tahun itu memasuki lobby kantor yang masih sangat sepi karena memang Ia berangkat pagi menyesuaikan dengan Andrew. Ia memilih duduk dimeja kerjanya, meyalakan computer dan meminum susunya.

Ia memainkan hpnya sesekali melihat email yang masuk, Aika menatap jamnya. Ini sudah menunjukan pukul delapan dan satu persatu staff mulai berdatangan. "Aika, gimana libur weekendnya?" tanya Anya. Gadis itu memang selalu ceria membuat siapa saja tak tega menjudesinya.

"menyenangkan" ujar Aika dengan wajah tanpa semangat

"benar-benar menyenangkan?" Tanya Anya

Aika mengangguk "aku hanya sedikit sedih" ujar Aika tanpa sadar curhat pada Anya

Anya yang sudah lama ingin berteman dengan Aika semangat mendengar curhatan Aika. "Kamu kenapa? Galau?"

Aika mengangguk, "suamiku dinas diluar seminggu" ujar Aika

Mata Anya mengerjap berkali-kali mendengarkan fakta bahwa Aika sudah menikah, berarti misinya untuk mencomlangkan Aika sedang seseorang sudah gagal sebelum terencana "Kamu sudah menikah?" tanya Anya tergagap

Aika meganggukan kepalanya, "iya" ujar Aika sembari memamerkan cincin nikahnya yang tersemat dijari manisnya. Bodoh! Kenapa Anya tak menyadari sama sekali.

Anya hanya tersenyum memerkan gigi putihnya. Ia kemudian duduk disebelah Aika dengan mencondongkan badannya "Mana suami kamu, aku mau tahu" ujar Anya memelas

"KEPO" ujar Aika sembari menunjukan wajah songongnya membuat Anya merengggut.

Anya memajukan bibirnya, Ia mendesah kecewa karena tak tahu wajah suami Aika. Anya kemudian duduk di bangkunya dan melanjutkan pekerjaan.

Aika hanya menggelengkan kepalanya, Ia melanjutkan pekerjaannya sembari meminum susu hamil berbentuk kotak yang tadi diberikan oleh Andrew kepadanya. Aika kembali focus sembari mengimput beberapa angka untuk melaporkan penjualan bulan ini di salah satu sub perusahaan Custodion.

Tiba-tiba, seseorang lelaki yang Aika kenali sebagai CMO nya mendekat membawa sebuah kotak makan membuat Aika menyengitkan dahinya. "ini untukmu" ujar Andre kemudian berlalu

Aika menatap kotak berisi asinan itu mengerutkan dahi, rasanya Ia tak pernah meminta asinan pada Andre. Aika kemudian teringat kepada Andrew pasti lelaki itu yang meminta Andre untuk membawakannya asinan. Tanpa sadar Aika mengambil handphonennya dan benar saja, beberapa panggilan tak terjawab dari Andrew, wanita hamil itu meruntuki dirinya saat menyadari bahwa Ia menyilent ponselnya.

"Aduh" Aika kemudian menekan nomor hp Andrew, hanya pada deringan pertama . Aika sudah mendengar suara Andrew yang marah karena Aika tak mengangkat telponnya.

"sudah berapa kali saya bilang, jangan silent hp" ujar Andrew memulai omelannya.

Aika hanya mendengarkannya, kemudian Andrew melanjutkan "Kamu sudah makan? jangan bilang kamu lupa makan. Aika! Kamu ini, ini sudah jam 3 sore" omel Andrew

Aika memutar bola matanya malas, Ia menatap jamnya menunjukan pukul sebelas, "Ini baru jam sebelas Tuan Andrew, kamu lupa kalau kamu lagi di Sidney beda waktu lima jam" ujar Aika kesal

Andrew terdengar menghela nafas, "Kamu sudah menerima asinannya, tolong dimakan. Saya ingin sekali memakan asinannya namun disini tak ada asinan jadi saya rasa cukup dengan melihat kamu yang makan keinginan saya akan terpenuhi" ujar Andrew

Aika mengangguk, kemudian mengalihkan panggilannya ke video, Ia membuka asinan itu dan memakannya. Meski tak terlalu suka namun Aika memakannya. "Aku makan dilur jam makan siang, awas ya aku dimarahin oleh Pak Andre kamu yang tanggung jawab" ujar Aika sembari mengunyah asinan yang tiba-tiba terasa enak di lidahnya

Andrew malah tersenyum manis dan hampir membuat Aika tersedak "hati-hati makannya sayang" omel Andrew . lelaki itu kemudian melanjutkan ucapannya "kamu tenang aja, Andre gak akan berani marahin kamu"

"Hah? Pak Andre tahu?" pikiran AIka langsung konek, seingatnya Andre tak hadir diacara pernikahan mereka karena masih dinas diluar kota.

"Kenapa? Gak suka dia tahu, kamu mau flirting sama dia?" sewot Andrew diseberang

Aika sontak saja tersenyum jahil. "kalau iya kenapa?" tantang wanita itu

Tanpa aba-aba, Andrew mematikan panggilan mereka membuat Aika terkikik, nanti saja lelaki itu akan menelponnya. Aika malah dengan cuek meletakan hpnya dan kembali menikmati asinan yang dibawakan Andre untuknya.

Perut Aika tiba-tiba keroncongan minta diisi, Aika mengelus perutnya yang sudah membuncit padahal usia kandungannya baru mau menginjak 6 minggu. Biasanya ibu-ibu di ig yang hamil perut mereka masih datar. Apa karena Aika memang berisi ya? Atau perut Aika yang terlalu tebal?

"Kamu mau makan apa kali ini nak?" tanya Aika, perutnya lapar namun tak ada selera untuk memakan apapun.

Aika memutuskan untuk pergi ke cafeteria perusahaan. Aika memesan steak dan memakannya. Ia menatap steak itu tak berselera. Tiba-tiba saja Aika merindukan Andrew. Ia mencri hpnya untuk menghubungi Anderw namun ternyata ponselnya tertinggal .

Lagi-lagi Andre datang dari arah pintu cafeteria dengan tergesa. Ia seperti sedang menelpon dengan seseorang dan sesekali mencari.. Hingga akhirnya Andre duduk didepannya.

"Aika hp kamu kemana?" tanya Andre

"maaf pak tertinggal"

"Pak Andrew ingin berbicara denganmu"

US (Story between you and me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang